BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manajer yang
efektif menyadari bahwa manajemen strategis sangat berperan dalam organisasi,
terutama menyangkut kinerjanya.Manajemen strategis merupakan tugas penting
manajer yang sangat berkaitan dengan fungsi-fungsi dasar manajamen.
Pentingnya
manajemen strategis ialah bahwa manajemen strategis dapat membedakan seberapa
baik suatu organisasi dalam pencapaian kinerjanya. Suatu pertanyaan mendasar
tentang strategi adalah mengapa suatu perusahaan sukses atau gagal, atau mengapa
ketika menghadapi lingkungan yang sama, perusahaan memperlihatkan tingkat
kinerja yang berbeda. Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja perusahaan menunjukkan adanya hubungan yang positif antara perencanaan
strategi dan kinerja. Dengan kata lain, ternyata bahwa perusahaan yang
menggunakan manajemen strategis akan memperoleh tingkat kinerja yang lebih
tinggi. Oleh karena itu manajemen strategis menjadi sangat penting.
manajemen
strategis menjadi penting karena terlibat dalam setiap keputusan yang dibuat
oleh manajer. lainnya.Maka menjadi penting bagi kami untuk membahas secara
rinci tentang “Basic Concept Of Strategic
Management”.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan manajemen stratejik ?
2. Apa
saja jenis strategispada manajemen stratejik?
3. Apa
saja model manajemen stratejik ?
4. Bagaimana
pengaruh manajemen stratejik terhadap kinerja ?
5. Bagaimana
stratejik pengambilan keputusan ?
6. Bagaimana
proses pengambilan keputusan stratejik ?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui
manajemen stratejik.
2. Mengetahui
jenis stratejik pada manajemen stratejik.
3. Mengetahui
model manajemen stratejik.
4. Mengetahui
pengaruh manajemen stratejik terhadap kinerja.
5. Mengetahui
stratejik pengambilan keputusan.
6. Mengetahui
proses pengambilan keputusan stratejik.
1.4.
Metode
Penyusunan
makalah ini menggunakan metode observasi dan kepustakaan, observasi yang
dilakukan seperti studi pustaka dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan
judul makalah.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Manajemen Stratejik
Manajemen stratejik
adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan jangka
panjang kinerja perusahaan.Ini mencakup pemindaian lingkungan (eksternal dan
internal), perumusan strategi (perencanaan strategis atau jangka panjang),
implementasi strategi, dan evaluasi dan pengendalian.Studi tentang manajemen
strategis, oleh karena itu, menekankan pemantauan dan mengevaluasi peluang dan
ancaman eksternal dalam kekuatan dan kelemahan perusahaan.Awalnya disebut
kebijakan bisnis, manajemen strategis menggabungkan seperti topik sebagai
perencanaan strategis, pemindaian lingkungan, dan analisis industri.Manajemen
stratejik yang baik akan dapat membawa organisasi untuk dapat
mengimplementasikan strateginya melalui perencanaan progam, proses budgeting,
sistem manajemen kinerja, perubahan pada struktur organisasi, serta manajemen
program dan proyek.
Tujuan manajemen stratejik
adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk
masa mendatang, perencanaan jangka panjang dan mencoba untuk mengoptimalkan
tren sekarang untuk masa yang akan datang. Tahapan dalam manajemen strategis
adalah formulasi strategis, implementasi strategis dan evaluasi strategis
2.1.1. Manfaat dan Resiko Manajemen Stratejik
Dengan menggunakan
manajemen stratejik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk
menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan
dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau
berpikir secara stratejik. Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan
Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang
lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan.
Manajemen stratejik menekankan kinerja
jangka panjang.Banyak perusahaan dapat mengelola kinerja jangka pendek dan
kinerja tinggi, tapi hanya sedikit yang bisa mempertahankan itu selama jangka
waktu tertentu.Untuk menjadi sukses dalam jangka panjang, perusahaan tidak
hanya harus mampu mengeksekusi kegiatan saat ini untuk memenuhi pasar yang ada,
tetapi mereka juga harus beradaptasi dengan kegiatan tersebut untuk memenuhi
pasar. Sebuah survei dari hampir 50 perusahaan di berbagai negara dan industri
menemukan tiga manfaat paling dinilai tinggi dari manajemen strategis menjadi :
1.
Visi strategis yang lebih jelas bagi perusahaan.
2.
Fokus yang lebih tajam pada apa yang penting secara strategis.
3.
Peningkatan pemahaman lingkungan yang berubah dengan cepat.
Keterlibatan para manajer dalam proses
perencanaan stratejik akan menimbulkan beberapa resiko yang perlu diperhitungkan
sebelum melakukan proses manajemen strategik, yaitu:
1.
Waktu yang digunakan para manajer dalam proses manajemen strategik mungkin mempunyai pengaruh negatif
pada tanggung jawab operasional.
2.
Apabila para pembuat strategi tidak dilibatkan secara langsung dalam
penerapannya maka mereka dapat mengelak tanggung jawab pribadi untuk
keputusan-keputusan yang diambil dalam proses perencanaan.
3.
Akan timbul kekecewan dari para bawahan yang berpartisipasi dalam penerapan
strategi karena tidak tercap[ainya tujuan dan harapan mereka.
Untuk mengatasi resiko-resiko tersebut
para manajer perlu dilatih mengamankan atau memperkecil timbulnya resiko dengan
cara :
1.
Melakukan penjadwalan kewajiban-kewajiban para manajer agar mereka dapat
mengalokasikan waktu yang lebih efisien.
2.
Membatasi para manajer pada proses perencanaan
untuk membuat janji-janji mereka terhadap kinerja yang benar-benar dapat
dilaksananakan oleh mereka dan bawahannya.
3.
Mengatisipasi dan menanggapi keinginan-keinginan bawahan, misalnya usulan atau
peningkatan dalam ganjaran.
2.1.2.
Karakteristik manajemen strategis
Keputusan strategis
berhubungan dengan masa yang akan dating dalam jangka panjang untuk organisasi
secara keseluruhan dan mempunyai karekteristik antara lain :
1. Rare
yaitu keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak
dapat ditiru.
2. Consequential
yaitu keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumber daya penting dan
menuntut banyak komitmen.
3. Directive
yaitu keputusan-keputusan strategis menetapkan keputusan yang dapat ditiru
untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa yang akan datang
untuk organisasi secara keseluruhan.
Karakteristik
tersebut membuat resiko manajemen strategis menjadi sangat tinggi. Sebagai
contoh keputusan strategis Sear, Roebuck dan Company setelah perang dunia II,
mengembangkan cara penjualan dari katalog penjualan ke toko eceran dan
menjanjikan laba yang tinggi untuk beberapa tahun.
2.1.3.
Tahapan
Manajemen Stratejik
Banyak konsep
dan teknik yang berhubungan dengan manajemen strategis telah dikembangkan dan
berhasil digunakan oleh perusahaan bisnis seperti General Electric dan Konsultasi
Boston Group.Seiring waktu, praktisi bisnis dan peneliti akademis telah
diperluas dan disempurnakan terhadap konsep-konsep ini.Awalnya, manajemen
strategis adalah yang paling berguna bagi perusahaan-perusahaan besar yang
beroperasi di beberapa industri.Meningkatkan risiko kesalahan-kesalahan mahal
dan bahkan kehancuran ekonomi menyebabkan manajer profesional saat ini di semua
organisasi untuk mengambil manajemen strategis secara serius untuk menjaga
perusahaan mereka kompetitif dalam lingkungan yang semakin stabil. Perusahaan
umumnya berkembangmelalui empat tahap berikut dari manajemen stratejik:
1.
Basic financial planning yaitu perencanaan
perusahaan yang didasarkan pada perencanaan keuangan. Secara umum disebut
sebagai sistem manajemen berdasarkan budget/anggaran. Sistem ini merupakan
sistem yang paling tradisional, dan sangat berorientasi pada jangka pendek,
yaitu satu tahun.Manajer memulai perencanaan serius ketika mereka diminta
mengusulkan anggaran tahun berikutnya. Proyek diusulkan atas dasar yang sangat
analisis, dengan sebagian besar informasi yang datang dari dalam perusahaan.
2.
Forecast-based planning yaitu
pengembangan dari sistem di atas, karena digunakan untuk perencanaan jangka
panjang, akibat kelemahan sistem budget yang terbatas pada jangka pendek. Di
sini mulai diperhitungkan kondisi eksternal dengan porsi lebih besar. Basisnya
adalah proyeksi perusahaan di masa mendatang.manajer berusaha untuk mengusulkan
rencana lima tahun. Pada titik ini mereka menganggap proyek yang dapat
berlangsung lebih dari satu tahun. Selain informasi internal, manajer
mengumpulkan data biasanya lingkungan yang tersedia pada ad hoc dasar dan ekstrapolasi
tren saat ini lima tahun ke depan. Fase ini juga memakan waktu, sering
melibatkan satu bulan penuh aktivitas manajerial untuk memastikan semua anggaran
yang diusulkan cocok.
3.
Strategic Planning yaitu pengembangan
dari forecast-based planning, dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan
persaingan. Di sini perusahaan sudah mempertimbangkan bagaimana caranya
(strateginya) untuk dapat memenangkan pasar. Proses formulasi strategi
dilakukan pada jajaran manajemen, sementara implementasi dan pelaksanaan
dilakukan oleh jajaran pelaksana. Prosesnya dilakukan secara top-down.Perusahaan
berusaha untuk meningkatkan respon terhadap perubahan pasar dan persaingan
dengan berpikir strategis. Perencanaan diambil dari tangan-tingkat yang lebih
rendah manajer dan terkonsentrasi di staf perencanaan yang bertugas untuk
mengembangkan rencana strategis untuk korporasi. Konsultan sering memberikan
teknik canggih dan inovatif yang staf perencanaan digunakan untuk mengumpulkan
informasi dan tren masa depan diperkirakan.
4.
Strategic Management yaitu merupakan
pengembangan dari strategic planning. Di sini masukan dari level bawah juga
dipertimbangkan. Prosesnya tidak hanya berkonsentrasi pada formulasi strategi,
namun juga diperhatikan secara seksama proses implementasinya. Karena
berdasarkan pengalaman dengan menggunakan strategic planning, perusahaan sering
kali tidak mencapai tujuannya karena ternyata strategi yang diformulasikan
tersebut tidak diimplementasikan secara efektif.manajemen puncak membentuk
perencanaan kelompok manajer dan karyawan kunci di berbagai tingkatan, dari
berbagai departemen dan kelompok kerja.
2.2. Jenis Strategi Pada Manajemen
Stratejik
Perusahaan bisnis
multidivisional yang besar, biasanya memiliki tiga jenis strategi, yaitu
korporasi, bisnis dan fungsional.
1. Strategi
Korporasi
Menurut J. David Hunger
& Thomas L. Wheelen, strategi di tingkat korporasi menggambarkan arah
perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap
arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai
keseimbangan portofolio produk dan jasa. Sebagai tambahan, strategi perusahaan
adalah:
1.
Pola keputusan yang berkenaan dengan
tipe-tipe bisnis yang perusahaan sebaiknya terlibat.
2.
Arus keuangan dan sumber daya lainnya
dan dari divisi-divisi perusahaan.
3.
Hubungan antara perusahaan dengan
kelompok-kelompok utama dalam lingkungan perusahaan.
Strategi perusahaan terdiri atas
stabilitas, pertumbuhan dan penghematan.
2. Strategi
Bisnis
Strategi bisnis disebut
juga strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan
pada perbaikan posisi persaingan produk berupa barang atau jasa perusahaan
dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi
tersebut.Strategi bisnis divisi mungkin menekankan pada peningkatan laba dalam
produksi dan penjualan produk dan jasa yang dihasilkan.Strategi bisnis juga
sebaiknya mengintegrasikan berbagai aktivitas fungsional untuk mencapai tujuan
divisi. Strategi bisnis (persaingan) merupakan salah satu dari overall cost
leadership, atau diferensiasi.
3. Strategi
Fungsional
Strategi fungsional
menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya produktif.Dalam batasan
perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen
fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai
aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja. Sebagai contoh,
strategi khas dari departemen pemasaran adalah mengembangkan cara untuk
meningkatkan penjualan pada tahun sekarang agar lebih besar daripada tahun
sebelumnya. Dengan menggunakan strategi fungsional pengembangan pasar,
departemen pemasaran berusaha menjual produk yang ada sekarang kepada pelanggan
yang berbeda pada pasar yang ada atau kepada pelanggan baru di wilayah geografi
yang baru.
Beberapa pilihan
strategi fungsional diantaranya:
1. Pemasaran
1. Ekspansi
penjualan ke dalam kelompok pelanggan baru (misalnya ekspansi geografis,
perluasan lini produk, pengembangan produk baru)
2. Meningkatkan
penetrasi dalam segmen pasar konsumen yang sudah ada (misalnya membuat produk
pesanan khusus, mencari bauran harga dan layanan untuk memberikan keunggulan
kompetitif, mencari teknik promosional untuk mengimbangi iklan kompetitif)
3. Mempertahankan
pangsa pasar (misalnya meniru dan tidak melakukan inovasi, menawakan layanan
khusus pada pelanggan)
2. Keuangan
1.
Pinjaman jangka pendek (misalnya batas
kredit, nota bank atau piutang dagang)
2.
Pinjaman jangka panjang (misalnya
obligasi, surat utang atau surat-surat komersial)
3.
Pendanaan ekuitas (misalnya penempatan
swasta, atau penempatan pemerintah)
4.
Pendanaan ulang (misalnya likuidasi
utang dengan menjual saham, membeli saham treasury, atau membagi saham)
5.
Kebijakan deviden (misalnya menaikkan
pembagian deviden, mengurangi pembagian deviden atau menghentikan pembagian
deviden)
3. Research & Development (R &
D)
1.
Meningkatkan atau mengurangi pendanaan
2.
Membaurkan usaha dasar dan aplikasi
3.
Menekankan bauran produk dan teknologi
proses.
4. Operasi
1.
Memperluas kapasitas produksi yang ada
2.
Membangun kapasitas produksi baru
3.
Menambah jam kerja/giliran
4.
Mengurangi persediaan
5.
Mendapatkan sumber impor baru
6.
Mengganti bahan
7.
Sentralisasi pembelian
8.
Negosiasi biaya yang lebih rendah
9.
Menggunakan konsep tim
10.
Superotomasi dengan robot dan komputer
5. Sumber Daya Manusia
1.
Membentuk program pengembangan manajemen
2.
Menghubungkan jalur karir kepada
strategi perusahaan dan bisnis
3.
Menggunakan rekrutmen, seleksi dan
penempatan karyawan internal atau eksternal
4.
Membuat pusat penilaian untuk seleksi
dan pengembangan
6. Sistem Informasi
1.
Meningkatkan prosesor sentral mainframe
2.
Menggunakan sistem dukungan perangkat
lunak tersentralisasi
3.
Menggunakan sistem dukungan perangkat
lunak terdesentralisasi
2.3.Model Manajemen Stratejik
Manajemen
strategis terdiri dari empat elemen dasar:
1. Pemindaian
lingkungan (Environmental scanning)
2. Perumusan
strategi (Strategy formulation)
3. Implementasi
strategi (Strategy implementation)
4. Evaluasi
dan pengendalian (Evaluation and control)
Menggambarkan bagaimana
keempat unsur ini berinteraksi, model ini rasional dan preskriptif. Ini adalah
model perencanaan yang menyajikan apa yang perusahaan harus lakukan dalam hal proses
manajemen strategis, model perencanaan rasional memprediksi bahwa dengan
meningkatnya ketidakpastian lingkungan, perusahaan yang bekerja lebih rajin
untuk menganalisis dan memprediksi lebih akurat perubahan situasi di mana mereka
beroperasi akan mengungguli mereka yang tidak.
Elemen-elemen dasar
diatas dapat dijabarkan sehingga model dari manajemen strategis dapat dilihat
pada gambar :
2.3.1. Pemindaian Lingkungan (Environmental
Scanning)
Pemindaian lingkungan
adalah memonitor, mengevaluasi, dan mencari informasi dari lingkungan eksternal
maupun internal bagi orang-orang penting dalam perusahaan. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis elemen eksternal dan internal
yang akan menentukan masa depan perusahaan. Penyusunan strategi, khususnya
perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang biasanya berkaitan dengan
visi, misi dan kebijaksanaan suatu instansi.Biasanya penyusunan strategi
dimulai dengan melakukan analisa situasi untuk mendapatkan kesesuaian antara
peluang eksternal dan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan kelemahan
internal.
Salah satu alat yang
paling sering digunakan dalam analisa situasi adalah analisa SWOT. SWOT
merupakan singkatan dari Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan)
internal dari suatu instansi, serta Opportunities (peluang) dan Threats
(ancaman) dalam lingkungan yang dihadapi suatu instansi. Analisa SWOT merupakan
cara sistematik untuk mengidentifikasikan faktor-faktor ini. Analisa ini
didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang, dan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisa SWOT
bukan hanya mengidentifikasi kompetensi (kemampuan dan sumber daya) yang
dimiliki perusahaan, tetapi juga mengidentifikasi peluang yang belum dilakukan
oleh perusahaan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki.Bila diterapkan
secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki dampak yang sangat besar atas
rancangan suatu strategi yang handal.
Adapun penjelasan yang
lebih rinci dari masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan
(Strengths) yaitu Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau
keunggulan- keunggulanlain, relatif
terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh
perusahaan. Kekuatan adalah komparatif
bagi perusahaan di pasar.
2. Kelemahan
(Weaknesses) yaitu Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja
efektif perusahaan.
3. Peluang
(Opportunities) yaitu Peluang adalah suatu situasi penting yang menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah
satu sumber peluang.
4. Ancaman
(Threats) yaitu Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang maupun
yang diinginkan perusahaan.
Dari analisa SWOT yang
telah dilakukan, selanjutnya kita dapat menghasilkan beberapa alternatif
strategi yang mungkin dapat diterapkan. Komponen SWOT ini dapat digunakan lebih
lanjut dalam pembuatan matriks SWOT (SWOT matrix) atau lebih dikenal dengan
sebutan matriks TOWS (TOWS matrix). Matriks TOWS dapat mengilustrasikan peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi suatu perusahaan dapat dipadukan dengan
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan tersebut. Adapun hasilnya adalah
empat alternatif strategi, yaitu sebagai berikut :
1. Strengths
– Opportunities (S-O Strategies) yaitu strategi yang dilakukan dengan cara
mempergunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang di luar
perusahaan.
2. Strengths
– Threats (S-T Strategies) yaitu strategi yang dilakukan dengan cara
mempergunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman dari luar perusahaan.
3. Weaknesses
– Opportunities (W-O Strategies) yaitu strategi yang dilakukan dengan cara
mengatasi kelemahan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang di luar
perusahaan.
4. Weaknesses
– Threats (W-T Strategies) yaitu strategi yang dilakukan dengan cara mengurangi
kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman eksternal.
Lingkungan eksternal
terdiri dari variabel (Peluang dan Ancaman) yang berada di luar organisasi dan
tidak biasanya dalam kontrol jangka pendek dari manajemen puncak.Variabel-variabel
ini membentuk konteks di mana korporasi ada.menggambarkan variabel lingkungan
utama. Mereka mungkin pasukan umum dan tren dalam lingkungan alam atau sosial
atau spesifik faktor yang beroperasi dalam tugas tertentu organisasi lingkungan
sering disebutnya industri.
Variabel-variabel
ini membentuk konteks di mana pekerjaan dilakukan.Mereka termasuk struktur
perusahaan, budaya, dan sumber daya. Kunci kekuatan membentuk satu set
kompetensi inti bahwa perusahaan dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan
kompetitif.
2.3.2. Perumusan Strategi (Strategy
Formulation)
Perumusan strategi
adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari
kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan.Setelah mengetahui yang menjadi ancaman yang dihadapi perusahaan,
peluang atau kesempatan yang dimiliki, serta kekuatan dan kelemahan yang ada
pada perusahaan, maka selanjutnya kita dapat menentukan atau merumuskan
strategi perusahaan.Perumusan strategi meliputi menentukan misi perusahaan,
menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan strategi, dan
penetapan pedoman kebijakan.
1.
Misi
Misi organisasi adalah tujuan atau
alasan mengapa organisasi tersebut
berdiri atau ada. Pernyataan misi organisasi yang disusun dnegan baik,
mengidentifikasikan tujuan mendasar dan yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dan mengidentifikasi
jangkauan operasi perusahaan dalam produk yang ditawarkan dan pasar yang
dilayani. Misi mengembangkan harapan pada karyawan dan mengkomunikasikan pandangan
umum untuk kelompok pemegang saham utama dalam lingkungan kerja perusahaan.Misi
dapat ditetapkan secara sempit ataupun secara luas.Tipe pernyataan misi sempit
menegaskan secara jelas bisnis utama organisasi, misi ini juga secara jelas membatasi
jangkauan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan produk atau jasa yang
ditawarkan.
2.
Tujuan
Tujuan merupakan hasil
akhir aktivitas perencanaan. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan dan
kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian
tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi.Beberapa daerah di
mana sebuah perusahaan mungkin menetapkan tujuan dan sasaran adalah:
1. Profitabilitas
(laba bersih)
2. Efisiensi
(biaya rendah, dll)
3. Pertumbuhan
(Peningkatan total aset, penjualan, dll)
4. Kekayaan
pemegang saham (dividen ditambah harga saham apresiasi)
5. Pemanfaatan
sumber daya (ROE atau ROI)
6. Reputasi
(yang dianggap sebagai "top" tegas)
7. Kontribusi
kepada karyawan (keamanan kerja, upah, keragaman)
8. Kontribusi
kepada masyarakat (pajak yang dibayar, partisipasi dalam kegiatan amal, menyediakan produk yang dibutuhkan atau
layanan)
9. Kepemimpinan
pasar (market share)
10. Kepemimpinan
teknologi (inovasi, kreativitas)
11. Kelangsungan
hidup (menghindari kebangkrutan)
12. Kebutuhan
pribadi dari manajemen puncak (menggunakan perusahaan untuk keperluan pribadi,
seperti memberikan pekerjaan untuk kerabat).
3.
Strategi
Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif
tentang bagaimana perushaan akan
mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif
dan meminimalkan keterbatasan kemampuan bersaing. Strategi ada yang dinamakan dengan strategi eksplisit atau strategi yang
dinyatakan, yaitu strategi yang dengannya bberapa hal dapat diperdebatkan,
seprti pengembangan akuisisi lini produk
baru. Akan tetapi, investigasi lebih lanjut barangkali menyatakan adanya
strategi implisit yang sangat berbeda. Manajer di semua level mungkin mengakui
bahwa perusahaan digambarkan dalam rencana strategi yang mereka lakukan
berbeda, tetapi bebrapa akan berani mengakuinya. Seringkali satu-satunya cara
untuk melihat strategi implisit perusahaan adalah dengan tidak memperhatikan
apa yang dikatakan oleh para manajer, melainkan memperhatikan apa yang mereka
lakukan. Strategi implisit dapat berasal dari kebijakan perusahaan,
program-program yang disetujui (dan tidak disetujui) dan anggaran yang telah
disahkan.Program divisi-divisi yang didukung dengan anggaran yang besar dan
ditangani oleh para manajer yang dipertimbangkan untuk mendapatkan jalur promosi cepat, menunjukkan di mana
perusahaan menempatkan energi dan biayanya.
Hal ini berkaitan
dengan mengembangkan dan memelihara kompetensi untuk memberikan perusahaan atau
unit bisnis dengan keunggulan kompetitif. Contoh penelitian dan pengembangan
Strategi fungsional (R & D) yang followership teknologi (imitasi dari
produk perusahaan lain) dan kepemimpinan teknologi (merintis sebuah inovasi).
Selama bertahun-tahun, Magic Chef pernahmenjadi pembuat alat sukses dengan
menghabiskan sedikit pada R & D tetapi dengan cepat meniru inovasi dari
pesaing lainnya. Ini membantu perusahaan dengan biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan pesaingnya dan akibatnya untuk bersaing dengan yang lebih
rendah harga. Dalam hal pemasaran strategi fungsional, Procter & Gamble (P
& G) adalah master pemasaran "tarik" proses pengeluaran jumlah besar untuk iklan
dalam rangka menciptakan permintaan pelanggan. Ini mendukung P & G strategi
bersaing membedakan nya produk dari para pesaingnya.
4.
Kebijakan
Kebijakan menyediakan
pedoman luas untuk pengambilan keputusan organisasi
secara keseluruhan.Kebijakan juga merupakan pedoman luas yang menghubungkan
perumusan strategi dan implementasi.Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasi
dan diimplementasi melalui strategi dan tujuan divisi masing-masing.
Divisi-divisi kemudian akan mengembangkan kebijakannya sendiri, yang akan
menjadi pedoman bagi wilayah fungsionalnya untuk diikuti.
2.3.3. Implementasi Strategi (Strategy
Implmentation)
Implementasi strategi
adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam
tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses tersebut
mungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem
manajemen dari organisasi secara keseluruhan.
1. Program
Program adalah
pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan
perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan,
perubahan budaya internal perusahaan
atau awal dari suatu usaha penelitian baru.
2. Anggaran
Anggaran adalah program
yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara
rinci dalam biaya yang dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan. Angaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi
baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan proforma
yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan perusahaan.
Misalnya, General
Motors dianggarkan $ 4.300.000.000 untuk memperbarui dan memperluas baris mobil
Cadillacnya.Dengan uang ini, perusahaan mampu meningkatkan jumlah model dan
untuk menawarkan mesin yang lebih kuat, sporty, dan stylish.Perusahaan membalik
pangsa pasarnya dengan menarik pasar yang lebih muda.(Rata-rata pembeli
Cadillac pada tahun 2000 berusia 67 tahun.)68 Contoh lain adalah $
8.000.000.000 anggaran yang General Electric didirikan untuk berinvestasi dalam
teknologi mesin jet baru untuk regionaljet pesawat terbang. Manajemen
memutuskan bahwa pertumbuhan yang diantisipasi di jet regional harus menjadi
target pasar perusahaan. Program ini terbayar ketika GE memenangkan kontrak $
3.000.000.000 untuk memberikan mesin jet untuk armada baru di China 500 jet
regional untuk Olimpiade Beijing 2008.
3. Prosedur
Prosedur atau sering
disebut dengan standard operating procedures
(SOP) adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan
yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus
merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan
program-program perusahaan.
2.3.4. Evaluasi dan Kontrol (Evaluation
and Control)
Evaluasi dan kontrol
mengukur apa yang dapat dihasilkan atau diraih oleh perusahaan. Hal ini berarti
membandingkan antara kinerja perusahaan dengan hasil yang diharapkan
perusahaan.Kinerja adalah hasil akhir dari suatu aktivitas. Ukuran apa yang
dipilih untuk mengukur kinerja tergantung pada unit organisasi yang akan
dinilai dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang telah dibuat terlebih dahulu
pada bagian formulasi strategi dari proses manajemen strategik (seperti
profitabilitas, pangsa pasar, pengurangan biaya dan sebagainya) harus digunakan
semestinya untuk mengukur kinerja perusahaan jika strategi tersebut telah
diimplementasikan.
Sebagai hasil akhir
suatu aktivitas, termasuk ke dalam kinerja adalah hasil yang aktual dari proses
manajemen strategik. Praktik strategik manajemen dijustifikasi dalam hal
stabilitasnya dalam hal maningkatkan kinerja perusahaan, khususnya yang diukur
dengan laba dan tingkat pengembalian investasi. Dalam evaluasi dan kontrol yang
efektif, manajer harus mencari informasi yang jelas dan tidak bias dari
bawahannya. Dari informasi tersebut dapat diketahui apa sebenarnya yang terjadi
dan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam mengukur kinerja,
harus dipertimbangkan ukuran yang tepat.Beberapa ukuran, seperti tingkat
pengembalian investasi (ROI) dianggap tepat untuk mengevaluasi kemampuan
perusahaan atau divisi untuk mencapai tujuan profitabilitas. Tetapi ukuran ini
tidak cukup untuk mengukur tujuan lain perusahaan seperti tanggungjawab sosial
atau pengembangan karyawan. Walaupun demikian, profitabilitas memang merupakan
tujuan utama perusahaan. ROI dapat dihitung hanya jika laba telah dijumlahkan
secara total dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut akan memperlihatkan apa
yang terjadi setelah adanya fakta, bukan apa yang sedang terjadi atau yang akan
terjadi. Oleh karena itu, perusahaan tetap harus mengembangkan pengukuran
prifitabilitas. Hal ini merupakan steering control, karena mengukur variabel
yang mempengaruhi profitabilitas masa yang akan datang.
Selain itu, harus
dipertimbangkan pula jenis pengendalian.Pengendalian dibangun dengan fokus pada
kinerja aktual, pada aktivitas yang menghasilkan kinerja, atau pada sumberdaya
yang digunakan dalam menghasilkan kinerja.Pengendalian prilaku (behavior
control) mengkhususkan pada bagaimana sesuatu harus dikerjakan melalui kebijakan,
aturan, standar prosedur dan operasi, dan perintah dari atasan. Pengendalian
output (output control) mengkhususkan pada apa yang harus dicapai dengan fokus
pada hasil akhir dari prilaku melalui penggunaan target tujuan dan kinerja.
Pengendalian input (input control) fokus pada sumberdaya, seperti pengetahuan,
keahlian, kemampuan, nilai, dan motif karyawan.
1. Lingkungan
Lingkungan merupakan
unsur-unsur yang ada disekitar organisasi baik yang terdapat diluar organisasi
(lingkungan eksternal) dan di dalam organisasi (lingkungan internal).
Lingkungan eksternal terdiri atas variabel-variabel peluang dan tantangan yang berada diluar organisasi dan tidak dapat
dikontrol dalam jangka pendek oleh manajemen. Lingkungan eksternal dapat berupa
kekuatan umum dan trend didalam keseluruhan lingkungan sosial atau faktor
khusus dalam operasi organisasi (lingkungan tugas).Lingkungan internal dari
suatu perusahaan terdiri atas variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang
berada di dalam organisasi itu sendiri dan biasanya masih dapat dikontrol dalam
jangka pendek.Variabel ini meliputi struktur, budaya dan sumber daya
perusahaan.
Dalam melakukan
pemindaian lingkungan, manajer strategik harus menyadari beberapa variabel dari
lingkungan, yaitu adanya lingkungan sosial dan tugas perusahaan.Lingkungan
sosial (societal environment) meliputi kekuatan yang tidak secara langsung
menyentuh aktivitas jangka pendek, tetapi sering mempengaruhi keputusan jangka
panjang. Lingkungan sosial terdiri atas:
1.
Kekuatan ekonomi
2.
Kekuatan teknologi
3.
Kekuatan politik-hukum
4.
Kekuatan sosial budaya.
Lingkungan tugas (task
environment) meliputi unsur atau kelompok yang secara langsung mempengaruhi
perusahaan, dan pada gilirannya akan dipengaruhi oleh perusahaan. Lingkungan
tugas meliputi pemerintah, komunitas lokal, pemasok, pesaing, pelanggan,
kreditor, serikat pekerja, kelompok kepentingan tertentu dan asosiasi
dagang.Lingkungan tugas, sering disebut industri dimana perusahaan
beroperasi.Analisis industri (yang dipopulerkan oleh Michael Porter) mengacu kepada
pencarian yang mendalam atas faktor-faktor kunci dalam lingkungan tugas
perusahaan.Berikut dibawah ini gambar dari variabel-variabel lingkungan.
Manajer strategis juga
harus melakukan pemindaian terhadap lingkungan internal untuk mengidentifikasi
sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensinya.Dalam upaya menawarkan produk harus
sesuai dengan perubahan pasar yang terjadi.Keputusan tersebut tidak terlepas
dari usaha menyadari keadaan internal.
Memindai dan menganalisis lingkungan
eksternal untuk melihat peluang dan tantangan tidaklah cukup untuk mendapat
keunggulan kompetitif perusahaan. Para analis juga harus melihat ke dalam
perusahaan itu sendiri untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal
– kekuatan dan kelemahan yang kritis yang dapat menentukan apakah perusahaan
akan dapat memperoleh keuntungan dari peluang, disamping menghindari tantangan.
Pemindaian internal ini, juga disebut analisis organisasional, berkaitan dengan
pengeidentifikasian dan mengembangan sumber daya dan kompeensi organisasi.
2. Strategi
Strategi didefinisikan
sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut teori manajemen strategi,
strategi perusahaan antara lain dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
perusahaan. Selain itu, juga dikenal strategi perusahaan yang diklasifikasikan
atas dasar tingkatan tugas. Strategi-strategi yang dimaksud adalah strategi
generik (generic strategy) yang akan dijabarkan menjadi strategi utama/induk
(grand strategy). Strategi induk ini selanjutnya dijabarkan menjadi strategi di
tingkat fungsional perusahaan, yang sering disebut dengan strategi fungsional.
Pada dasarnya setiap
perusahaan mempunyai strategi dalam berusaha.Namun, mungkin saja terjadi
seorang pimpinan perusahaan tidak menyadarinya. Dalam mengkaji strategi
perusahaan, perlu diketahui bahwa bentuk strategi akan berbeda-beda
antar-industri, antarperusahaan, dan bahkan antarsituasi. Namun, ada sejumlah
strategi yang sudah banyak diketahui umum dan dapat diterapkan pada berbagai
bentuk industri dan ukuran perusahaan.Strategi-strategi ini dikelompokkan ke
dalam Strategi Generik.Istilah Strategi Generik dikemukakan oleh Porter.Pengertiannya
adalah suatu pendekatan strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing
dalam industri sejenis. Dalam praktek, setelah perusahaan mengetahui strategi
generiknya, untuk implementasinya akan ditindaklanjuti dengan langkah penentuan
strategi yang lebih operasional.
Untuk menjelaskan
tentang strategi, Wheelen dan Hunger menggunakan konsep dari General
Electric.General Electric menyatakan bahwa pada prinsipnya strategi generik
dibagi atas tiga macam, yaitu strategi Stabilitas (Stability), Ekspansi (Expansion),
dan Penciutan (Retrenchment).
1.
Strategi Stabilitas (Stability) pada
prinsipnya, strategi ini menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar, dan
fungsi-fungsi perusahaan lain, karena perusahaan berusaha untuk meningkatakan
efisiensi di segala bidang dalam rangka meningkatkan kinerja dan keuntungan.
Strategi ini risikonya relatif rendah dan biasanya dilakukan untuk produk yang
tengah berada pada posisi kedewasaan (mature).
2.
Strategi Ekspansi (Expansion) pada
prinsipnya, strategi ini menekankan pada penambahan/ perluasan produk, pasar,
dan fungsi-fungsi perusahaan lainnya, sehingga aktivitas perusahaan meningkat.
Tetapi, selain keuntungan yang ingin diraih lebih besar, strategi ini juga
mengandung risiko kegagalan yang tidak kecil.
3.
Strategi Penciutan (Retrenchment) pada
prinsipnya, strategi ini dimaksudkan untuk melakukan pengurangan atas produk
yang dihasilkan atau pengurangan atas pasar maupun fungsi-fungsi dalam
perusahaan, khususnya yang mempunyai cashflow negatif. Strategi ini biasanya
diterapkan pada bisnis yang berada pada tahap menurun (decline). Penciutan ini
dapat terjadi karena sumber daya yang perlu diciutkan itu lebih baik
dikerahkan, misalnya, untuk usaha lain yang sedang berkembang.
3. Kinerja
Kinerja adalah hasil
akhir dari suatu aktivitas. Langkah-langkah untuk memilih untuk menilai kinerja
tergantung pada unit organisasi yang akan dinilai dan tujuan yang akan dicapai.
Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari
tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada
tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai
sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh
komponen organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input).
Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu organisasi.
Namun ada beberapa indikator yang
biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu sebagai
berikut:
1.
Produktivitas
Konsep produktivitas tidak hanya
mengukur tingkat efisiensi,tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas
pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output.
2.
Kualitas Layanan
Kepuasan
masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.
3.
Responsivitas
Responsivitas
adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat menyusun
agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-program pelayanan
publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
4.
Responsibilitas
Responsibilitas
menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan
organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit.
5.
Akuntabilitas
Akuntabilitas
publik menunjukan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik
tunduk pada para pejabat politik yangdipilih oleh rakyat, asumsinya adalah
bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya
akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat.
Kinerja
birokrasi sebenarnya dapat dilihat melalui berbagai dimensi seperti dimensi
akuntabilitas, efisiensi, efektivitas, responsivitas maupun
responsibilitas.Berbagai literatur yang membahas kinerja birokrasi pada
dasarnya memiliki kesamaan substansial yakni untuk melihat seberapa jauh
tingkat pencapaian hasil yang telah dilakukan oleh birokrasi pelayanan.Kinerja
itu merupakan suatu konsep yang disusun dari berbagai indikator yang sangat
bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks penggunaannya.
Beberapa tindakan, seperti laba atas investasi
(ROI), merupakan unsur yang tepat untuk mengevaluasi perusahaan atau divisi
kemampuan untuk mencapai tujuan profitabilitas.Walaupun profitabilitas adalah
tujuan utama korporasi, ROI dapat dihitung hanya setelah mencapai keuntungan
untuk jangka waktu. Ini menceritakan apa yang terjadi setelah fakta-bukan apa
yang sedang terjadi atau apa yang akan terjadi. Sebuah perusahaan, oleh karena
itu, perlu mengembangkan langkah-langkah yang kemungkinan meramalkan
profitabilitas. Ini disebut sebagai kontrol kemudi karena mereka mengukur
variabel-variabel yang mempengaruhi profitabilitas masa depan. Salah satu
contoh dari jenis kontrol ini adalah penggunaan diagram dan grafik kontrol
kualitas dan produktivitas merinci setiap hari. Dengan demikian mereka mampu
melakukan penyesuaian terhadap sistem sebelum menjadi tak terkendali.
2.4. Pengaruh Manajemen Strategis
Terhadap Kinerja
Banyak
peneliti telah mengadakan penelitian untuk menentukan apakah organisasi telah
sungguh-sungguh menggunakan manajemen strategis.Secara umum penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa manajemen strategis memperbaiki kinerja lebih sering
dibandingkan jika tanpa perubahan. Sebagai contoh, dalam tinjauan terhadap 28
penelitian tentang perusahaan pemanufakturan 20 penelitian mengungkapkan
kinerja lebih baik dengan perencanaan formal, 5 penelitian mengungkapkan tidak
ada perbedaan, dan 3 penelitian mengungkapkan perencanaan akan mengganggu
kinerja. Dari bukti tersebut, kita menyimpulkan bahwa pengetahuan tentang
manajemen strategis sangat penting bagi kinerja bisnis yang efektif dalam
lingkungan yang berubah.Penggunaan perencanaan strategis dan pemilihan
latihan-latihan alternatife dari tindakan berdasarkan penilaian factor-faktor
internal dan eksternal, merupakan bagian penting dari pekerjaan manajer.
2.5. Strategis Pengambilan Keputusan
Karakteristik yang membedakan dari
manajemen strategis adalah penekanan pada pembuatan keputusan strategis.Sebagai
organisasi tumbuh lebih besar dan lebih kompleks dengan lingkungan yang lebih
pasti, keputusan menjadi semakin rumit dan sulit untuk dibuat. Dalam perjanjian
dengan perspektif strategis pilihan yang
disebutkan sebelumnya, buku ini mengusulkan pengambilan keputusan strategis
Kerangka yang dapat membantu orang membuat keputusan ini terlepas dari tingkat
dan fungsi mereka dalam perusahaan.
Tidak seperti banyak keputusan lainnya,
keputusan strategis menghadapi masa depan jangka panjang dari seluruh
organisasi dan memiliki tiga karakteristik:
1. Langka
yaitu Keputusan strategis yang tidak
biasa dan biasanya tidak memiliki presenden yang mengikat.
2. konsekuensial
yaitu Keputusan strategis mengikat sumber daya yang besar dan menuntut banyak
komitmen dari orang-orang di semua tingkatan.
3. Petunjuk
yaitu Keputusan strategis mengatur presenden untuk keputusan yang lebih rendah
dan tindakan masa depan seluruh sebuah organisasi.
Salah satu contoh dari
keputusan strategis dengan semua karakteristik ini dibuat oleh Genentech,
sebuah perusahaan bioteknologi yang telah didirikan pada tahun 1976 untuk
memproduksi obat berbasis protein dari gen kloning. Setelah membangun penjualan
penjualan menjadi US $ 9 miliar dan laba $ 2 miliar pada tahun 2006,
pertumbuhan perusahaan melambat dan harga sahamnya turun pada tahun 2007.Produk
perusahaan yang mencapai target.Untuk mendapatkan kembali pertumbuhan
pendapatan, manajemen memutuskan untuk menargetkan penanganan penyakit
autoimun, seperti multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, lupus, dan 80
penyakit lainnya yang tidak ada pengobatan yang belum diketahui.Ini adalah
kesempatan yang sangat besar, tetapi juga risiko yang sangat besar bagi
perusahaan.
Beberapa keputusan
strategis yang dibuat dalam sekejap oleh satu orang (seorang pengusaha atau
chief executive officer) yang memiliki wawasan yang cemerlang dan cepat mampu
meyakinkan orang lain untuk mengadopsi ide nya. Keputusan strategis lainnya
tampaknya mengembangkan dari serangkaian kecil pilihan tambahan yang dari waktu
ke waktu mendorong organisasi ke dalam satu arah daripada yang lain.
Menurut Henry
Mintzberg, tiga pendekatan yang paling khas, atau mode/cara, dari keputusan
strategis dibuat adalah kewirausahaan, adaptif, dan perencanaan antara lain :
1. Entrepreneurial
mode yaitu strategi dibuat oleh satu individu. Fokusnya adalah pada kesempatan;
masalah yang sekunder. Strategi dipandu oleh visi pendiri sendiri dan
dicontohkan oleh keputusan besar yang berani. Tujuan dominan adalah pertumbuhan
perusahaan.
2. Adaptive
mode yaitu kadang-kadang disebut sebagai "keluar dari keterpurukan" ini pengambilan keputusan Modus ini
ditandai dengan solusi reaktif untuk masalah yang ada, daripada proaktif
mencari peluang baru. Banyak tawar-menawar mengenai prioritas tujuan. Strategi
terfragmentasi dan dikembangkan untuk pergerakan korporasi ke depan secara
bertahap. Mode ini banyak dipakai universitas, banyak rumah sakit besar,
sejumlah besar lembaga pemerintah, dan sejumlah perusahaan besar.
3. Planning
mode yaitu modus pengambilan keputusan ini melibatkan pengumpulan sistematis sesuai
informasi untuk analisis situasi, generasi strategi alternatif yang layak, dan
pemilihan rasional strategi yang paling tepat. Ini mencakup baik proaktif
mencari peluang baru dan solusi reaktif dari masalah yang ada. CEO IBM Louis
Gerstner adalah contoh dari modus perencanaan. Ketika Gerstner menerima posisi
CEO pada tahun 1993, ia menyadari bahwa IBM dalam kesulitan serius. Komputer
mainframe, produk utama perusahaan ini, menderita penurunan yang cepat baik
dalam penjualan maupun saham. Salah satu tindakan pertama Gerstner adalah untuk
mengadakan pertemuan dua-hari di perusahaan Strategi dengan para eksekutif
senior. Analisis lini produk IBM yang mendalam mengungkapkan bahwa satu-satunya
bagian dari jasa, tapi itu relatif kecil segmen dan tidak sangat menguntungkan.
Daripada berfokus pada pembuatan dan penjualan komputer sendiri hardware, IBM
membuat keputusan strategis untuk berinvestasi dalam layanan yang terintegrasi
informasi teknologi. Sehingga IBM memutuskan untuk menyediakan satu set lengkap
layanan dari membangun sistem untuk mendefinisikan arsitektur untuk benar-benar
menjalankan dan mengelola komputer untuk pelanggan, terlepas dari yang membuat
produk.
2.6. Proses Pengambilan Keputusan
Strategis
Argumen
yang baik dapat dibuat untuk menggunakan model kewirausahaan baik atau adaptif,
disituasi tertentu buku ini mengusulkan, bahwa dalam kebanyakan situasi model
perencanaan, yang meliputi unsur-unsur dasar dari proses manajemen strategis,
yang lebih rasional dan dengan demikian lebih baik membuat keputusan strategis.
Penelitian menunjukkan bahwa model perencanaan tidak hanya lebih analitis dan
kurang politik daripada model yang lain, tetapi juga lebih tepat untuk
menangani sesuatu yang kompleks. Oleh karena itu mengusulkan delapan langkah
proses pengambilan keputusan strategis berikut untuk meningkatkan pembuatan
keputusan strategis :
1. Evaluasi
hasil kinerja saat ini dalam hal pengembalian investasi, profitabilitas, dan
sebagainya, misi saat ini, tujuan, strategi, dan kebijakan.
2. Ulasan
tata kelola perusahaan yaitu, kinerja dewan perusahaan direksi dan manajemen
puncak.
3. Memilah
dan menilai lingkungan eksternal untuk menentukan faktor-faktor strategis dapat
menimbulkan peluang dan ancaman.
4. Memilah
dan menilai lingkungan internal perusahaan untuk menentukan faktor-faktor
strategis, sehingga dapat mengetahui keunggulan dan kelemahannya.
5. Analisis
strategis (SWOT) faktor mencari permasalahan, meninjau dan merevisi misi
perusahaan dan tujuan yang diperlukan.
6. Menghasilkan,
mengevaluasi, dan memilih strategi alternatif terbaik dalam terang analisis yang
dilakukan pada langkah.
7. Melaksanakan
strategi yang dipilih melalui program, anggaran, dan prosedur.
8. Evaluasi
menerapkan strategi melalui sistem timbal balik, dan kontrol kegiatan untuk
memastikan penyimpangan minimum dari yang direncanakan. Pendekatan ini cukup
rasional untuk pengambilan keputusan strategis yang telah berhasil digunakan
oleh perusahaan-perusahaan seperti Warner-Lambert, Target, General Electric,
IBM, Avon Products, Bechtel Grup Inc, dan Taisei Corporation.
BAB 3
SIMPULAN
3.1.
Simpulan
Merealisasikan
suatu perencanaan yang baik perlu adanya dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan,
pengawasan, struktur organisasi, sistem informasi dan komunikasi, motivasi,
iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi. Kelemahan perencanaan
strategik biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya rutin dan sering
berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga menyebabkan tidak
termonitornya pelaksanaan dan
pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat.Segala sesuatu yang
strategik tidak hanya berhenti pada proses perencanaan saja tetapi juga
dilanjutkan pada tingkat operasional dan pengawasan. Manajemen Strategik juga
mencakup trend baru, yaitu:
1. Peralihan
dari perencanaan menjadi keunggulan bersaing. Pembuatan strategi lebih
didasarkan pada konsep keunggulan bersaing.
2. Manajemen
Strategik tidak hanya dilakukan oleh para kelompok elit perencana saja, tetapi
juga ditanamkan kepada setiap anggota organisasi.
3. Peralihan
dari sifat kaku menjadi fleksibel. Manajemen strategik lebih bersifat
lentur/fleksibel karena manggabungkan pandangan dan tindakan, menyeimbangkan
pengendalian dan learning, serta mengelola stabilitas dan perubahan. Strategi
yang dibangun merupakan strategi yag adaptif dan fleksibel dalam menghadapi
perubahan dan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.
0 komentar:
Post a Comment