Monday, May 7, 2018


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Griffin (2000) mendefinisakan strategi sebagai rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya sekedar mencapai, akan tetapi strategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi dilingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya. Bagi organisasi   bisnis,   strategi   dimaksudkan   untuk   mempertahankan   keberlangsungan   bisnis   perusahan dibandingkan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Secara   umum,   sebuah   strategi   memiliki   komponen-komponen   strategi   yang   senantiasa dipertimbangkan dalam menentukan strategi yang akan dilaksanakan. Kompotensi yang berbeda adalah suatu yang dimiliki oleh perusahan di mana perusaha melakukannya dengan baik dibandingkan dengan perusahan lainnya.   Dalam pengertian lain, kompotensi yang berbeda bermakna kelebihan perusahan dibandingkan perusahan lainnya.
Ruang lingkup adalah  lingkungan di mana organisasi  atau perusahan tersebut  beraktivitas. Lokal, regional atau internasional adalah salah satu contoh ruang lingkup dari kegiatan organisasi.
Menurut Griffin (2000), secara umum strategi dapat dibagi   menjadi dua jenis terlihat dari tingkatannya. pertama  adalah strategi pada tingkatan perusahaan (corporate-level strategy), kedua strategi pada tingkat bisnis (business-level strategy). Ketiga yaitu strategi pada tingkat fungsional (functional
level strategy).
Untuk melihat strategi yang telah ditentukan tepat atau tidak, baik pada tingkat perusahaan maupun pada satuan bisnis yang ditangani, tidak hanya terletak pada akuratnya analisis staregik yang dilakukan. Juga tidak hanya terletak pada tepatnya pilihan yang dijatuhkan pada suatu alternative yang diperkirakan akan  mendukung keseluruhan upaya untuk  mecapai tujuan dan  berbagai   sasaran serta mengembangkan misi yang telah ditentukan, melainkan terutama pada analisis terakhir terjadi pada waktu strategi tersebut diimplementasikan.
1.2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi fungsional?
2. Apa saja jenis strategi fungsional?
3. Apa yang dimaksud pilihan strategis?
1.3 Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian strategi fungsional.
2. Menguraikan dan menjelaskan jenis-jenis strategi fungsional.
3. Menjelaskan yang dimaksud dengan pilihan strategis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Strategi Fungsional
2.1.1 Pengertian
Strategi fungsional memaksimalkan produktivitas sumber daya, mengarahkan pada kompetensi tersendiri yang memberikan perusahaan / unit bisnis suatu keunggulan kompetitif.
Dalam batasan-batasan strategi bisnis dan perusahaan, strategi bisinis menggabungkan beragam kegiatan dan kompetensi dari tiap fungsi untuk meningkatkan kinerja.
Sebagai contoh : Bagian manufacturing (proses produksi) perhatian dan peduli dengan pengembangan sebuah strategi yang menurunkan biaya dan meningkatkan kualitas hasil outputnya. Dilain pihak, pemasaran berkepentingan dengan pengembangan strategi yang meningkatkan penjualan.
Strategi-strategi fungsional semacam itu perlu dikembangkan apabila manajer fungsional ingin mengimplementasikan strategi perusahaan dan divisional dengan tepat.


2.1.2 Pemerolehan Sumber daya Dan Kapabilitas
Keputusan penting berkaitan dengan pertanyaan dimana fungsi harus dilakukan adalah haruskah diintegrasi di dalam organisasi atau disediakan oleh kontraktor / konsultan dari luar.
Pemerolehan adalah bagian yang penting dari pengambilan keputusan strategis.
Sebagai contoh  : DuPont Mengontrakkan  pembuatan dan perancangan proyeknya kepada Morisson Knudsen, AT&T mengontrakkan  pemrosessan kartu kreditnya kepada Total System Service (TSS), Northern Telecom kepada Comptronix dan Eastman Kodak Kepada Business Land.
Kunci menuju outsourcing (mengontrakkan) adalah membeli dari luar, hanya kegiatan-kegiatan yang tidak penting terhadap kompetensi tersendiri perusahaan. Oleh karena itu dalam menentukan strategi fungsional, manajer strategi harus :
-          Mengidentifikasi kompetensi inti perusahaan / unit bisnis.
-          Memastikan bahwa kompetensi tersebut terus-menerus diperkokoh.
-          Mengelola kompetensi-kompetensi dalam suatu cara yang melindungi keunggulan   kompetitif yang telah tercipta.
Keputusan outsourcing tergantung pada pecahan dari nilai tambah total aktivitas yang dipertimbangkan  dan jumlah keunggulan kompetitif dalam kegiatan tersebut bagi perusahaan atau unit bisnis.
Apabila pecahan tersebut kecil dan keunggulan kompetitif rendah, maka perusahaan sebaiknya melakukan outsourcing.
2.2 Jenis-jenis Strategi Fungsional
2.2.1 Strategi Pemasaran
Dengan memanfaat strategi pengembangan pasar, perusahaan  atau unit bisnis dapat :
Menangkap dan menguasai pangsa yang lebih besar dari pasar yang ada untuk   produk saat ini melalui kejenuhan pasar.
Mengembangkan pasar baru bagi produk yang ada.
Sebagai contoh : raksasa-raksasa produk konsumen seperti Procter & Gamble,     Colgate-Palmolive dan Unilever, merupakan ahli dibidang penggunaan iklan dan promosi untuk mengimplementasikan strategi penjenuhan / penetrasi pasar untuk mendapatkan pangsa pasar dominan dalam sebuah kategori produk.
Perusahaan-perusahan tersebut juga mengikuti strategi pengembangan pasar kedua dengan mengambil salah satu produk suksesnya di suatu daerah dan memasarkannya di tempat lain.
Sebagai contohnya adalah perusahaan Procter & Gamble  dan Colgate mengingat sukses produk deterjen pra rendam-nya di Eropa, juga sukses memperkenalkan jenis produk pencuci tersebut di Amerika Utara di bawah nama dagang Bz dan Axion.
Dengan menggunakan strategi pengembangan produk, perusahaan / unit usaha bisnis dapat :
-          Mengembangan produk baru untuk pasar yang sudah ada.
-          Mengembangkan produk baru untuk pasar baru.
Bebarapa strategi pemasaran lain ada dalam kategori pasar, lini produk, distribusi, penetapan harga dan kredit, iklan, dan promosi. Di bawah kategori iklan dan promosi misalnya, perusahaan /unit bisnis dapat antara strategi pemasaran “pull and push strategy” .
Banyak perusahaan di Amerika Serikat dan Kanada mengikuti strategi dorong dengan mengeluarkan dana yang besar pada promosi perdagangan untuk mendapatkan atau mempertahankan tempatnya di rak / estalase took-toko eceran. Promosi pemasaran termasuk potongan harga, penawaran khusus dalam took dan kuota iklan yang dirancang untuk mendorong produk melalui sistem distribusi.
Kellog Company, akhir-akhir ini memutuskan untuk mengubah penekanannya dari strategi dorong menjadi strategi tarik, dengan menekankan pada periklanan konsumen yang dirancang untuk menarik produk dari rak-rak barang di took-toko dengan membangun kesadaran merek sebelum pembeli memasuki took.
Strategi pemasaran yang lain berkaitan dengan strategi distribusi dan penetapan harga. Hal tersebut dijalankan perusahaan “Maytag Corporation”, tidak memilih untuk menjual produk peralatan rumah tangga merek maytag-nya, melainkan melalui “Sears Brand Central”.
2.2.2 Strategi Keuangan
Tujuan strategi finansial adalah untuk menyediakan perusahaan suatu struktur finansial dan dana yang cukup untuk mencapai tujuan secara umumnya. Sebagai tambahan, strategi finansial menguji pengaruh keuangan terhadap pilihan-pilihan strategis perusahaan atau unit bisnis dan mengidentifikasikan tindakan finansial yang terbaik.
Strategi finansial juga menyediakan keunggulan kompetitif melalui biaya pendanaan yang lebih rendah dan kemampuan fleksibel untuk memperbesar modal dan untuk mendukung strategi bisnis. Strategi finansial biasanya berusaha memaksimalkan nilai finansial sebuah perusahaan.
Tingkat yang diharapkan dari hutang vs modal vs pendanaan internal jangka panjang dengan aliran kas merupakan permasalahan pokok dalam strategi finansial. Banyak perusahaan berskala kecil dan menengah seperti ”Urschell Laboratories”, mencoba menghindari semua sumber dana eksternal untuk menghindarkan keterikatan dengan pihak luar dan memelihara pengendalian rumah tangga perusahaan.
Strategi finansial yang terkenal adalah Leveraged By Out (LBO). Dimana dalam LBO ini, perusahaan dibeli dalam sebuah transaksi yang didanai oleh sebahagian besar hutang, yang biasanya diperoleh dari pihak ketiga, seperti misalnya dari perusahaan asuransi. Pada akhirnya hutang dibayar dengan uang yang diperoleh dari operasi perusahaan yang dibeli atau dngan penjualan kekayaannya. Penelitian mengungkapkan bahwa perusahaan yang diambil lewat LBO cenderung mengurangi pengeluaran R & D dalam usahanya untuk tetap menguntungkan.
Kinerja perusahaan cenderung lebih baik daripada rata-rata industri sampai dengan tiga tahun setelah pembelian, tetapi kemudian dalam periode empat tahun sampai tujuh tahun keadaannya lebih buruk daripada rata-rata industri.
Motivasi manajemen yang semula tinggi, pada akhirnya menurun dan perusahaan mulai menderita kekurangn strategi jangka panjang. Untuk menghindari keadaan tersebut, manajemen sering  mengambil publik LBO lagi, sekitar tiga sampai lima tahun setelah pembelian.
2.2.3 Strategi Penelitian dan Pengembangan
Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada teknologi untuk keberhasilan mereka semakin memperhatikan perkembangan strategi R&D yang melengkapi strategi tingkat bisnis. Salah satu dari berbagai pilihan R&D  adalah menjadi pemimpin atau pengikut.
Michael E.Porter menyatakan bahwa membuat keputusan untuk menjadi pemimpin teknolgi atau pengikut teknologi adalah satu cara untuk mencapai biaya rendah keseluruhan atau diferensiasi.
Strategi R&D Dan Keunggulan Kompetitif

Kepemimpinan Teknologi
Kepengikutan Teknologi
Keunggulan Biaya
Pionir rancang produk biaya rendah
Menjadi yang pertama didalam kurva pengalaman
Menciptakan cara-cara melakukan kegiatan bernilai dengan biaya rendah
Menurunkan biaya-biaya produk atau kegiatan lain dengan belajar              dari pengalaman pemimpin
Menghindari biaya R&D melalui imitasi
Diferensiasi
Pionir produk unik yang menaikkan nilai pembeli
Inovasi dalam kegiatan lain untuk meningkatkan nilai pembeli
Menyesuaikan produk atau system penyaluran lebih dekat kepada kebutuhan pelanggan dengan belajar dari pengalaman pemimpin.
Sumber : T.L. Wheelen, J.D. Hunger (2000:166)
2.2.4 Strategi Operasi
Strategi operasi menentukan bagaimana dan dimana sebuah produk / jasa diproses atau dibuat, tingkat integrasi vertical yang dibutuhkan dan penyebaran sumber daya fisik yang diperlukan, dan hubungan dengan pemasok yang diinginkan. Untuk memulai, strategi operasional perusahaan akan dipengaruhi oleh siklus hidup produk.
S. Kotha dan D. Orne menyatakan bahwa strategi operasi memiliki beberapa karakteristik, berdasarkan strategi kompetitif dari perusahaan atau unit bisnis yang memiliki bagian operasi (Seperti tergambar pada table 2).
Strategi pemanufakturan juga harus menjawab permasalahan integrasi vertical yaitu keputusan untuk membuat atau membeli.
Teknologi-teknologi baru dalam komunikasi, logistik dan system informasi telah mengurangi popularitas integrasi vertical dalam pemanufakturan.
Integrasi Quasi yaitu perusahaan membeli kepemilikan sebagian dari pemasok atau distributor kunci, menjadi semakin popular. Pemasok internal perusahaan juga digunakan oleh sebuah jaringan kerja dari pemasok eksternal independen yang dihubungkan oleh kontrak jangka panjang dan hubungan personal yang dekat.
Pengaruh Strategi Bisnis Terhadap Strategi Operasi
Strategi Bersaing bersama
Karakteristik Strategi Operasi
Penekanan yang kuat pada kepemimpinan Biaya
Penekanan yang kuat pada pengurangan dan pengendalian biaya
Ketrampilan teknik tingkat tinggi
Penekanan kuat pada penghilangan persediaan
Standar produksi tingkat tinggi
Aliran material dan mesin tingkat tinggi
Penekanan yang kuat pada diferensiasi
Penekanan kuat pada produk dan jasa bernilai premium
Kompleksitas produk tingkat tinggi
Berbagai variasi produk akhir
Keterampilan teknik tingkat tinggi
Fleksibilitas penjadwalan produksi tingkat tinggi

Strategi operasi juga harus berkaitan dengan tingkat optimal yang harus digunakan perusahaan dalam proses organisasinya.
Advanced Manufacturing Technology (AMT) akan merevolusi operasi dengan cakupan dunia dan akan sangat berpengaruh jika perusahaan mengintegrasi berbagai kegiatan bisnis dengan menggunakan prinsip rancang dengan bantuan komputer (Computer Aided Design / CAD) dan pemanufakturan dengan bantuan komputer (Computer Aided Manufacturing / CAM).
Kegunaan CAD / CAM, sistem pemanufakturan fleksibel, sistem yang terkendali oleh komputer, alat-alat otomatis, robot, perencanaan sumber daya pemanufakturan (Manufacturing Resource Planning / MRP), teknologi produksi teroptimasi dan penyaluran. Just In Time / JIT, memberi kontribusi terhadap fleksibilitas yang lebih tinggi, waktu respon yang cepat dan produktivitas yng lebih tinggi.
2.2.5 Strategi Pembelian
Strategi pembelian berhubungan dengan bagaimana mendapatkan bahan mentah, suku cadang dan peralatan yang dibutuhkan didalam pelaksnan fungsi operasi. Adapun beberapa cara pembelian yang dipilih antara lain : sumber ganda, tunggal dan sejajar.
Dengan penggunaan sumber ganda, perusahaan pembeli memesan suatu bahan baku / suku cadang dari beberapa penjuan / pemasok.
Menggunakan sumber ganda disini secara sederhana setelah dipertimbangkan, lebih unggul / menguntungkan daripada pendekatan-pendekatan sistem pembelian lainnya dengan alasan :
Mendorong pihak penjual / pemasok untuk bersaing dalam melayani pihak pembelinya. Apabila satu pemasok tidak bisa melayani dan memenuhi pesanan, masih ada alternatif pemasok lain yang mampu dan sanggup memenuhinya sehingga kelancaran operasional produksi tidak terganggu.
Tetapi pemikiran seorang konsultan manajemen terkenal, W. Edward Deming, lebih menekankan untuk menganjurkan penggunaan sistem sumber tunggal, karena mudah untuk mengendalikannya dan untuk mendapatkan kualitas pemasok dan kualitas bahan yang dibelinya.
Dalam hal ini, W.E. Deming, juga berpendapat bahwa pembeli seharusnya bekerja secara harmonis dan dekat dengan pemasok pada tahap-tahap yang ada. Karena langkah tersebut dapat mengefisienkan biaya maupun waktu pada proses perencanaan dan perencanaan proses pembelian.
Penggunaan sumber tunggal bagaimanapun, memiliki kelemahan / keterbatasan yaitu apabila pemasok tunggalnya tidak mampu memenuhi pesanan, tidak ada alternatif lain sehingga proses produksi tertunda / ditangguhkan.
Keterbatasan penggunaan sumber tunggal telah membawa pada pengembangan penggunaan sumber sejajar. Dimana dalam penggunaan ini, dua pemasok merupakan pemasok tunggal, tetapi mereka juga merupakan pemasok bahan bagi masing-masing bahan lainnya. Jadi bila pemasok tidak mampu melayani pesanan, pemasok lain diminta untuk memenuhinya.
2.2.6 Strategi Logistik
Strategi logistik berhubungan dengan arus produk kedalam dan keluarnya bahan dalam proses manufaktur.
Pada dekade 1990-an, terdapat dua kecenderungan yaitu : sentralisasi dan penggunaan sumber luar. Untuk mendapatkan sinergi logistik diantara unit-unit bisnis / perusahaan-perusahaan mulai memusatkan logistik-logistik dan dikoordinir kantor pusat.
Kelompok logistik yang disentralisasi tersebut tediri dri para spesialis dengan keahlian didalam sistem-sistem transportasi (internal dan eksternal). Perusahaan-perusahaan seperti Amoci Chemical, Georgia Pasific, Union Carbid, dan lain-lain, memandang  bahwa fungsi logistik merupakan suatu cara penting untuk membedakan mereka dengan para pesaingnya.
Disisi lain juga banyak perusahaan membuktikan bahwa penggunaan sumber logistik menurunkan biaya dan memperbaiki efisiensi waktu pengiriman.
Menurut George Gecomwets, Direktur Eksekutif Dewan manajemen Logistik, dengan meningkatnya persaingan global akan memotivasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk meningkatkan penggunaan sumber luar fungsi logistik mereka.
2.2.7 Strategi Manajemen SDM
Strategi-strategi dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM), system informasi dan bidang-bidang fungsional penting lain bagi perusahaan adalah bervariasi menurut jenis industrinya.
Strategi Manajemen SDM, perlu menjawab permasalahan apakah perusahaan harus menyewa karyawan / tenaga kerja yang kurang terampil dalam jumlah besar yang tentunya akan menerima upah rendah, melakukan pekerjaan berulang-ulang dan cenderung berhenti setelah waktu tertentu (kontrak selesai) yang cukup singkat. Lain halnya strategi yang dilakukan oleh restoran McDonald’s, menyewa karyawan / tenaga kerja yang sangat terampil dalam jumlah yang relatif sedikit dengan upah yang tinggi, dapat dilatih dan dikembangkan dengan cepat agar dapat dengan cepat berpartisipasi dengan tim-tim otonomi.
Banyak perusahaan menggunakan pekerja buruh waktu dan karyawan sementara dan juga bereksperimen dengan menyewa / mengontrak karyawan dari agen pengadaan tenaga kerja.
Untuk mengurangi biaya dan memperoleh fleksibilitas yang lebih tinggi, banyak perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat menyewa tenaga kerja lebih dari satu juta pekerja pada tahun 1993. Pendekatan pelatihan manajemen perlu dbuat untuk strategi bersaing perusahaan / unti bisnis.
Sebagai contoh : semakin prospektif suatu strategi bisnis, semakin penting pelatihan lintas fungsional. Sebaliknya, pihak yang bertahan akan menekankan pengembangan keterampilan di dalam bidang-bidang fungsional.
Strategi Manejemen SDM lain berkaitan dengan pertanyaan tentang promosi dari dalam atau rekruitmen manajer dari luar perusahaan.
2.2.8 Strategi Sistem Informasi
Dewasa ini pengertian suatu informasi adalah selalu dikaitkan dengan penggunaan EDP (Electronics Data Processsing) dan sebatas pemberian data / informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan walaupun tanpa disadari bahwa penggunaan yang demikian sudah tidak memadai dan ketinggalan zaman. Bila dihitung dan dianalisis dengan menggunakan teknik Cost Benefit Analysis (CBA), akan menunjukkan bahwa biaya yang akan dikeluarkan akan lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh.
Dalam persaingan yang begitu ketat sekarang ini, disamping kebijakan pemerintah yang selalu berubah-ubah, mau tidak mau setiap perusahaan harus sudah mulai menggali konsep “Keunggulan bersaing” ( Competitive Advantage).
Dengan keunggulan ini dihrapkan perusahaan akan semakin berkembang tanpa harus takut untuk disaingi oleh para pesaing.
Hal penting dari uraian di atas adalah bahwa perusahaan sekarang harus mulai mengubah tujuan dari penggunaan system informasinya sesuai dengan perkembangan teknologi yang baru.
Perubahan system ini perlu untuk pencapaian “Keunggulan bersaing” tersebut agar perusahaan dapat siap untuk memasuki era globalisasi dan bersaing dengan perusahaan asing lainnya.
 Strategi Yang Harus Dihindari
Beberapa jenis strategi perusahaan atau unit bisnis atau fungsional adalah cukup berisiko. Para manajer yang telah membuat analisis yang buruk atau kurang kreatif dapat terperangkap untuk ikut mempertimbangkannya.
Adapun strategi-strategi yang harus dihindari :
-          Mengikuti pemimpin : Meniru strategi pesaing pemimpin kelihatannya merupakan ide yang bagus, tetapi hal itu mengabaikan kekuatan dan kelemahan tertentu perusahaan dan kemungkinan pemimpin salah. Fujitsu Ltd adalah perusahaan pembuat komputer terbesar kedua di dunia, sejak tahun 1960-an, didorong oleh ambisi untuk mengejar  IBM. Sama halnya dengan IBM, Fujitsu bersaing terutama sebagai pembuat komputer mainframe. Namun demikian, Fujitsu gagal karene tidak menyadari bahwa pasar mainframe sudah jenuh dan pada tahu 1993 menurun dengan pesat.
-          Pukul yang lain dan lari : Apabila perusahaan berhasil karena telah menjadi pionir sebuah produk yang benar-benar sukses, maka perusahaan tersebut memiliki kecenderungan untuk mencari produk superior lain untuk memastikan terjadinya pertumbuhan dan kemakmuran. Seperti bertaruh dalam pacuan kuda, probabilitas mencari pemenang kedua adalah tipis. Polaroid telah menghabiskan banyak dana dalam mengembangkan kamera film instan, tetapi publik justru mengabaikannya. Xerox memperkenalkan produk revolusioner baru yang disebut “Xenith”, yang mengkombinasikan komputasi, scanning, faksimili dan penggandaan dalam rangka untuk meniru sukses alat pengganda aslinya.
-          Bertempur : Memasuki suatu pertempuran bersemangat dengan perusahaan lain untuk suatu peningkatan pada pangsa pasar mungkin memang menaikkan pendapatan penjualan, tetapi biaya-biaya iklan, promosi, R&D, dan pemanufakturan yang tinggi justru lebih dari apa yang diperoleh. Sejak deregulasi penerbangan, perang harga telah memberikan kontribusi kepada margin laba yang rendah atau kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar seperti Eastarn dan Continental.
-          Lakukan apa saja  : Ketika dihadang dengan beberapa peluang yang menarik, pihak manajemen cenderung mengambil semuanya. Pada awalnya, perusahaan mungkin saja memiliki sumber daya  yang cukup untuk mengembangkan setiap ide-ide kedalam sebuah proyek, tetapi kebutuhan akan sumber daya yang besar bagi setiap proyek dengan segera akan menghabiskan uang, waktu, dan tenaga yang ada.
-          Kehilangan tangan : Perusahaan dapat saja telah menanamkan investasinya  yang begitu besar pada suatu strategi tertentu, dimana manajemen puncak  justru tidak bersedia menerima kenyataan  bahwa strategi tersebut tidak berhasil diterapkan. Mengingat bahwa perusahaan telah menghabiskan banyak dana, sehingga sangat berat untuk mengambil keputusan untuk berhenti, perusahaan terus saja membuang uangnya. Pan American Corporation, memilih untuk menjuan PanAm Buiding dan Intercontinental Hotel, bagian perusahaan yang paling menguntungkan untuk mempertahankan perusahaan penerbangan agar tetap dapat “terbang”. Karena terus menerus merugi, perusahaan tersebut mengambil strategi menjual kekayaannya untuk memperoleh kas, sampai akhirnya semua bisnis terjual dan kemudian bangkrut.


2.3  Strategi Pilihan
Selection of The Best Strategy/ memilih strategi yang terbaik
Setelah manajemen mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai alternatif strategis, selanjutnya manajemen harus memilih salah satu dengan tujuan untuk implementasi. Karena banyak alternatif yang mungkin dipandang layak, bagaimanakah para manajer menentukan strategi yang terbaik ?
G. Steiner dan J. Miner (1977), menyarankan para manajer untuk menjawab 20 pertanyaan pada table 5 berikut sebelum memilih salah satu strategi. Mungkin criteria yang paling penting adalah kemampuan strategi yang diusulkan untuk mengatasi faktor-faktor strategis yng dikembangkan sebelumnya dalam analisis SWOT.
Apabila alternatif tersebut tidak mengambil manfaat dari peluang lingkungan dan kekuatan perusahaan dan mengarah  pada ancaman lingkungan dan kelemahan perusahaan, maka strategi tersebut mungkin gagal.
Pertimbangan penting lainnya dalam memilih strategi yang terbaik adalah kemampuan setiap alternatif untuk memuaskan tujuan-tujuan yang sudah disepakati dengan penggunaan minimal sumber daya dan dengan sedikit efek samping negatif. Mengembangkan sebuah rencana implementasi sementara untuk mengatasi kesulitan yang mungkin dihadapi manajemen karena  itu merupakan sesuatu yang penting, antara lain :
- Menyusun skenario
- Sikap manajemen terhadap risiko
- Tekanan-tekanan dari lingkungan eksternal
- Kebutuhan dan keinginan dari manajer-manajer kunci
- Pilihan strategis
Pengembangan Kebijakan (Development Of Policies)
Pemilihan strategi terbaik bukan akhir dri perumusan strategi. Manajemen sekarang harus menetapkan kebijakan untuk menentukan aturan dasar implementasi. Kebijakan-kebijakan tersebut memberikan pedoman bagi pengambilan keputusan dan tindakan di seluruh organisasi.
Di General Electric (GE) misalnya, Chairman Welch, bertahan bahwa GE menjadi nomor satu atau nomor dua dimanapun bersaing. Kebijakan tersebut memberikan pedoman yang jelas bagi mnajer diseluruh organisasi. Contoh lain adalah kebijakan Casey’s, bahwa sebuah jasa atau lini produk baru dapat ditambahkan kepada took-tokonya hanya ketika produk atau jasanya dapat dibenarkan dari segi meningkatnya lalu lintas tokonya.
Kebijakan sangatlah penting bagi perusahaan multiinasional yang cabang-cabangnya di wilayah geografis yang berbeda, merasa bebas untuk membuat strategi produk secara independen.
Beberapa kebijakan akan menjadi gambaran dari factor sukses penting   (Critical Succes Factors = CSF) perusahaan. CSF ini adalah elemen-elemen yang menentukan kesuksesan atau kegagalan strategi perusahaan, menekankan kompetensi perusahaan untuk memastikan keunggulan kompetitif.
Penelitian menunjukkan bahwa organisasi yang memiliki kekuatan dalam CSF memenangkan persaingan. Faktor-faktor tersebut berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Contoh-contohnya antara lain :
- CSF Mc Donald adalah kualitas, kebersihan dan nilai
- Hewlett-Packard memperhatikan masalah pengembangan produk baru
- Dick Mahone, Chairman dan CEO Momnsato Company, menandi R&D produk kimia  baru sebagai sukses kritis dari perusahaannya ketika ia mengatakan bahwa R&D tidak selalu merupakan bagian dari strategi
Kebijakan cendrung panjang masa berlakunya dan bertahan lebih lama dari strategi yang menciptakannya.
Menariknya, kebijakan umum seperti “Pelanggan selalu benar” atau “R&D harus memperoleh prioritas utama dalam setiap permohonan anggaran”, dapat menjadi bagian dari budaya perusahaan. Kebijakan seperti itu membuat implementasi strategi-strategi tertentu menjadi lebih mudah, tetapi juga menghambat pilihan strategis manajemen puncak. Untuk alasan itulah, maka perubahan pada kebijakan harus diikuti dengan perubahan pada strategi. Mengelola kebijakan adalah salah satu cara untuk mengelola budaya perusahaan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi fungsional (functional strategy) merupakan suatu pendekatan terhadap area fungsional untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimumkan produktivitas sumber daya.
Strategi ini dititikberatkan pada pengembangan dan pemeliharaan suatu kompetensi khusus (distinctive competency) untuk menghasilkan keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan atau unit bisnis.
1. Strategi  Pemasaran
Strategi pemasaran (marketing strategy) berkaitan dengan penetapan harga (pricing), penjualan (selling), dan pendistribusian (distributing) produk.
2. Strategi Keuangan
Strategi keuangan (financial strategy) menguji implikasi keuangan dari pilihan strategis suatu perusahaan atau   unit   bisnis   dan   mengidentifikasi   tindakan   keuangan   yang   terbaik.  Strategi   ini   juga   dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui biaya modal/dana yang lebih rendah dan kemampuan yang fleksibel untuk meningkatkan jumlah modal demi mendukung suatu strategi bisnis.
3. Strategi Penelitian & Pengembangan
Strategi penelitian dan pengembangan (R&D  strategy)  berkaitan dengan inovasi dan pengembangan produk dan proses.  Salah satu pilihan dalam strategi R&D adalah apakah perusahaan akan menjadi pemimpin   teknologi   (technological   leader)   yaitu   menjadi   pelopor   inovasi,   atau   menjadi   pengikut teknologi (technological follower) yaitu meniru produk pesaing.
4. Strategi Operasi
Strategi   operasi   (operation   strategy)  menentukan   bagaimana   dan   di  mana   suatu   produk  atau   jasa diproduksi,   tingkat   integrasi   vertikal   dalam   proses   produksi,   penyebaran   sumber   daya   fisik,   dan hubungan dengan para pemasok.  Strategi ini juga berkaitan dengan tingkat optimalisasi penggunaan teknologi dalam proses operasi.
5. Strategi Pembelian
Strategi pembelian (purchasing strategy) berhubungan dengan perolehan bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi operasi.
6. Strategi Logistik
Strategi logistik (logistic strategy) berkaitan dengan aliran bahan dan produk ke dalam dan keluar dari proses produksi.
7. Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia
Strategi   ini  menekankan   pada   bagaimana   suatu   perusahaan   atau   unit   bisnis   memutuskan   cara pemilihan dan pemanfaatan tenaga kerja. Apakah perusahaan merekrut sendiri atau menggunakan outsourcing. Kemudian apakah menggunakan tenaga kerja yang kurang terampil dengan upah yang murah atau tenaga kerja terampil dengan upah yang tinggi.
8. Strategi Teknologi Informasi
Strategi yang  berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk menghasilkan keunggulan bersaing.  Strategi ini dapat memudahkan hampir semua fungsi lain yang ada di perusahaan dan mendukung strategi yang dilaksanakan oleh unit bisnis dan perusahaan.
Pilihan Strategis: Memilih Strategi Terbaik
Kriteria yang paling penting adalah kemampuan strategi yang diusulkan dalam menangani faktor-faktor strategis spesifik yang dikembangkan sebelumnya melalui analisis SWOT. Pertimbangan penting lainnya dalam memilih suatu strategi adalah kemampuan setiap alternatif strategi untuk memenuhi tujuan dengan sumber daya terkecil dan efek samping paling sedikit. Dua hal yang berkaitan dengan pemilihan strategi:
a. Menyusun scenario perusahaan, dan b. Proses penetapan pilihan strategis

DAFTAR PUSTAKA

A. Sri Wahyudi, SE, MBA, 1995, Manajemen strategic : Pengantar Proses Berpikir Strategik, Binarupa Aksara, Jakarta
George A. Steiner & John B. Miner, 1977, Management Policy And Staretegy, Macmillan College Publishing Company, Inc
S. Kotha & D. Orne, 1989, Generic Manufacturing Strategies : A Conceptual Synthesis, John Willey & Sons, Inc
Thomas L. Wheelen & J. David Hunger, 2000, Strategic Management & Business Policy, Seventh Edition, Addison-Wesley Publishing Company, Inc.







1 comment: