Thursday, March 14, 2019

MAKALAH ANALISIS INVESTASI PUBLIK


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada tahun 1970-an, sebagian besar developing countries menyiapkan rencana pembangunan empat sampai enam tahun untuk menentukan dan melaksanakan tujuan ekonomi dan sosial jangka menengah. Namun, rencana dengan sebuah pandangan yang kaku dan membangun secara episodik sering tidak realistis, “need” based, dan kurang fleksibel untuk membuktikan perubahan dalam lingkungan ekonomi. Di beberapa negara, fixed plans semula dirancang dalam periode tingginya harga komoditas atau banyak bantuan eksternal yang dikontribusikan ke penstabilan keuangan publik, dan tanpa dampak yang cukup pada pertumbuhan ekonomi. Seperti perencanaan jangka menengah yang kaku kurang tersebar luas hari ini, tetapi beberapa negara di Asia masih mempersiapkan rencana jangka menengah.

Dalam melakukan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin, karena pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek, sedangkan pengeluaran investasi mempunyai efek jangka panjang. Kesalahan dalam melakukan investasi pengambilan keputusan investasi tidak saja akan berdampak pada anggaran tahun berjalan, namun juga akan membebani anggaran tahun-tahun berikutnya.
Analisa investasi berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokasi sumberdaya dan praktek manajemen keuangan di sektor publik. Selain itu, program investasi publik merupakan bentuk dari dual budgeting, yaitu pemisahan anggaran modal/investasi dari anggaran rutin. Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan ditetapkan bagi masing-masing unit organisasi. Analisis yang mendalam sebelum dilakukannya investasi sangat penting dilakukan karena investasi publik berkaitan erat dengan masalah transparansi dan kewajaran anggaran.
Dalam rangka mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera, maka pemerintah di berbagai negara berusaha untuk meningkatkan GNP maupun pendapatan per kapita dari penduduknya. Untuk tujuan tersebut maka pemerintah menjalankan berbagai program pembangunan ekonomi. Persyaratan fundamental untuk pembangunan ekonomi adalah tingkat pengadaan modal pembangunan yang seimbang dengan pertambahan penduduk. Pembentukan modal tersebut harus didefinisikan secara luas sehingga mencakup pengeluaran yang sifatnya menaikkan produktivitas. Menurut Syahrir (1995), pada dasarnya  besar dana pembangunan yang dibutuhkan sangat tergantung pada tiga hal utama yaitu :
1.      Target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai.
2.      Efisiensi penggunaan dana, dan
3.      Kemampuan menggali dana baik domestik maupun luar negri.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Apakah pengertian analisis investasi publik?
2.      Apa sajakah program investasi publik?
3.      Bagaimanakah penentuan kebutuhan investasi?
4.      Apa sajakah aspek-aspek kelayakan investasi?
5.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi investasi?
6.      Seperti apakah teknik dasar penilaian investasi publik?
1.3  Tujuan Makalah
Tujuan penelitian makalah ini adalah untuk :
1.      Mengetahui pengertian analisis investasi publik.
2.      Mengetahui program investasi publik.
3.      Mengetahui apa saja yang menjadi penentuan dalam kebutuhan investasi.
4.      Mengetahui aspek-aspek yang menjadi kelayakan dalam investasi.
5.      Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi investasi.
6.      Mengetahui teknik dasar penilaian investasi publik.

1.4  Kegunaan Makalah
Tujuan atau kegunaan makalah ini adalah :
1.    Sebagai bahan pembelajaran dan pengetahuan dalam menganalisis investasi lokal dalam pembangunan manusia, kemiskinan dan pelayanan kesehatan..
2.    Bagi penulis salah satu menyelesaikan tugas mata kuliah seminar akuntansi sektor publik dan mengetahui permasalahan tentang investasi publik..
  
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Investasi Publik
Investasi sektor publik meliputi investasi pemerintah itu sendiri, konsumsi yang dilakukan pemerintah,penerimaan pemerintah dari sektor pajak/non pajak. Dengan adanya sistem informasi yang lebih maju ini maka Analisis investasi sektor publik lebih mengarah terhadap sistem pengawasan dan audit terhadap investasi yang telah diterima karena investasi yang diterima biasanya berupa modal, dimana investasi atau modal tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penggunaanya bagi masyarakat luas atau hanya akan malah merugikan berbagai pihak yang terdapat didalamnya. Dimana manfaat ini dapat berjangka panjang dalam masyarakat atau tidak. Dalam mengambil keputusan menginvestasikan sebagian harta miliknya maka haruslah diperhatikan terlebih dahulu resiko yang akan ditimbulkan dari penginvestasian harta tersebut. Terlebih lagi tidak jarang investasi publik ini dapat mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.
Dengan semakin banyak investasi yang dimiliki oleh pemerintah seperti barang-barang yang dibeli untuk untuk memeperlancar segala kegiatan yang berorientasi sektor publik maka tiap tahun pula perintah harus mengeluarkan sejumlah dana untuk biaya perawatannya. Tetapi pengeluaran pemerintah yang berlebihan dalam pembelian sejumlah sarana untuk publik dapat menyebabkan pembengkakan dana yang terjadi pada tahun anggaran yang akan datang.
Dengan demikian yang di maksud dengan Investasi adalah “aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalty atau manfaat social, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat”(laporan pemerintah RI No.24 tahun 2005 Tanggal 13 Juni 2005).
Jadi jika investasi public adalah “asset yang diberikan oleh pemerintah kepada public baik manfaatnya dapat nikmati lansung atau tidak oleh pemerintah itu sendiri yang dapat menyentuh seluruh golongan masyarakat itu”.

2.2 Program Investasi Publik
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi publik.Keputusan Investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan.Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin karena pengeluaran investasi / modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek. Kesalahan dalam melakukan pengambilan keputusan investasi tidak saja akan berdampak pada anggaran tahun berjalan, namun juga akan membebani anggaran tahun-tahun berikutnya.
Investasi publik memiliki kaitan erat dengan penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi merupakan proses untuk menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran modal/investasi. Untuk memberikan mekanisme supaya menjadi efektif dan efisien maka perlu dilakukan analisis investasi secara mendalam.Analisis investasi berhubungan erat dengan penganggaran fungsional, alokasi sumber daya, dan praktik manajemen keuangan disektor publik.Selain itu, program investasi publik merupakan bentuk dari dual budgeting yaitu pemisahan anggaran modal/investasi dari anggaran rutin.
Sebelum diambil keputusan untuk melakukan investasi, pemerintah terlebih dahulu perlu menentukan kebutuhan investasi yang diperlukan. Untuk menentukan kebutuhan investasi perlu dilakukan evaluasi yang mencakup:
a.       Inventarisasi investasi.
b.      Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis investasi, nilai investasi, kondisi barang modal yang saat ini ada.
c.       Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada.
d.      Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan dating.
e.       Inventarisasi kebutuhan investasi.
f.       Evaluasi kelayakan investasi.
g.      Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, social-budaya, finansial, ekonomi, dan aspek distribusi. Perhitungan kelayakan investasi dilakukan dengan menggunakan alat analisis, misalnya : NPV (Net Present Value), IRR (), APP, PP (pay back period), Cost Benefit Analysis, dan Cost Effectivenee Analysis.
2.3 Penentuan Kebutuhan Investasi Publik
Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan ditetapkan bagi masing-masing unit organisasi. Analisis yang mendalam sebelum dilakukan investasi sangat penting dilakukan karena investasi public berkaitan erat dengan masalah transparansi dan kewajaran anggaran.Penentuan kebutuhan investasi public terkait dengan dua kegiatan, yaitu peningkatan kuantitas investasi dan peningkatan kualitas investasi.
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu penggolongannya adalah:
1.      Investasi penggantian
2.      Investasi penambahan kapasitas
3.      Investasi baru
Penilaian investasi public perlu mempertimbangkan umur teknis dan umur ekonomis dari barang modal yang akan dibeli. Umur ekonomi terkait dengan perkiraan waktu efektif suatu barang modal dalam memeberikan manfaat, sedangkan umur teknis terkait dengan kemampuan barang modal dalam memberikan manfaat hingga tidak mampu lagi memberikan manfaat.
Investasi penambahan barang modal perlu dilakukan bila terjadi tuntutan peningkatan cakupan pelayanan. Produktivitas barang modal diukur berdasarkan rasio antara input dan output yang dihasilkan. Rasio ini biasanya mencerminkan tingkat efisiensi barang modal yang bersangkutan.Jika suatu barang modal sudah kurang (tidak) efisien lagi, sementara terjadi kenaikan cakupan pelayanan yang harus dilakukan pemerintah, maka pemerintah harus mempertimbangkan untuk melakukan investasi penambahan kapasitas.
2.4  Aspek Kelayakan Investasi
Dalam perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa aspek yang sama-sama menunjukan keuntungan atau manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu investasi trtntu. Seluruh aspek harus dipertimbangkan dan dievaluasi dalam setiap tahap perencanaan anggaran dan siklus pelaksanaan, karena aspek-aspek tersebut satu sama lainsaling berhubungan dan saling mempengaruhi.
a.      Aspek Teknis
Aspek teknis merupaka bagian penting dari analisis investasi yang harus dipertimbangkan.Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihatdari aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk ditolak.
b.      Aspek Sosial dan Budaya
Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan.Aspek sosial budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.Aspek sosial budaya mencakup juga aspek legal dan lingkungan. Suatu proyek investasi yang akan dilakukan harus mempertimbangkan aspek legalitas dan dampak lingkungan yang merugikan.
c.       Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomian secara kesuluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang digunakan. Aspek finansial menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan.Berdasarkan perencanaan anggaran, keputusan-keputusan mengenai efisiensi proyek secara finansial, solvabilias, dan likuiditas perlu dipertimbangkan.
d.      Aspek Distribusi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan dengan masalah distribusi pelayanan public secara adil dan merata. Untuk itu perlu diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan dari proyek investasi; darimana mendapatkan modal untuk melaksankan proyek,apakah dari public revenue atau oleh individu, apakah terdapat pajak penghasilan atau tidak; apakah proyek dijalankan oleh public agencies atau oleh individu. Aspek distribusi terkait dengan keadilan dan persamaan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan public (equity & equality)
2.5  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam analisis investasi public adalah:

1.      Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu.Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan yang disyaratkan (required rate of return), maka proyek tersebut harus ditolak.Perhitungan tingkat diskonto merupakan bagian yang cukup kompleks dalam analisis investasi.
Antara biaya dan manfaat terjadi pada titik waktu yang berbeda, sehingga nilai tersebut perlu didiskontokan untuk beberapa periode waktu sebelum berbagai alternative investasi diperbandingkan untuk ditentukan investasi mana yang akan dilakukan. Untuk tujuan analisis biaya manfaat, maka perlu digunakan tingkat diskonto social (social discount rate).
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan menyatakan social discount rate sebagai suatu tingkat yang merefleksiakn prefensi masyarakat terhadap manfaat saat ini atas manfaat yang akan diterima dimasa yang akan datang, atau disebut social time preferensi rate (STPR)
Penggunaan analisis berdasarkan SOCR (social opportunitycost rate) adalah bahawa  sumber daya yang digunakanuntuk melakukan investasi di sector public terbatas dan sumber daya itu tidak tersedia untuk digunakan di tempat lain. Satu pemecahan untuk membatasi discount rate adalah dengan menggunakan proses pendiskontoan artinya biaya dan manfaat diharapkan berubah pada tingkat kembalian investasi yang sama sebagai perubahan dalam kebutuhan tingkat harga-harga umum (general price levels). Hal ini merupakamnpendekatan yang diadopsi pemerintah yang menyarankan bahwa discount rate yang digunakan pada investasi sector public harus dinilai dengan pengujian discount rate.


2.      Tingkat Inflasi
Penilaian investasi harus memperhitungkanperkiraan tingkat inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi,semakin rendah nilai riil keuntungan di masa depan yang diharapkan (expected furure returns) sehingga semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required rate of return semakin dekat.
3.      Resiko dan Ketidakpastian
Required rate of return akan semakin tinggi jika resiko investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hokum kekacauan social-politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkat resiko investasi.Faktor-faktor tersebut menyumbang resiko investasi suatu negara yang jika sudah sangat parah dapat mengarah pada kategori default country. Terjaminnya keamanan berinvestasi, penegakan hokum dan demokrasi, terjaminnya property right dan contract right dapat menurunkan resiko investasi.
4.      Capital Rationing
Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi.

2.6  Teknik Dasar Penilaian Investasi Publik
Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana. Terdapat empat langkah utama untuk mengevaluasi suatu proyek investasi, yaitu:


1.      Identifikasi kebutuhan investasi yangmungkin dilakukan.
Organisasi sektor publik seringkali dihadapkan pada banyak altematif investasi untuk mencapai tujuan organisasinya.Oleh karena itu perlu diidentifikasi alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk dianalisis lebih lanjut.
2.      Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan (cost/benefit relationship).
Perhitungan manfaat dan biaya harus pula memasukkan analisis manfaat dan biaya sosial (social cost/benefit) yang ditimbulkan dari investasi publik yang akan dilakukan Pada organisasi sektor publik biaya dan manfaat seringkali tidak dapat secara langsung diukur dengan satuan uang, sehingga teknik-teknik analisis biaya manfaat sangat cocok untuk diterapkan.
3.      Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah.
Langkah kedua adalah menghitung manfaat dan biaya investasi dalam satuan rupiah.Terkadang terdapat kesulitan dalam langkah kedua ini.Kesulitan yang dihadapi adalah apabila biaya dan manfaat dari suatu proyek tidak dapat diukur dalam bentuk rupiah.
4.      Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang tinggi
Rasio biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan titik awal penentuan penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian yang dapat mempengaruhi perhitungan. Dapat menggunakan analisis moneter yang mungkin mengindikasikan bahwa proyek akan memeberikan nilai uang terbaik, tetapi faktor-faktot politik, respon pemerintah, serta tekanan-tekanan sosial menyebabkan pertimbangan biaya manfaat diperlukan atas proyek tersebut.
Terdapat beberapa teknik untuk melakukan penilaian investasi, yang dibedakan menjadi 2 metode:
1.      Metode penilaian investasi tradisisonal.
2.      Metode aliran kas yang diskontokan (discounted cah flow/DCF)
Metode tradisional yang sering digunakan adalah tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan (accounting rate of return on capital employed-ROCE) dan payback period (PP), ROCE secara sederhana dirumuskan :

Imformasi mengenai laba akuntansi diperoleh dari laporan rugi/laba organisasi, sedangkan informasi modal dapat diketahui dari neraca. Terdapat dua masalah dalam menggunakan metode ROCE ini. Pertama, penghitungan angka akuntansi didasarkan pada konsep akuntansi akrual dan memasukan item-ite bukan kas, seperti depresiasi dan cadangan kerugian piutang. Kedua, ROCE hanya mengukur periode tunggal tanpa memperhitungkan nilai waktu uang (time value of money).
Metode penilaian investasi dengan menggunakan discounted cash flow misalnya adalah net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR), NPV dihitung dengan cara mendiskontokan aliran kas di masa datang (future cash flow) dengan faktor diskonto tertentu yang merefleksikan biaya kesempatan modal (opportunity costof capital). NPV diperoleh dengan cara mengurangkan pengeluaran investasi awal dengan aliran kas di masa depan yang di present value kan. Proyek yang memberikan nilai NPV positif adalah proyek yang memiliki prioritas unutk diterima dan proyek yan gnilai NPV-nya negatif adalah proyek yang harus ditolak.
IRR mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang bernilai nol. Atau dengan kata lain adalah yang menyetarakan aliran kas bersih di masa datang (fuutre net cash flow) dengan pengeluaran investasi awal. IRR dinyatakan dalam persentase, proyek yang memiliki nilai IRR yang besar adalah proyek yang potensial untuk diterima.
Untuk menganalisis usulan investasi publik, manajer publik dapat menggunakan alat analisis biasa digunakan untuk menilai kelayakan suatu proyek pada sektor swasta, misalnya NPV, IRR, payback period, dsb.
a.      Net Present Value
Net present value dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPV =
Dalam hal ini:
i    = tingkat diskonto
n   = 1,……..,50 th. (umur proyek)
CF = cash flow
Dengan formulasi lain, NPV dinyatakan:
NPV = (Cash flow x Present value factor) – Investasi
=(CFxpvj)--1
(CFxpvj) disebut juga Gross Present Value.
b.      Net Present Benefits (NPB)
Net Present Benefits (Manfaat Bersih Sekarang) merupakan nilai bersih suatu proyek sete dikurangi seluruh biaya pada satu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat yang diter pada tahun yang bersangkutan dan didiskontokan dengan tingkat bunga yang berlaku.
Net present benefit dapat dirumuskan sebagai berikut:
NPB =

c.       Analisis Payback Period
Metode payback period digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi. Payback period dirumuskan sebagai berikut:
Payback Period = 
Payback period merupakan teknik analisis investasi yang relatif mudah dan sederhana.Se­hingga banyak digunakan. Namun demikian, Payback period mengandung kelemahan, yaitu:
1.      Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh setelah payback period tercapai.
2.      Metode payback period mengabaikan nilai waktu uang.
3.      Metode payback period tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi yang bersifat mutually exclusive.

d.      Analisis Biaya-Manfaat (Cost Benefit Analysis)
Metode cost benefit analysis (CBA) atau benefit cost ratio merupakan cara mengevaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang (present value) dari seluruh manfaat keuntungan yang diperoleh dengan nilai sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut.

Analisis Benefit-Cost Ratio dirumuskan sebagai berikut: lebih besar dari
M =
C =
Berdasarkan metode ini, suatu proye akan dilaksanakan bila (M/C) > 1. Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode Net Present Benefit apabila B/C > 1 berarti pula B-C lebih besar dari 0.
Benefit/Cost Ratiodapatjuga dirumuskan sebagai berikut :
Gross Present Value =
Kelemahan metode B-C ratio adalah tidak adanya pedoman yang jelas mengenai hal-hal yang masuk sebagai perhitungan biaya dan manfaat. Di satu sisi dapat dimasukkan sebagai biaya, namun di sisi lain dapat masuk sebagai manfaat, sehingga kemungkinan terjadi mani-pulasi besar. Secara umum, kelemahan ini disebabkan karena adanya kesulitan dalam peng-hitungan manfaat dan biaya.Biaya dianggap sebagai manfaat negatif.Dengan demikian B-C ratio dapat berpeluang memberikan hasil yang keliru dalam menentukan proyek.

e.       Analisis Efektivitas Biaya (Cost-Effectiveness Analysis)
Analisis efektivitas biaya dilakukan karena terdapat kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosial secara kuantitatif. Analisis cost-effectiveness meliputi penilaian terhadap biaya dan manfaat yang dapat dikuantifikasi, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan dating atas suatu proyek dengan pengaruh atau dampak yang tidak dapat dikuantifika­sikan, namun tidak dinilai.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis efektivitas biaya adalah sebagai berikut:
1)      Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal. Hal tersebut meliputi pula penentuan biaya bangunan, peralatan, dan tanah. Hal ini penting karena sumber daya yang diperlukan oleh sebuah proyek harus dinilai pada opportunity cost penuhnya.
2)      Membuat estimasi biaya yang akan terjadi (running cost) selama umur yang diharapkan dari suatu proyek.
3)      Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan dari suatu proyek.
4)      Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas yang dilakukan.
5)      Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk memungkinkan melakukan perbandingan.
6)      Menjelaskan secara realistis mengenai kemungkinan adanya biaya-biaya dan manfaat yang tidak dapat dikuantifikasi yang akan muncul dari proyek yang akan dijalankan.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa kesulitan dalam melakukan analisis efektivitas-biaya.Kesulitan tersebut terjadi pada waktu membuat estimasi atau perkiraan mengenai waktu dan besarnya jumlah biaya dan manfaat di masa datang.Kesulitan juga dialami pada saat pemilihan tingkat diskonto (discount rate) yang tepat atau penyesuaian untuk tingkat risiko dan ketidakpastian, sebagai gambaran dalam seksi pendahuluan pada analisa cost-benefit. Namun demikian, mekanisme pendiskontoan pada dasarnya tidak berbeda dari yang biasa diterapkan pada sektor swasta.



BAB 3
PENUTUP

3.1    Simpulan
Dengan adanya sistem informasi yang lebih maju ini maka Analisis investasi sektor publik lebih mengarah terhadap sistem pengawasan dan audit terhadap investasi yang telah diterima karena investasi yang diterima biasanya berupa modal, dimana investasi atau modal tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam penggunaanya bagi masyarakat luas atau hanya akan malah merugikan berbagai pihak yang terdapat didalamnya.
Keputusan Investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan.Investasi publik memiliki kaitan erat dengan penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi merupakan proses untuk menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran modal/investasi.
3.2    Saran
Dalam investasi publik Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat meningkatkan pembangunan manusia, mengatasi kemiskinan serta pelayanan kesehatan. Untuk menaruh perhatian pada pengeluaran sosial tersebut, komponen utamanya adalah pengeluaran unutk bidang pendidikan dan kesehatan dalam pengeluaran pembangunan. Dari hasil estimasi diperoleh bukti bahwa investasi sektor publik untuk bidang sosial membawa manfaat bagi pembangunan manusia dan kesejahteraan penduduk, investasi bidang sosial tersebut menghasilkan manfaat dalam peningkatan IPM dan menurunkan tingkat kemiskinan. Dalam melakukan fungsi pelayanan masyarakat, Pemerintah dihadapkan pada masalah pengambilan keputusan investasi publik, keputusan tersebut diperlukan untuk melaksanakan program, kegiatan dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan.

0 komentar:

Post a Comment