Monday, May 7, 2018

MAKALAH INTERNAL SCANING : ORGANIZATIONAL ANALYSIS


BAB I
PENDAHULUAN

  1.1            Latar Belakang
Strategi yang dirumuskan perusahaan merupakan keahlian manajemen dalam mengelola perusahaan.Strategi sebenarnya merupakan aktivitas manajemenuntuk memperkuat posisi organisasi.Tanpa strategi dalam mengelola perusahaan,seorang manajer seolah-olah melangkah dalam ketidakpastian.Strategimerupakan faktor internal yang penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaandan pengambilan keputusan.Manajemen dengan segala keahliannyadituntut untuk menyusun strategi yang cocok untuk perusahaan yang dipimpinnya.
Perencanaan stratejik merupakan suatu proses manajemen yang sistematisyang dapat diartikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan atas program-programyang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumberdaya yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun kedepan (Govindarajan et.al., 2001;300). Perencanaan strategik menempati posisiyang krusial, karena menentukan kekomprehensifan, kekoherenan, dankeseimbanganrencana jangka panjang dan rencana jangka pendek yang dihasilkanoleh organisasi (Mulyadi, 2001; 121).
  1.2            Rumusan Masalah
1.      Apaitu Internal Scanning?
2.      Bagaimana struktur Organizational Analysis?
3.      Bagaimana Pendekatan Sumber Daya terhadap Analisis Keorganisasian?
4.      Apa saja pendekatan lingkungan internal?

  1.3            Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengidentifikasi dan menjelaskan tentang Internal Scanning;
2.      Menjelaskan struktur Organizational Analysis.
3.      Macam macam analisis dan strategi tindakan perusahaan untuk mencapai keberhasilan

  1.4            Metode
Penyusunan makalah ini menggunakan metode observasi dan kepustakaan, observasi yang dilakukan seperti studi pustaka dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan judul makalah.



BAB II
PEMBAHASAN
  2.2   Internal Scaning 

Internal scanning didefinisikan sebagai penelitian, analisis dan penggunaan informasi tentang sumber daya-sumber daya perusahaan/organisasi (seperti staffing, financial, inventory, facilities), komunikasi-komunikasi dan elemen-elemen penting tertentu, pengerhaun yang membantu mananjemen dalam menentukan rangkaian aksi ke depan.


  2.1.1      Pendekatan Berbasis Sumber Daya untuk Analisis Organisasi
Pengamatan dan analisis peluang lingkungan eksternal dan ancaman tidak cukup memberikan organisasi keuntungan kompetitif. Analis juga harus melihat didalam perusahaan sendiri untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal yang strategis- kekuatan dan kelemahan yang menentukan apakah suatu perusahaan akan dapat mengambil keuntungan dari peluang sambilmenghindariancaman.Pengamatan internal, sering disebut sebagai analisis organisasi, yang bersangkutandengan mengidentifikasi dan mengembangkan sumber daya organisasi dan kompetensi.
  2.1.2      Inti dan Kompetensi Khusus
Kemampuan sebuah perusahaan yaitu kemampuan untuk mengeksploitasi sumber dayanya. Mereka terdiri dari proses bisnis dan rutinitas yang mengelola interaksi antara sumber daya untuk mengubah input menjadi output.
Kompetesi dinamis adalah integrasi lintas-fungsional dan koordinasi kemampuan. Misalnya, kompetensi pengembangan produk baru di salah satu divisi darikorporasi.
Sebuah perusahaan harusterusmengasakompetensiinti atau risiko yang menjadiintikelemahan. Ketika kompetensi inti yang lebih unggul daripada kompetisi lain, mereka disebut kompetensi khas.
  2.1.3      Lima langkah, sumber daya berbasis pendekatan analisis strategi, yaitu:
a.       Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sumberdayaperusahaandalamhal kekuatan dan kelemahan.
b.      Menggabungkan kekuatan perusahaan dalam kemampuan spesifik dankompetensi inti.
c.       Menilai potensi keuntungan dari kemampuan dan kompetensi dalam hal potensi merekauntuk keunggulankompetitif yang berkelanjutan dan kemampuan untuk menciptakan keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan mereka.
d.      Pilih strategi yang paling memanfaatkan kemampuan perusahaandankompetensi relatif terhadap peluang eksternal.
e.       Mengidentifikasi kesenjangan sumber daya dan berinvestasi dalam meningkatkan kemampuan.

  2.1.4      Analisis Nilai Tukar Perusahaan
Setiap lini produk perusahaan memiliki rantai nilai tersendiri. Karena kebanyakan perusahaan membuat produk berbeda atau jasa, analisis internal perusahaan melibatkan menganalisis serangkaian rantai nilai yang berbeda. Analisis melibatkan tiga langkah berikut:
a.       Periksa rantai nilai masing-masing lini produk dalam hal berbagai kegiatan yang terlibat dalam menghasilkan produk atau jasa: kegiatan tersebut dianggap memiliki kekuatan (inti kompetensi) atau kelemahan (kekurangan inti)?
b.      Periksa "hubungan" dalam rantai nilai setiap baris produk: Hubungan adalah koneksiantara salah satu nilaiaktivitas (misalnya, marketing) dilakukan danbiaya kegiatan lain (misalnya, kontrol kualitas).
c.       Memeriksa potensi sinergi di antara rantai nilai dari lini produk yang berbeda atau unit bisnis.

  2.1.5      Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah kumpulan keyakinan, harapan, dan nilai-nilai anggota korporasi dan ditransmisikan dari satu generasi karyawan yang lain. Budaya perusahaan umumnya mencerminkan nilai-nilai dari pendiri dan misiperusahaan.
Budaya perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam organisasi:
a.       Menyampaikan rasa identitas bagi karyawan
b.      Membantu menghasilkan komitmen karyawan terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
c.       Menambah stabilitas organisasi sebagai sistem sosial.
d.      Berfungsi sebagai kerangka acuan bagi karyawan untuk menggunakan untuk memahami kegiatan organisasi dan untuk digunakan sebagai panduan untuk perilaku.
Budaya perusahaan membentuk perilaku orang dalam perusahaan, sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebuah budaya yang kuat tidak hanya mempromosikan kelangsungan hidup, tetapi juga harus menciptakan dasar untuk posisi kompetitif yang unggul dengan meningkatkan motivasi kerja diperusahaan.



  2.1.6      Kurva Pengalaman
Manajemen umumnya menggunakan kurva pengalaman dalammemperkirakan biaya produksi dari:
a.       Produk yang belum pernah dibuat dengan teknik dan proses tertentu.
b.      Saat ini produk yang dihasilkan oleh teknik baru perlu diperkenalkan. Konsep ini pertama kali diterapkan dalam industri badan pesawat dan dapat diterapkan dalam industri jasa juga.



  2.2      Organizational Analysis
Organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.
PENDEKATAN ANALISIS ORGANISASI
Menurut Muh Tahir Malik, (2010), sifat abstrak organisasi dan keterkaitannya dengan aspek social menyebabkan cakupan organisasi menjadi sangat luas yang berakibat bahwa studi mengenai organisasi juga dapat dilakukan menurut berbagai sudut pandang yang berbeda. Beberapa pendekatan dalam teori organisasi yang masing-masing diengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Muh Tahir Malik dalam bukunya teori-teori organisasi (2010) menyebutkan pengelompokkan pedekatan teori organisasi itu menjadi tiga aliran utama sesuai dengan kurun waktu pemunculannya, dirangkum sebagai berikut:
1.      Pendekatan klasik
a.       Teori Taylor
Pendekatan klasik dalam teori organisasi diilhami oleh sejumlah konsep yang dikemukakan Frederick W Taylor pada tahun 1919 Rumusan Frederick W Taylor berdasarkan pengalamannya bekerja di sbuah perusahaan baja Betlehem Steel di Amerika Serikat yang secara langsung menyangkut permasalahan organisasi.
Namun begitu, pengembangannya melahirkan pandangan klasik yang terutama berbicara mengenai anatomi organisasi. Konsep Taylor membahas pengaturan cara bekerja, khususnya untuk pekerja pelaksana seperti tukang, operator mesin dan lain sebagainya. Konsep ini mencoba merumuskan cara kerja yang paling efisien. Sebagai seorang ahli teori organisasi, Taylor memusatkan perhatian pada cara terbaik pembagian kerja di tempat kerja dan bukan pada pertanyaan-pertanyaan organisasi secara keseluruhan.
b.      Teori Fayo
Sebagai seorang teoritis, Fayol pertama-tama harus berurusan dengan pertanyaan mengenai struktur organisasi, tetapi resep atau aturan-aturannya juga menyentuh pelaksanaan tenaga kerja. Dengan kecenderungan kearah struktur, dia menyarankan sesuatu yang lebih terpusat yang secara fungsional mengkhususkan struktur organisasi dimana setiap orang atau segala sesuatu menempati tempat yang telah ditetapkan.
c.       Teori Urwick dan Gulick
Luther Gulick dan Lindal Urwick mengemukakan pengalaman manajerialnya lebih focus pada prinsip-prinsip yang mempengaruhi pembagian kerja, koordinasi, menciptakan departemen meliputi tujuan, proses, personil dan tempat.
d.      Teori Max Weber
Menurut Max Weber birokrasi merupakan bentuk organisasi yang paling efisien bila digunakan dalam organisasi yang kompleks sebagai tuntutan masyarakat modern. Prinsip-prnsip birokrasi yang diungkapkan Max Weber adalah, hirarki otoritas yang meliputi hubungan atasan-bawahan dan rantai komando, pembagian tugas pekerjaan yang jelas berdasarkan kompetensi dan spesialisasi fungsional, adanya system aturan regulasi dan prosedur, adanya suatu aturan hokum yang tidak mengenal hubungan pribadi, adanya system prosedur kerja yang menggunakan standarisasi metode, adanya seleksi dan promosi pegawai berdasarkan kompetensi manajerial dan teknis serta otoritas kekuasaan haya berlaku di kantor atau tepat kerja dimana posisi dan jabatan bukan milik individu yang bersangkutan tetapi institusi yang mempekerjakannya.

2.      Pendekatan Neo-Klasik
            Pendekatan Neo-Klasik atau disebut juga sebagai pendekatan Human Relation karena perhatiannya terpusat pada aspek hubungan antar manusia dalam organisasi yang bertumpu pada beberapa prinsip berikut :
a.       Organisasi adalah suatu system social dimana hubungan antara para anggotanya merupakan interaksi social.
b.      Interaksi social itu menyebabkan munculnya kelompok non formal dalam organisasi yang memiliki nora sendiri dan berlaku serta menjadi pegangan bagi seluruh anggota kelompok. Norma kelompok tersebut berpengaruh terhadap sikap maupun prestasi anggota kelompok.
c.       Interaksi social antar anggota organisasi perlu diarahkan agar pengaruhnya positif bagi prestasi individu maupun kelompok. Karena itu diperlukan saluran komunikasi yang efektif yang memudahkan untuk mengarahkan interaksi social antar anggota organisasi demi peningkatan prestasi.
d.      Kelompok-kelompok non formal tersebut bisa saja mempunyai tujuan yang berbeda dengan kepentingan organisasi. Karena itu, pola kepemimpinan yang hanya memperhatikan struktur formal perlu dilengkapi dengan perhatian terhadap aspek psiko-sosial pekrja, agar tujuan kelompok-kelompok non formal tersebut dapat diarahkan sesuai dengan kepentingan organisasi. Untuk itu manajemen perlu memiliki keterampila social disamping keterampilan teknis agar mampu membina munculnya ikatan social yang baik dalam organisasi.
3.      Pendekatan Modern
            Pendekatan klasik memusatkan perhatian pada anatomi organisasi dan tidak memperhatikan aspek social, sedangkan pendekatan neo-klasik justru mementingkan aspek social tetapi kurang memperhatikan anatomi organisasi. Karena itu, antara berbagai pendekatan tersebut tidak bisa tercapai suatu kesatuan pandangan mengenai masalah organisasi.
            Akibatnya, solusi yang muncul dalam analisis terhadap suatu masalah organisasi seringkali berbeda-beda tergantung pada jenis pendekatan yan digunakan sebagai dalam analisis yang dilakukan Muncul pendekatan modern dalam teori organisasi yang seringkali dianggap sebagai pendekatan yang mampu menyatukan seluruhan pandangan dalam analisis organisasi. Pendekatan ini munculnya diawali oleh suatu penelitian yang dilakukan Joan Woodward pada akhir tahun 1950an terhadap seratus perusahan industry di South Essenx-Inggris.
            Pendekatan modern mempunyai beberapa perbedaan yang mendasar jika dibandingkan denga dua pendekatan sebelumnya :
a.       Pendekatan modern memandang organisasi sebagai suatu system yang terbuka yang berarti bahwa organisasi merupakan bagian (sub istem) dari lingkungannya, sehingga organisasi dapat dipengaruhi atau mempengaruhi lingkungannya. Pendekatan-pendekatan sebelumnya selalu memandang organisasi sebagai suatu system tertutup yang tidak dipengaruhi oleh lingkungannya. Karena pandangan ini, pendekatan modern juga sering disebut sebagai pendekatan system.
b.      Keterbukaan dan keterbukaan organisasi terhadap lingkungannya menyebabkan bentuk organisasi harus disesuaikan dengan lingungan dimana organisasi tu berada. Pedekatan lainnya karena tidak melihat keterbukaan organisasi, beranggapan bahwa bentuk organisasi yang ideal bisa berlaku secara umum tanpa memperhatikan keadaan lingkungan dimana organisasi itu berada.
            Proses ini meliputi ketentuan dari kegiatan-kegiatan yang spesifik yang perlu untuk menyelesaikan semua sasaran organisasi, pengelompokan kegiatan tersebut berkaitan dengan susunan yang logis, dan tugas dari kelompok kegiatan ini bagi suatu jabatan atau orang yang bertanggung jawab.

Umpan balik / Pembelajaran

  2.2.2.1      Pendekatan Sumber Daya sebagai Analisis Keorganisasian
Model ini melihat lingkungan bisnis dalam 4 (empat) dimensi  :
1.           Lingkungan perusahaan, sebagai dimensi terkecil terbentuk dari sejumlah aktivitas yang saling terkait atau rantai nilai untuk menciptakan produk yang sesuai dengan nilai si pembeli ((Porter,1985).
2.           Lingkungan industri, dimana terdapat sejumlah produsen produk sejenis yang melakukan persaingan intern (Porter, 1980).
3.           Lingkungan bersaing, yang terdiri dari „pembeli“ produk industri itu.“Pemasok“ faktor-faktor produksi yang dibutuhkan produsen,“produk substitusi“ dari produk yang dihasilkan, dan calon pendatang baru (Porter, 1980)
4.           Lingkungan umum, yang mewakili oleh kekuatan demografi, sosial-budaya, politik, hukum makro ekonomi, teknologi global (Miller,1998)
Dari model hubungan antara perusahaan dengan berbagai kekuatan di lingkungan bisnis tersebut menunjukkan bahwa „perkembangan yang akan terjadi baik di luar maupun di dalam perusahaan yang diduga  akan berdampak pada pemenuhan tujuan-tujuan bisnis perusahaan. (Ansoff,1984).


Teknologi

Demografi

Sosial budaya

Makro Ekonomi

Pendatang baru

Pembeli

Pemasok

Politik Hukum

LINGKUNGAN INDUSTRI

LINGKUNGAN BERSAING

LINGKUNGAN PERUSAHAAN

LINGKUNGAN UMUM

Produk Substitusi
 







Dengan mempelajari dan menganalisis  kondisi luar perusahaan (lingkungan eksternal) perusahaan dapat mengidentifikasi apa yang mungkin mereka pilih untuk dilakukan. Sedangkan dengan mempelajari dan menganalisis dalam perusahaan (lingkungan internal) perusahaan dapat menentukan apa yang mereka dapat lakukan.
Setiap perusahaan dalam menentukan apa yang mereka dapat lakukan mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai fungsional bisnis. Tak satupun perusahaan yang sama kuat atau lemah di semua bidang. Maytag misalnya, terkenal karena produksi dan sedain produk yang  sempurna, sedangkan Procter & Gamble di kenal karena pemasaran yang hebat .
Kekuatan dan kelemahan internal digabung dengan peluang atau ancaman eksternal  dan pernyataaan misi yang jelas, memberikan dasar untuk menetapkan sasaran dan strategi. Sasaran dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
Kekuatan (strength) adalah suatu keunggulan sumber daya ketrampilan atau kemampuan lainnya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan, misalnya :
-       Tingkat keterampilan yang rata-rata rendah
-       Kecilnya bauran promosi
-       Belum mempunyai divisi pendidikan bagi karyawan
-       Belum terpenuhinya tingkat kesehatan bank yang diperlukan untuk memperluas jaringan kantor
-       Jumlah karyawan terlalu besar
Sedangkan kelemahan (Weaknesses) addalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan, misalnya :
-       Tingkat keterampilan karyawan rata-raata rendah
-       Kecilnya biaya promosi
-       Belum mempunyai divisi pendidikan bagi karyawan
-       Citra perusahaan belum dikenal masyarakat
-       Belum terpenuhinya tingkat kesehatan perusahaan yang diperlukan untuk memperluas jaringan kantor
-       Jumlah karyawan terlalu besar
     Identifikasi kekuatan dan kelemahan sebuah perusahaan pada dasarnya adalah mencoba menggali suatu keunggulan bersaing (competitive advantage) dari organisasi tersebut. Proses identifikasi ini akan menampilkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan yang memanfaatkan kelemahan pesaing.
     Untuk memperoleh suatu keunggulan bersaing tersebut perusahaan harus menganalisa sumber-sumber daya yang dimiliki untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam rangka membangun suatu kemampuan (capability) untuk mencapai keunggulan tersebut sehingga dapat menentukan strategi yang tepat dalam mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas relatif perusahaan terhadap peluang-peluang eksternal.
Mengikuti pandangan bahwa keunggulan kompetitif (competitive advantage) perusahaan ditentukan terutama oleh sumber dayanya, Grant menawarkan limalangkah pendekatan berbasis sumberdaya untuk analisis strategi:
1.      Identifikasi dan kelompokkan sumberdaya-sumber daya perusahaan dari segi kekuatan dan kelemahan.
2.      Gabungkan sumber daya-sumber daya perusahaan ke dalam kapabilitas khusus. Ini merupakan kompetensiinti atau kompetensi khusus perusahaan yang merupakan pembelajaran kolektif dalam organisasi, khususnya bagaimana mengkoordinasi berbagai keahlian produksi dan mengintergrasi berbagai aliran teknologi.
3.      Evaluasi potensi laba dari sumber daya dan kapabilitas dari segi potensinya untuk menghasilkan keunggulan kompetitif yang dapat dipertahankan dan kelayakan pengembaliannya (kapabilitas untuk menghasilkan laba yang berasal dari penggunaan sumberdaya-sumberdaya dan kapabilitas tersebut).
4.      Pilih strategi untuk mengeksploitasi sumber daya sumber daya dan kapabilitas relatif perusahaan terhadap peluang-peluang eksternal.
5.      Identifikasi kesenjangan-kesenjangan  sumber daya dan curahkan investasi dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan.
Gambar: Pendekatan Berbasis Sumber Daya terhadap Analisis Strategi





4. Pilih salah satu strategi yang mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas relatif perusahaan terhadap peluang eksternal
 


5.Identifikasi kesenjangan sumber daya yang harus dipenuhi. Investasi pada pemolesan, penambahan, dan peningkatan sumber daya

2. Identifikasi kapabilitas perusahaan. Apa yang dapat dilakukan perusahaan dengan  lebih baik dari persaingannya?
Identifikasi input sumber daya pada setiap kapabilitas dan kompleksitas masing-masing

3.Menilai potensi sumber daya dan kapabilitas dari segi :
potensi untuk keunggulan kompetitif yang dapat bertahan
Kelayakan hasil kembaliannya

Strategi

Keunggulan kompetitif




Kapabilitas

Sumber Daya

1. Identifikasi dan kelompokkan sumber daya perusahaan.Nilai inilah kekuatan dan kelemahan relatif terhadap pesaing.
Identifikasi peluang untuk pemanfaatan sumber daya yang lebih baik.
  2.2.2.2      Sumber Daya
Keunggulan kompetitif perusahaan ditentukan oleh sumber dayanya. Sumber daya adalah input-input dalam proses produksi perusahaan. Ruang lingkup sumber daya mencakup spektrum fenomena individual, sosial dan organisasi. Keunggulan kompetitif pada kenyataannya diciptakan melalui kumpulan beberapa sumber daya yang  unik untuk itu perlu diidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber perusahaan dan perlunya kekompakan sumber daya perusahaan dari segi kekuatan dan kelemahannya.
Sebagian sumber daya berwujud, sementara sebagian lainnya tidak berwujud.Sumber daya berwujud (tangible asset) adalah aktiva-aktiva yang dapat dilihat dan diukur.Peralatan, produksi, pabrik-pabrik manufaktur dan struktur pelaporan formal adalah contoh dari sumber daya berwujud.Sumber daya tidak berwujud (intangible asset) meliputi aktiva-aktiva yang berurat akar dalam sejarah perusahaan dan telah terakumulasi sepanjang waktu.
Tabel: Sumber Daya Berwujud
Sumber Daya Berwujud

Sumber daya keuangan
  • Kapasitas perusahaan untuk meminjam
  • Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana internal
Sumber daya organisasi
  • Struktur pelaporan formal perusahaan dan perencanaan formalnya, sistem kontrol dan sistem koordinasi
  • Kecanggihan dan lokasi pabrik dan peralatan perusahaan
Sumber daya fisik
  • Akses ke bahan mentah
Sumber daya teknologi
  • Persediaan teknologi, seperti hak paten, hak cipta, merek dagang. dan rahasia dagang

Tabel: Sumber Daya Tidak Berwujud
Sumber Daya Tidak Berwujud

Sumber daya manusia
  • Ilmu pengetahuan
  • Kepercayaan
  • Kapabilitas manajerial
  • Rutin organisasi
Sumber daya inovasi
  • Gagasan
  • Kapabilitas saintifik
  • Kapabilitas untuk melakukan inovasi
Sumber daya reputasi
  • Raputasi dengan para pelanggan
  • Nama merek
  • Persepsi terhadap kualitas, daya tahan, dan reliabilitas produk
  • Reputasi dengan para supplier

Sumberdaya merupakan sebuah aset, kompetensi, proses, keahlian, atau pengetahuan yang dikuasai oleh perusahaan. Sumberdaya merupakan sebuah kekuatan  jika hal tersebut membawa perusahaan memiliki sebuah keunggulan bersaing. Sumberdaya ini merupakan sesuatu yang dilakukan perusahaan atau potensi yang dimiliki untuk melakukan sesuatu dengan relatif terperinci yang berhubungan dengan keberadaan atau pesaing berpotensi.Sumberdaya adalah suatu kelemahan jika merupakan hal yang dilakukan oleh perusahaan dengan buruk atau tidak memiliki kapasitas untuk melakukan sesuatu meskipun pesaingnya memiliki kapasitas tersebut. Barney, dalam analisis kerangka VRIO yang dimilikinya, mengajukan 4 pertanyaan untuk mengevaluasi sumberdaya andalan setiap perusahaan :
1.      Nilai (Value): Apakah hal ini menentukan keunggulan bersaing ?
2.      Kelangkaan (Rareness) : Apakah kompetitor lain memiliki ini ?
3.      Kemampuan dapat ditiru (Imitability): Apakah mahal untuk ditiru orang lain ?
4.      Organisasi : Apakah perusahaan diorganisir untuk mengeksploitasi sumberdaya?

  2.2.2.3      Kapabilitas
Grant menyatakan bahwa pada langkah 2 yaitu sumber daya organisasi yang digabungkan, hasilkannya akan berupa sejumlah kapabilita. Kapabilitas organisasi adalah keahlian-keahlian yang ada pada individu-individu dalam organisasi tersebut.
Dalam Hitt (2001) dinyatakan bahwa kapabilitas adalah kapasitaas untuk menggunakan sumber daya yang diintegrasikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.Sebagai lembaga pengikat organisasi, kapabilitas setiap kali muncul melalui interaaksi kompleks di antara sumber daya berwujud dan tidak berwujud.Kapabilitas memampukan perusahaan untuk menciptakan dan mengeksplorasi peluang-peluang eksternal dan mengembangkan keunggulan yang berdaya tahan ketika degunakan dengan wawasan dan ketangkasan. Kapabilitas sering kali didasarkan  pada pengembangan, penyimpanan, dan pertukaran informasi dan pengetahuan melalui model sumber daya manusia perusahaan. Dalam zaman informasi, barang hanya sebagai pelengkap, pengetahuan adalah sentralnya.NIlai perusahaan tidak berasal dari barang-barang, tapi dari pengetahuan, tahu-bagaimana, aktiva intelektual, kompetensi—semua melekat pada orang.
Dalam organisasi yang berhasil secara kompetitif, basis pengetahuan perusahaan melekat, dan direfleksikan, oleh kapabilitasnya dan merupakan sumber utama dari keunggulan lingkungan persaingan abad 21. Karena basis pengetahuan dibentuk berdasaarkan tindakan-tindakan perusahaan yang mungkin tidak dimengerti oleh semua pegawai secara jelas, kapabilitas perusahaan akan menjadi semakin kuat dan lebih bernilai secara strategis melalui pengulangan dan praktik.
  2.2.2.4      Keunggulan Bersaing
Selanjutnya Grant menyatakan bahwa langkah 3 adalah menilai potensi dan kapabilitas dari segi potensi adalah keunggulan kompetitif yang dapat bertahan dan kelayakan hasil kembaliannya. Banyak hal yang bias dilakukan untuk mencapai keunggulan bersaing. Antara lain, pendapat yang yang sering muncul adalah dengan menemukan dan mengembangkan suatu core competency  atau kompetensi inti.  Kompetensi berkaitan dengan skill, knowledge dan teknologi know how yang memberikan keunggulan khusus pada poin tertentu dari rantai nilai yang apabila digabungkan dengan “strategic process” akan menggabungkan rantai membentuk “core capability” (Crown, 2002).
Pengamatan dan penganalisaan lingkungan eksternal  terhadap peluang dan ancaman tidaklah cukup untuk menentukan keuntungan bersaing (competitive advantage) sebuah organisasi. Seorang analis harus juga mengamati lebih jauh mengenai bagaimana perusahaan tersebut dapat mengindentifikasi faktor-faktor strategi internal.Kekuatan dan kelemahan  yang  mungkin untuk dapat ditentukan jika sebuah perusahaan  akan dengan mudah mengambil keuntungan dari peluang yang ada untuk menghindar dari ancaman. Pengamatan internal ini seringkali digunakan sebagai petunjuk oleh  seorang analis organisasi dan dilibatkan dengan mengidentifikasi dan membangun sebuah sumberdaya yang dimiliki sebuah organisasi.
Dua karakteristik yang menentukan kesatuan ketahanan perusahaan dalam mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage): Durabilitas dan Imitabilitas.
Durabilitas adalah tingkat yang menunjukkan daya tahan sumber daya dan perusahaan menjadi berkurang atau ketinggalan jaman.
Imitabilitas adalah tingkat yang menunjukkan daya tahan sumber daya dan kemampuan perusahaan (yang diutamakan) dapat diduplikasikan/ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain.
Hasil tersebut mampu mengembangkan sumberdaya dalam mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage), yang meliputi :
1.      Transparansi, kecepatan perusahaan pesaing untuk memahami hubungan sumber daya dan mendukung sukses perusahaan.
2.      Transferabilitas, kecakapan para pesaing untuk mengumpulkan sumber daya dan dukungan tantangan bersaing.
3.      Replikabilitas, kecakapan pesaing untuk menggunakan sumber daya dan meniru kesuksesan.

Gambar: Rangkaian Kesatuan Ketahanan Sumber Daya
                          Tingkat Kesatuan Ketahanan Sumber Daya
 

 Tinggi                                                                                             Rendah
(Sulit ditiru)                                                                                    (mudah ditiru)

Sumber daya siklus lambat

§ Perlindungan kuat

§ Paten, merek dagang

§ Gillette : Sensor


Sumber daya siklus cepat

§ Mudah ditiru

§ Didorong oleh gagasan

§ Sony : Walkman

Sumber daya siklus siklus standar

§ Produksi massal standar

§ Skala ekonomis, proses rumit.

§ Chrysler:MiniVan
 



                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

Suatu sumber daya dan organisasi dapat ditempatkan pada suatu kontinum berdasarkan tingkat kemungkinannya untuk diduplikasi (misal transparan, dapat ditransper dan ditiru) oleh perusahaan lain. Gambar diatasmemperlihatkan rangkaian kesatuan tersebut.Pada satu titi ekstrim terdapat sumber daya bersiklus lambat (low-cycle resources), yaitu sumber daya yang tahan lama dan berkelanjutan karena dilindungi oleh faktor hak paten, geografi, merek dagang yang terkenal, dan semacamnya.Sumber daya dan tersebut menyediakan keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang dapat dipertahankan. Produk pencukur  Gillette “Sensor” adalah contoh baik untuk suatu produk yang dihasilkan dari sumber daya bersiklus cepat (fast-cycle resources), yaitu sumber daya yang menghadapi tekanan imitasi yang luar biasa karena didasarkan pada satu konsep atau teknologi yang dapat dengan mudah diduplikasi, seperti produk “Walkman” dari Sony. Jika sumber daya perusahaan bersiklus cepat, cara utama agar dapat bersaing dengan sukses adalah dengan menambah kecepatan peluncuran dari laboratorium sampai pasar. Kalau tidak, perusahaan tidak akan dapat memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage).
  2.2.2.5      Strategi
Langkah selanjutnya, Grant menyatakan pilih salah satu strategi yang mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas relatif perusahaan terhadap peluang-peluang eksternal.Untuk itu perlu adanya pendekatan terhadap pengamatan dan analisis internal.
Para manajer strategis seharusnya mengenali  variebel-variabel dalam perusahaan mereka yang mungkin merupakan kekuatan atau kelemahan yang pentuing. Sebuah variable merupakan kekuatan apabila menyediakan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang dilakukan perusahaan atau potensi lain yang sudah ada ataupun potensial. Sebuah variable merupakan kelemahan apabila berupa sesuatu yang tidak memiliki kapasitaas untuk melakukannya, sementara para pesaingnya memiliki kapasitas tersebut. Dalam mengevaluasi pentingnya variable-variabel tersebut, manajemen harus mengetahui apakah varibel-variabel tersebut merupakan factor strategis internal (strategic internal factors) –yaitu kelemahan dan kekuatan khusus perusahaan yang akan membantu menentukan maasa depan.
Perusahaan dalam mengukur kekuatan dan kelemahan dapat dilakukan melalui (1). Kinerja masa lalu perusahaan. (2). Pesaing perusahaan dan (3). Industri sebagai satu kesatuan. Apabila suatu variabel (misal keadaan keuangan) secara signifikan berbeda dengan kinerja masa lalu, pesaing kunci perusahaan, atau rata-rata industri, maka variabel tersebut kemungkinan besar merupakan faktor strategis dan harus dilibatkan dalam keputusan-keputusan strategis.            Manajer strategis dapat mengamati dan menganalisis variabel internal dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan terhadap pengamatan dan analisis internal, yaitu analisis rantai nilai (value cahin analysis), dan analisis fungsional. Selanjutnya setelah memilih strategi yang  mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas relatif terhadap peluang-peluang eksternal maka perlu dilakukan identifikasi kesenjangan-kesenjangan sumber daya yang harus dipenuhi, inventasi pada pemolesan, penambahan dan peningkatan sumber daya dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan.
  2.2.2      Pendekatan dan Pengmatan Terhadap Analisis Internal
Metode analisis yang banyak dipakai menganalisis lingkungan terdiri dari :
a.      Metode Analisis PIMS (Profit impact of market strategy)
Analisis PIMS adalah analisis yang mengidentifikasikan factor-faktor strategi utama yang mempengaruhi 80% profitabilitas, Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 sebagai proyek internal perusahaan.
Karakteristik yang mencakup dalam analisis ini adalah:
1.      Biaya langsung per unit yang tinggi,
2.      Pangsa pasar yang tinggi,
3.      Intensitas investasi yang rendah,
4.      Kualitas pasar yang tinggi,
5.      Penggunaan kapasitas organisasi yang tinggi
b.      Analisis Rantai Nilai
Sebuah rantai nilai merupakan suatu kesatuan yang membentuk aktivitas nilai yang dimulai dengan menggunakan bahan mentah/baku dari para suplier/pemasok, melalui proses yang bertahap membentuk nilai tambah yang menghasilkan sebuah produk atau jasa yang akan dipasarkan dan akhirnya sampai ke tangan para distributor untuk dipasarkan kepada para konsumen akhir. Lihat gambar diatasmerupakan suatu contoh model rantai nilai produk manufaktur.Perhatian analisis rantai adalah untuk menguji perusahaan dalam hal keseluruhan rantai yang membentuk kegiatan yang memiliki nilai yang mana merupakan bagian kecil perusahaan.
Value chain atau rantai nilai dipergunakan untuk perusaahaan manufaktur atau yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, misalnya pabrik suku cadang, perakitan kendaraan, dan pengolahan minyak kelapa sawit. Dengan rantai nilai perusahaan dapat mengetahui bahwa nilai pembeli akan maksimal jika (1) lingkup kantor pusat bisa mendapatkan bahan baku, tenaga kerja, dan permodalan dengan biaya murah, dan (2) lingkup pembuatan bisa mencapai tingkat produktivitas yang tinggi, dalam arti  : produk cacat nol, utilisasi fasilitas produksi maksimal, mutu terjamin sesuai permintaan pelanggan baik dari segi jumlah, jenis, ukuran dan waktunya (Kristamuljana,2001).


Gambar: Model Rantai Nilai untuk Perusahaan Produk Manufaktur

Pengecer

Distributor

Produk yang dihasilkan

Pabrikasi/
pengolahan

Perusahaan Manufaktur

Bahan Baku
 





1.      Analisis Rantai Nilai Industri sebagian besar perusahaan industri di bagi ke dalam dua bagian yaitu, upstream dan downstream. Dalam industri perminyakan, sebagai contoh: ekplorasi minyak, pengeboran dan mengangkat minyak mentah ke kilang minyak, dan downstream dijelaskan sebagai tambahan terhadap transportasi minyak tersebut dan memasarkan bensin dan minyak yang telah di suling kepada distributor dan para stasiun para pengecer gas.
2.      Analisis Rantai Nilai Perusahaan pada setiap perusahaan memiliki kegiatan rantai nilai internal. Lihat Gambar diatascontoh rantai nilai sebuah perusahaan. Porter mengidentifikasi bahwa kegiatan utama yang dimiliki perusahaan biasanya dimulai dengan inbound logistic (penanganan bahan baku dan pergudangan), diteruskan kepada proses operasi produk manufaktur, dan dilanjutkan dengan outbound logistics (pergudangan dan distribusi), pemasaran dan penjualan, dan diakhiri dengan service (pelayanan) (instalasi, perbaikan dan penjualan suku cadang). Aktivitas-aktivitas pendukung lainnya seperti proses mendapatkan (procurement) atau pembelian, pengembangan teknologi (R & D), manajemen sumber daya manusia dan infrastruktur perusahaan (akuntansi, keuangan, rencana strategik), kesemuanya merupakan rantai nilai aktivitas yang dijalankan agar perusahaan efisien dan efektif. Menurut Porter “Perbedaan diantara rantai nilai para pesaing adalah sumber kunci keunggulan kompetitif (competitive advantage)”. Analisis rantai nilai perusahaan dilakukan dengan melibatkan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menguji setiap rantai nilai produk  tertentu dari segi berbagai kegiatan yang terlibat dalam produksi atau jasa.
2.      Menguji keterkaitan antara semua kegiatan.Keterkaitan adalah hubungan antara cara satu kegiatan dilakukan dan biaya untuk melakukan kegiatan lain. Dalam usaha untuk mencari cara mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, perusahaan dapat menjalankan fungsi yang sama dengan cara dan hasil yang berbeda. Sebagai contohk, inspeksi kualitas terhadap 100% keluaran yang dilakukan oleh karyawan sendiri daripada terhadap 10% yang dilakukan oleh petugas pengawas kualitas, akan meningkatkan biaya produksi. Namun, tambahan biaya-biaya tersebut mungkin lebih berharga dengan penghematan yang diperoleh dari pengurangan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memperbaiki produk rusak, dan menambah jumlah waktu yang diperlukan oleh tenaga penjual untuk menjual barang daripada mengganti barang yang sudah terjual tetapi rusak.
3.      Menguji sinergi potensial diantara produk atau unit bisnis. Tidak saja setiap elemen berharga, seperti periklanan atau pemanufakturan memiliki skala ekonomi, tetapi juga lingkup ekonomis dari keseluruhan elemen. Lingkup ekonomi semacam itu dapat dihasilkan apabila rantai nilai dari dua produk atau jasa yang terpisah berbagai kegiatan, seperti saluran distribusi yang sama atau fasilitas pemanufakturan yang sama dan dapat dikombinasikan untuk mengurangi biaya-biaya. Sebagai contoh, biaya produksi gabungan untuk berbagai jenis produk pada pabrik yang sama dapat lebih sedikit dari biaya produksi pada pabrik yang terpisah.

BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau internal saja, tapi juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau eksternal.Untuk mencapai tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan yang terjadi, apalagi bagi organisasi atau perusahaan yang mengahasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen.Oleh karena itu manajer harus memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan dalam setiap kegiatan manajemen.


0 komentar:

Post a Comment