Saturday, January 5, 2019

Modul Sistem Informasi Manajemen



Modul Sistem Informasi Manajemen
Informasi mengalir baik secara vertikal (diantara manajer) dan juga horizontal (diantara departemen). Informasi pada level manajemen:
  1. Top-level management akan lebih mementingkan gambaran besar dan perencanaan jangka panjang, memproyeksikan even-even yang mungkin terjadi di masa depan.
  2. Mid-level management akan lebih mementingkan system control dan perencanaan, serta implementasi tujuan jangka panjang.
  3. Level Supervisor akan lebih berfokus pada kontrol operasional harian, memonitor even yang berlangsung dalam basis harian dan juga mensupervisi para pekerja.


Hampir semua organisasi modern memiliki database terkomputerisasi yang mencatat aktivitas rutin harian yang kita kenal dengan transaksi. Ada beberapa level dari sistem informasi terkomputerisasi yaitu:
  1. Sistem Pemrosesan Transaksi
Mensubstitusikan pemrosesan berbasis komputer dari pencatatan manual, berhubungan dengan proses rutin yang telah terstruktur termasuk aplikasi pencatatan. Contohnya:
Terdapat pada sistem informasi akuntansi yang mengontrol setidaknya 6 aktivitas:
·         Pemrosesan sales order – pencatatan pesanan dari konsumen
·         Account Recievables – memperlihatkan uang yang masih “tertahan” di kustomer (uang piutang)
·         Sistem pembelian dan inventory – ketersediaan perlengkapan dan barang jadi dan barang-barang persediaan dan servis yang telah dibeli
·         Account payable – menunjukan hutang
·         Pembayaran – menunjukkan cek, pembayaran gaji, tunjangan, dll.
·         Buku besar – menunjukkan semua transaksi di atas



  1. Sistem Informasi Manajemen
Menyediakan input yang digunakan dalam proses penentuan keputusan manajerial, berfungsi untuk mendukung situasi pengambilan keputusan yang terstruktur dimana kebutuhan informasi dapat diantisipasi. Sistem informasi manajemen membutuhkan sistem manajemen database untuk mengintegrasikan database kepada departemen-departemen yang berbeda.
Sebuah SIM dapat mengeluarkan laporan yang berbeda-beda:
·         Laporan periodic – dikeluarkan dengan interval yang regular
·         Exception report – menunjukan even-even yang belum diperhitungkan sebelumnya
·         Laporan permintaan – dikeluarkan pada saat dibutuhkan (on-demand)
3.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menyediakan informasi kepada manajer yang harus membuat keputusan dalam situasi-situasi tertentu, mendukung pengambil keputusan dalam situasi yang tidak terstruktur dengan baik. DSS (decision support system) terdiri dari pengguna, software, database, dan model pengambilan keputusan yang memberikan sistem tersebut kemampuan analitis.
4.      Sistem Support Eksekutif
Sistem berbasiskan computer yang kompatibel dengan gaya kepemimpinan manajemen dan tanggung jawab eksekutif.
5.      Expert Support System
Sebuah program computer yang menggunakan data dan aturan-aturan tertentu untuk menyerupai keputusan yang mungkin dibuat oleh pakar. Sistem ini didesain untuk mendukung penggunanya dengan merekomendasikan keputusan yang spesifik, merekomendasikan aksi, atau membuat prediksi.
6.      Work Group Support System
Sistem otomatis yang diarahkan untuk membuat pekerja semakin produktif dengan mengubh struktur dan aktifitas dari kantor dan juga work group lainnya.


Sistem Informasi Manajemen

Daur hidup dari pengembangan sistem
1.      Investigasi awal
2.      Analisa sistem
3.      Desain sistem
4.      Pengembangan sistem
5.      Pelatihan dan implementasi sistem
6.      Perawatan sistem


A.   Investigasi awal
Investigasi awal akan menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan bagi sistem informasi yang baru. Tugasnya:
a.      Mendefinisikan problem, informasi apa yang dibutuhkan dan oleh siapa, kapan
b.      Menyarankan sistem alternatif
c.      Mempersiapkan laporan singkat kepada tim manajemen

B.   Analisa sistem, data dikumpulkan tentang sistem yang sudah ada
Tugasnya:
a.      Mengumpulkan data, menggunakan teknik observasi, interview, dan questionnaire dan melihat pada dokumen-dokumen yang telah lalu seperti chart organisasi
b.      Menganalisa data menggunakan beberapa alat analisa
c.      Menunjukkan hubungan antara input dan output dari dokumen
d.      Tabel keputusan yang menunjukan keputusan apa yang harus diambil ketika kondisi-kondisi tertentu terjadi dan hasil apa yang dapat diharapkan menggunakan system flowchart dan juga data flow diagram.



C.  Desain sistem, terdiri dari:
a.      Mendesain sistem alternative menggunakan alat-alat pemrograman. Sistem kemudian dievaluasi feasibilitasnya secara ekonomi, teknikal, dan operasional
b.      Memilih sistem yang paling baik, yaitu sistem yang fleksibel, aman, dan efektif dari sisi biaya
c.      Menulis laporan desain sistem, mendeskripsikan fase ini untuk manajemen. DFD biasanya digunakan untuk dokumen dan untuk menganalisa data flow dan informasi dalam sistem.

D.  Pengembangan sistem
a.      Pengembangan perangkat lunaknya
b.      Pengadaan perangkat keras
c.      Pengetesan sistem baru

E.   Pelatihan dan implementasi sistem
Konversi adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Tipe-tipe konversi:
a.      Pendekatan langsung, meninggalkan sistem lama dan langsung memakai sistem yang baru
b.      Pendekatan parallel, mencoba sistem baru hanya pada satu atau sedikit bagian dari organisasi
c.      Pendekatan bertahap, yaitu implementasi sistem secara gradual.

F.   Perawatan Sistem
a.      Audit sistem, analist dari sistem membandingkan sistem yang baru dengan spesifikasi desain yang telah ditentukan di awal untuk melihat apakah sistem tersebut produktif
b.      Evaluasi secara periodik dan diperbaharui bila dibutuhkan




Bahasa Pemrograman
Generasi Pemrograman
1st        mesin                         10010001
2nd       assembly       pack 210(8,13)
3rd        procedural     overtime:=0
4th        problem          end name=”JONES”
5th        natural            IF patient is dizzy,
                                    THEN check temperature and blood pressure

Program adalah sebuah daftar dari instruksi unuk diikuti computer sebagai alat untuk melakukan tugas. Instruksi tersebut dibuat dengan pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam bahasa pemrograman (seperti Basic)

Dalam pemrograman ada 6 langkah yang dapat kita ikuti:
Langkah 1: Definisikan masalahnya
Analisis program terdiri dari klasifikasi empat tugas:
  • Menentukan obyektif dari program tersebut dengan memfokuskan diri pada problem-problem spesifik untuk diselesaikan.
  • Menentukan output yang diinginkan sebelum memikirkan tentang input yang dibutuhkan.
  • Menentukan data input dan sumber data.
  • Menentukan kebutuhan pemrosesan ataupun langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menggunakan data input untuk menghasilkan data output

Langkah 2: Keputusan membuat atau membeli
Keputusan membeli atau membuat adalah pilihan antara membuat program yang dapat dikustomisasi oleh programmer atau membeli paket software yang telah ditulis oleh pihak ketiga.
  • Perangkat lunak yang dibuat sendiri dapat dibuat secara persis disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan perusahaan.


  • Paket software yang dibeli dapat menghemat waktu dan uang tetapi biasanya tidak persis sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
  • Keputusan dibuat dengan memperbandingkan program dengan biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya.

Langkah 3: Desain program
Bila program tersebut dibuat sendiri, dalam desain program, sebuah solusi didesain menggunakan teknik pemrograman terstruktur, terdiri dari:
  • Desain program top-down, langkah-langkah pemrosesan besar, disebut juga sebagai modul dalam pemrograman, diidentifikasikan.
  • Pseudocode – ekspresi-ekspresi naratif dari logika pemrograman ditulis
  • Flowchart – representasi grafik dari langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah masalah pemrograman
  • Struktur logika – 3 pengaturan digunakan dalam flowchart program untuk menulis program terstruktur

Tiga struktur logika:
  • Sequence – satu pernyataan pemrograman diikuti dengan pernyataan lainnya
  • Seleksi (atau IF – THEN – ELSE) ketika keputusan harus dibuat
  • Loop – ketika proses diulang selama beberapa kali hingga waktu yang ditentukan


Langkah 4: Mulai tulis kode pemrograman
Coding adalah penulisan program. Ada beberapa aspek penting dalam pemrograman:
  • Kualitas program – program yang baik terstruktur menggunakan struktur logika
  • Pemilihan bahasa – bahasa pemrograman harus dipilih sesuai dengan problem yang dihadapi dan juga sistem komputer yang digunakan.

Langkah 5: Debug Program (tes ulang program)
Debugging adalah pengetesan program untuk meminimalisir kesalahan dalam sintaks bahasa pemrograman dan juga kesalahan logika pemrograman. Metode ini terdiri dari:
  • Desk checking – secara teliti membaca print out dari sebuah program
  • Testing manual – menggunakan data sample untuk mengetes hasil pemrosesan yang benar
  • Percobaan translasi – menjalankan program menggunakan komputer menggunakan program translator
  • Mengetes data sample – mengetes program untuk eror dalam logika dalam sebuah komputer menggunakan data sampel.

Langkah 6: Pendokumentasian Program
Dokumentasi terdiri dari deskripsi tertulis dari sebuah program dan prosedur yang harus dijalankan bagi pengguna, dan juga operator dan programmer selama perawatan program – modifikasi ataupun pembaharuan program
  • Pengguna perlu tahu bagaimana menggunakan program dan memasukan data untuk menghasilkan hasil yang diinginkan
  • Operator perlu tahu bagaimana cara mengeksekusi program dan memperbaiki kesalahan
  • Programmer perlu tahu agar dapat menjelaskan bagaimana program tersebut bekerja dan merawat program di masa depan.

0 komentar:

Post a Comment