Monday, May 7, 2018


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk strengths, weakness, opportunities dan threats dari organisasi, yang semianya merupakan faktor-faktor strategis.
Satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor strategis eksternal atau (EFAS) dengan faktor strategis internal (IFAS) ke dalam sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategi (SFAS), 5 faktor untuk masing-masing strengths, weakness, opportunities dan threats. Bagi manajemen jumlah tersebut terlalu banyak untuk digunakan secara efektif dalam merumuskan strategi. SFAS mengharuskan para manajer strategi memadatkan faktor-faktor tersebut sehingga menjadi kurang dari sepuluh faktor.
Masalah-masalah dalam kinerja dapat muncul dari tidak tepatnya pernyataan misi, yang dapat terlalu sempit atau justru terlalu luas. Apabila misi tidak memberikan topik integratif bagi bisnis perusahaan, manajer-manajer menjadi tidak jelas dengan arah perusahaan. Tujuan-tujuan dan strategi-strategi dapat bertentangan, dengan divisi-divisi yang saling bersaing satu sama lain daripada bersaing dengan kompetisi di luar yang membawa kerusakan bagi perusahaan sebagai satu kesatuan
1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Apakah analisis situasi SWOT?
2.      Bagaimana analisis faktor-faktor strategis?
3.      Bagaimana tinjauan misi dan tujuan perusahaan?
1.3  Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah untuk :                                                     
1.      Mengetahui analisis situasi SWOT.
2.      Mengetahui analisis faktor-faktor strategis.
3.      Mengetahui tinjauan visi dan tujuan perusahaan.
1.4  Kegunaan Makalah
Tujuan atau kegunaan makalah ini adalah :
1.      Sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan dalam menganalisis situasi dan strategi bisnis suatu perusahaan.
2.      Bagi penulis, menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Stratejik dan mengetahui permasalahan tentang formula strategi (analisis situasi dan strategi bisnis).
3.      Bagi pembaca hasil penulisan makalah ini dapat menambah wawasan tentang formula strategi (analisis situasi dan strategi bisnis).
1.5  Metode
Penyusunan makalah ini menggunakan metode observasi dan kepustakaan, observasi yang dilakukan seperti studi pustaka dengan membaca buku yang berkaitan dengan judul makalah.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori
            Ketika Lewis Platt menjadi CEO Hawlett-Packard pada tahun 1992, ia segera menyadari bahwa perusahaan yang sedang dalam keadaan bahaya karena kehilangan peluang-peluang penting. Komputer, komunikasi dan elektronik bergabung ke dalam satu industri yang saling terkait. Segala sesuatu yang dapat direkam secara digital, seperti program TV, majalah, telepon dan musik pop, dapat didistribusikan melalui TV kabel, satelit, telpon dan komputer personal. Sayangnya, Hawlett-Packard tidak dilibatkan dalam aliansi strategis dan akuisisi yang diperlukan untuk mengambil keuntungan atas perkembangan tersebut. Apa yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat terhindar dari perusahaan?
            Pengamatan lebih dekat ke dalam kekuatan-kekuatan HP memperlihatkan apa yang oleh Direktur Labolatorium HP, Joe Birnabaum, disebut “ senjata rahasia perusahaan” panduan unik dari teknologi inti yang tidak dapat ditandingi pesaing manapun. Sebagai contoh, HP menawarkan kelompok atau keluarga komputer yang sangat luas ragamnya dan sangat dikenal. HP juga pemimpin instrumen-instrumen tes dan pengukuran, bidang yang menjadi awal dan perusahaan dan selalu mendominasi juga kuat dalam jaringan komputer. Birnbaum mengajukan bahwa perusahaan membaurkan tiga teknologi tersebut untuk menciptakan kategori produk baru.
Mengikuti usulan ini, HP mengembangkan sistem diagnostik untuk penyalur Ford Motor Company yang mengkombinasikan instrumen yang memonitor operasi internal sebuah mobil dengan sebuah komputer HP. Sistem itu memasukan perekam kecil yang disambungkan ke rantai data di kebanyakan mobil Ford dan menyimpan tanda-tanda vital untuk analisis selanjutnya di bengkel. HP memenangi kontrak Ford sebesar US$ 63 juta atas IBM karena keahlian pengukurannya. Menurut manajer Ford, “Instrumen HP adalah faktor kunci kami”. HP juga mulai mengembangka produk-produk lain yang dapat mengambil keuntungan dari kompetensi intinya, server video, alat-alat TV interaktif, dekoder TV kabel digital, printer video, notepads interaktif, monitor kesehatan, statsiun kerja dokter dan sebagainya.
Contoh tersebut menunjukan bagaimana sebuah perusahaan dapat menggunakan analisis situasionalnya untuk memulai perumusan strategi. Manajemen menganalisis baik lingkungan internal maupun eksternal HP sampai tingkat tertentu, untuk menemukan kompetensi inti perusahaan, yang akan memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang baru berkembang.
Perumusan strategi seringkali ditunjukan sebagai perencanaan strategis atau jangka panjang.seperti ditunjukan dalam model manajemen strategis pada bahasan sebelumnya, proses perumusan berurusan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Agar ini tercapai, pembuat strategi harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kunci) pada situasi sekarang.
Pada bahasan ini, kami menghadirkan analisis SWOT sebagai cara yang ssitematis untuk menganalisis situasi, ditunjukan oleh gambar 6.1 (diulang dari gambar bahasan bab sebelumnya) sebagai langkah 5 (a) dari proses pengambilan keputusan. Kami menyarankan bahwa sebelum menghasilkan strategi alternatif yang layak, manajer strategis melakukan tinjauan dan revisi yang diperlukan terhadap misi dan tujuan perusahaan saat ini, yang ditunjukan oleh langkah 5 (b). Langkah 6 kemudian meliputi pembuatan, evaluasi dan seleksi alternatif strategis yang terbaik. Kami mengajukan sekumpulan strategiperusahaan alternatif sebagai cara untuk membantu para manajer strategis memutuskan, tidak hanya industri apa yang harus dimasuki perusahaan, tetap ijuga ke arah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. Setelah memutuskan industri apa yang akan dimasuki, perusahaan harus memutuskan bagaimana mereka dapat bersaing dengan cara yang terbaik ditiap industri tersebut.

2.2 Analisis Situasi SWOT
Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk strengths, weakness, opportunities dan threats dari organisasi, yang semianya merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka perusahaan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan (kompetensi yang langka kadang-kadang dianggap sekumpulan kapabilitas inti kapabilitas yang secara strategis membuat sebuah perusahaan menjadi berbeda). Penggunaan kompetensi langkah perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Sebagai contoh, penekanan oleh Urchel Laboratories dalam membangun kualitas yang baik, mesin pemroses makanan yang murah biaya menyediakan kompetensi langka dalam pemanufakturan yang memungkinkan perusahaan mendominasi industri kesediaan manajemen untuk menyediakan penghematan bagi para pelanggannya dalam bentuk harga murah dari pada mempertahankan harga dan merealisasi laba yang lebih banyak telah menciptakan suatu penghalang masuk bagi pesaing-pesaing yang prospektif. Harga-harga terlalu rendah untuk menarik perusahaan lain kedalam bisnis.

2.2.1 Menghasilkan Ringkasan Analisi Faktor Faktor Strategis (SFAS)
            Satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor strategis eksternal atau (EFAS) dengan faktor strategis internal (IFAS) ke dalam sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategi (SFAS), sebagaimana ditunjukan pada gambar 6.2 contoh-contoh EFAS dan IFAS untuk perusahaan maitag corporation berisi 20 faktor strategis, 5 faktor untuk masing-masing strengths, weakness, opportunities dan threats. Bagi manajemen jumlah tersebut terlalu banyak untuk digunakan secara efektif dalam merumuskan strategi. SFAS mengharuskan para manajer strategi memadatkan faktor-faktor tersebut sehingga menjadi kurang dari sepuluh faktor. Penggunakan bentuk SFAS meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
            Pertama, daftarkan item-item EFAS dan IFAS yang paling penting dalam Kolom Faktor Strategis Kunci; tunjukan mana yang merupakan kekuatan (s), kelemahan (w), peluang (o), dan ancama (t). Kedua, tinjaulah bobot yang diberikan untuk faktor-faktor dalam tabel EFAS dan IFAS tersebut, dan sesuaikan jika perlu sehingga jumlah total pada kolom bobot EFAS dan IFAS mencapai angka 1.00. Ketiga masukan pada kolom peringkat, peringkat yang diberikan manajemen perusahaan terhadap setiap faktor dari tabel EFAS dan IFAS. Keempat kalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan jumlah pada kolom skor berbobot. Kelima, berikan tanda (x) dalam kolom durasi untuk menunjukan apakah sastu faktor memiliki horizon waktu jangka pendek (< 1 tahun) jangka menengah (1-3 tahun), jangka panjang (> 3 tahun). Keenam, berikan keterangan untuk masing-masing faktor dari tabel EFAS dan IFAS.
            SFAS yang dihasilkan meringkas faktor-faktor strategis eksternal dan internal perusahaan dalam satu bentuk. SFAS hanya berisi faktor-faktor yang paling penting dan juga menyediakan basis bagi perumusan strategi. Apabila menganalisis setiap manajemen perusahaan yang menggunakan EFAS dan IFAS yang dikombinasikan ke dalam bentuk SFAS, kita dapat memuat peringkat manajemen perusahaan dalam industri tersebut, berdasarkan manajemen mereka terhadap setiap faktor strategis perusahaan.

2.2.2 Menemukan Ceruk yang Menjanjikan
            Satu hasil yang diinginkan d ari menganalisis faktor-faktor strategis adalah mengidentifikasi ceruk yang menjanjikan, dimana organisasi dapat menggunakan kompetensi langkahnya semaksimal mungkin. Ceruk yang menjanjikan (propitious niche) adalah kekuatan bersaing khusus yang dimiliki perusahaan yang sangan sesuai dengan lingkungan internal dan eksternalnya, yang tidak mungkin dihadapi oleh perusahaan lain.
            Menemukan ceruk semacam itu tidak selalu mudah. Manajemen harus selalu mencari jendela-jendela strategis, yaitu peluang-peluang pasar yang unik. Perusahaan pertama, melalui jendela-jendela strategis itu, dapat menduduki ceruk yang menjanjikan dan menghalangi terjadinya persaingan (bila perusahaan memiliki kekuatan internal yang diperlukan). Perusahaan yang telah sukses menemukan ceruk menjanjikan adalah Frank J. Zamboni pemanufaktur mesin penghalus es pada ring hoki dan seluncur es. Frank Zamboni menemukan mesin serupa traktor yang unik pada tahun 1949, dan tidak seorangpun mampu menemukan produk substitusinya. Sebelum Zamboni menemukan mesin tersebut, manusia harus menemukan es ring dengan menggunakan tangan. Kini para penggemar es justru menantikan waktu sela dalam pertandingan hoki untuk menyaksikan “mesin Zamboni” mengubah dataran es yang kasar menjadi sehalus cermin. Selama perusahaan Zamboni terus memproduksi mesin dalam jumlah dan kualitas yang diinginkan pada harga yang rasional, hampir tidak mungkin akan ada perusahaan lain yang mampu mengejar ceruk menjanjikan Frank Zamboni & Company.
            Dalam analisis situasi, perusahaan mungkin saja mendapati kenataan bahwa ia harus berinvestasi besar-besaran pada kapabilitas untuk membuat mereka tetap bersaing dalam ceruk yang berubah.


2.3 Meninjau Misi dan Tujuan Perusahaan.
Manajemen harus menguji ulang misi dan tujuan perusahaan saat ini sebelum dapat menghasilkan dan mengevaluasi strategi-strategi alternatif. B. B. Tregoe dan J. W Zimmerman menekankan pentingnya langkah ini :
Ketika membuat keputusan, ada kecenderungan umum untuk berkonsentrasi hanya pada alternatif-alternatif saja kemungkinan-kemungkinan tindakan daripada pada tujuan yang ingin kita capai. Kecenderungan itu begitu meluas karena memang lebih mudah untuk beruurusan dengan tindakan alternatif yang ada daripada memikirkan apa yang ingin kita capai di masa yang akan datang. Memproyeksikan sekumpulan nilai ke depan adalah pekerjaan yang sangat sulit. Hasilnya, kita akan membuat pilihan-pilihan yang sesuai dengan tujuan-tujuan kita dan bukannya pilihan-pilihan yang sesuai dengan tujuan-tujuan kita dan bukannya pilihan-pilihan berkonsolidasi dengan tujuan-tujuan yang jelas.
Masalah-masalah dalam kinerja dapat muncul dari tidak tepatnya pernyataan misi, yang dapat terlalu sempit atau justru terlalu luas. Apabila misi tidak memberikan topik integratif bagi bisnis perusahaan, manajer-manajer menjadi tidak jelas dengan arah perusahaan. Tujuan-tujuan dan strategi-strategi dapat bertentangan, dengan divisi-divisi yang saling bersaing satu sama lain daripada bersaing dengan kompetisi di luar yang membawa kerusakan bagi perusahaan sebagai satu kesatuan.
Satu contoh revisi misi perusahaan adalah yang pernah dilakukan oleh ameican telephone and telegraph (AT&T). Misi hasil revisi AT&T dipublikasikan dalam laporan tahunan 1980 AT&T kepada para pemegang saham, dan memiliki pengaruh penting terhadap strategi masa depan perusahaan :
“Kami tidak lagi memandang bahwa bisnis kami terbatas pada telepon atau telekomunikasi. Bisnis kami adalah bisnis yang mengatasi informasi, bisnis pengetahuan. Dan pasar yang kami kejar adalah dunia global”.
            Tujuan-tujuan sebuah perusahaan dapat juga dinyatakan dengan cara yang tidak tepat. Tujuan tersebut barangkali terlalu berfokus pada sasaran operasional jangka pendek, atau telalu luas sehingga pedoman yang nyata tidak cukup tersedia. Akan ada kesenjagan perencanaan antara tujuan yang direncanakan dengan yang dicapai. “Apabila kesenjangan tersebut terjadi, manajemen harus mengubah strategi unutk meningkatkan kinerja atau menurunkan tujuan yan gakan dicapai agar lebih realistis. Oleh karena itu, diperlukan tinjauan yang bersifat konstan terhadap tujuan-tujuan untuk memastikan manfaatnya. Sebagai contoh, pada tahun 1992 manajemen puncak Toyota Motor Corporation menyadari bahwa tujuan Global 10 mereka unutk mencapai 10% pasar kendaraan global pada akhir abad 30 tidak layak lagi. Mereka kemudian mengubah penekanan dari pangsa pasar ke laba. Menurut direktur senior Iwao  Isomura, gagasan unutk produksi pangsa pasar yang besar tidak lagi menjadi prinsip penting bagi perusahaan” Ditambahkan oleh presiden perusahaan Shoichiro Toyoda yang terutama adalah mencapai kemakmuran mutual.



BAB 3
PENUTUP
3.1  Simpulan
Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.
Tujuan-tujuan dan strategi-strategi dapat bertentangan, dengan divisi-divisi yang saling bersaing satu sama lain daripada bersaing dengan kompetisi di luar yang membawa kerusakan bagi perusahaan sebagai satu kesatuan. Strategi perusahaan menentukan : (1) Orientasi perusahaan terhadap pertumbuhan ; (2) Industeri pasar yang akan dimasuki.
3.2  Saran
Hendaknya jika perusahaan mengaplikasikan SWOT dalam perusahaannya, kemungkinan besar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar karena SWOT sendiri mempunyai elemen yang kuat yang dibutuhkan oleh perusahaan (strength, weakness,opportunities, dan threats ), penggunaan kompetensi langkah perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor strategis eksternal atau (EFAS) dengan faktor strategis internal (IFAS) ke dalam sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategi (SFAS). Karena dalam SFAS mengharuskan para manajer strategi memadatkan faktor-faktor yang kurang di dalam persuahaan, selain itu SFAS bersisi faktor-faktor yan gpaling penting dan juga menyediakan basis bagi perumusan strategi perusahaan. Bila semua faktor-faktor telah dijalankan, memunculkan peluang besar, jika perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lancar dalam memncapai tujuannya.



0 komentar:

Post a Comment