KEBIJAKAN MODAL KERJA
1.1. KONSEP
MODAL KERJA
Menurut
Bambang Riyanto ( 2001:5) Modal Kerja dapat dilihat dari beberapa konsep,
yaitu
a
|
Konsep Kuantitatif
( Gross Working Capital)
yaitu: modal Kerja
merupakan seluruh dana yang tersimpan/ tertanam dalam
Aktiva Lancar
sehinngga disebut Modal Kerja Kotor ( Gross Working
Capital)
|
||||||||||||||||||||||||
b
|
Konsep Kualitatif ( Net Working Capital)
Yaitu : modal kerja merupakan selisih Aktiva Lancar
dengan Hutang Lancar .
sehingga disebut Modal Kerja Bersih ( Net Working
Capital)
|
||||||||||||||||||||||||
c
|
Konsep Fungsional ( Functional Working Capital)
Yaitu : Modal Kerja dlihat berdasarkan fungsinya
dalam menghasilkan pendapatan
(income).
Modal Kerja
Fungsional terdiri dari :
·
Working Capital
Yaitu :
Dana yang digunakan secara langsung dalam menghasilkan
pendapatan (income) .
meliputi :
- Kas
- Persediaan
- Sebagian
Pihutang (Pihutang - Profit
Margin)
- Sebagian Aktiva
Tetap ( depresiasinya)
·
Non Working Capital
Yaitu : Dana yang digunakan tidak untuk menghasilkan secara langsung,
ataupun menghasilkan current income, hal ini tidak sesuai dengan
tujuan didirikannya
perusahaan. meliputi :
- Tanah
- Gedung ( nilai
sisanya)
- Mesin ( nilai
sisanya)
* Potential Working Capital
Yaitu :
Dana yang tertanam dalam perusahaan namun dapat diuangkan
dengan mudah, dan dapat digunakan untuk modal
usaha, melipuiti :
- Sebagian Pihutang ( Profit Marginnya)
- Surat Berharga jk Pendek
( Efek)
|
||||||||||||||||||||||||
1
|
JENIS-JENIS
MODAL KERJA :
Modal Kerja
Permanent (Permanent Working Capital)
Yaitu : Modal
Kerja yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk menjalankan
fungsinya. Terdiri dari :
·
Modal Kerja
Primer : yaitu modal kerja
minimum yang harus tetap ada
dalam rangka menjaga kontinuitas usaha .
·
Modal Kerja
Normal : yaitu modal kerja yang
diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi
normal.
|
||||||||||||||||||||||||
2
|
Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu : modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan
keadaan
Terdiri dari
:
·
Modal Kerja
Musiman ( Seasonal Working Capital)
Yaitu : Modal yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
fluktuasi musim
·
Modal Kerja
Siklis ( Cyclical Working Capital)
Yaitu : Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan oleh fluktuasi
konjungtur
·
Modal Kerja
darurat ( Emergency Working Capital)
Yaitu : Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan kondisi
darurat.
4.1.a Konsep Modal Kerja
Neraca PT “ ZAPUJAGAT” Per 31
Desember 2009
Tentukan: Jumlah Modal
Kerja berdasarkan konsep2 bila :Umur Ekonomis 4 th, Depresiasi menggunakan Metode Garis Lurus, tanpa nilai sisa) dan Profit Margin
20% !
|
||||||||||||||||||||||||
PEMENUHAN KEBUTUHAN MODAL KERJA :
Besar kecilnya
kebutuhan terhadap Modal Kerja dipengaruhi oleh :
a.Periode
Perputaran Modal Kerja , meliputi:
- Jangka Waktu Pembelian Bahan Baku
- jangka Waktu Barang disimpan di gudang
- Jangka Waktru proses produksi
-
jangka Waktu packing
- Jangka Waktu barang jadi disimpan di
gudang.
-
jangka wakltu penjualan
b.Pengeluaran kas
rata-rata /hari
c.KEBUTUHAN MK =
PERIODE PERPUTARAN MK X
PENGELUARAN KAS RATA2
Contoh :
PT “ ZAPUJAGAT” memproduksi barang “X” sebanyak 10.000 unit/ bulan. Biaya yang diperlukan untuk kegiatan
usahanya adalah :
Masa Kerja dalam sebulan 25 hari.
Untuk pembelian Bahan Baku “A” perlu uang muka 2 hari sebelum barang diterima. Proes produksi
& packing 2 hari. Bahan baku disimpan di gudang 1 hari. Barang jadi disimpan di gudang 2 hari.
Distribusi barang jadi 2 hari. Penjulan dilakukan dengan kredit 7 hari. Hitung jumlah kebutuhan modal kerja
perusahaan !!
|
2.2 .MANAJEMEN
KAS
Perusahaan senantiasa memerlukan uang tunai untuk menjalankan
aktivitanya sehari-hari.
Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi
dengan baik, maka dikhawatirkan perusahaan akan
Kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal. Terdapat
beberapa
peluang keuntungan yang hilang
dari berbagai alternative/ kondisi
berikut :
a
|
MOTIF
MEMILIKI KAS ( UANG TUNAI ) :
- Untuk Transaksi
- Untuk berjaga-jaga
- Untuk spekulasi
Peluang yang hilang akibat tidak memiliki
uang tunai/kas yang cukup ( dari ke 3 motif diatas tersebut) maka dianggap
sebagai biaya.
Adapu persamaan yang digunakan:
%
Potongan 360
----------------------------
x
--------------------------------------------
100% - %
Potongan masa pembayaran –
masa potongan
|
.Contoh :
Term Of Trade ( masa potongan yang
diberikan bila membayar lebih cepat ) adalah 2/10 net 30. Berapa biaya yang harus ditanggung
bila perusahaan mengabaikan potongan ?
|
|
b
|
SALDO KAS OPTIMAL
Dalam menjalankan
aktivitasnya, perusahaan memerlukan dana untuk memenuhi kebutuhannya, baik
harian, mingguan ataupun bulanan. Maka dari itu perusahaan harus menyediakan
dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Artinya dana tersebut
tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Apabila dana tersebut
terlalu besar maka akan mengganggu permodalan jangka panjang. Karena dana ini
bersifat cadangan maka besarnya dana
yang tersimpan pada pos ini
menunjukkan dana menganggur juga besar. Sedangkan bila cadangan dana ini terlalu
kecil maka dikhawatirkan dapat mengganggu kontinuitas usaha. Maka dari itu perusahaan harus dapat
menyediakan dana yang cukup melalui penyediaan kas yang optimal dengan cara
sebagai berikut :
Keterangan : C
= Jumlah transfer kas minimal
T = Total penggunaan kas
b = Biaya transaksi ( jual beli sekuritas
)
I =
Suku bunga
|
Contoh :Jumlah kebutuhan kas
/th Rp 20jt, Biaya transaski Rp
10.000 . dengan suku bunga
12%/th. Berapa jumlah kas yang
dapat diambil supaya biayanya
minimum.
ANGGARAN DANA TUNAI
Perusahaan selama
menjalankan kegiatannya tidak terlepas dari
kebutuhannya terhadap dana ( pengeluaran dan juga penerimaan dana).
Kegiatan ini menimbulkan aliran dana yang terdiri dari :
a.
Aliran kas
masuk ( Cash in Flows)
Bersifat : -
Kontinyu : penjualan tunai, , penerimaan pihutang ,
dll
-.Tidak
Kontinyu : Penjualan Asest ,Saham dll
b.
Aliran Kas
Keluar ( Cah Out Flows)
Bersifat
: - Kontinyu :
Pembelian BB, Ugah, Gaji, dll
-.Tidak
Kontinyu : Pembayaran Pajak,
Deviden dll
Faktor Yang mempengaruhi persediaan Kas :
a..Perimbangan
antara aliran kas masuk dan keluar
(variabilitas kas )
b .Penyimpangan
terhadap aliran kas yang diperkirakan
c. Adanya hubungan
baik dengan perbankan
d. Jarak
perusahaan dengan perbankan
Tujuan Penyusunan Budget Kas :
a. Mengetahui
posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan
b. engetahui
adanya Surplus/Defisit akibat operasi perusahaan
c. Mengetahui
kapan tambahan dana diperlukan untuk menutup deficit kas
d. Mengetahui
kapan kredit harus dibayar
|
Contoh : Berikut Estimasi
Penerimaan dan Pengeluaran kas “PT
ZAPUJAGAT” bulan Januari- Desember
*Estimasi Penerimaan
:
Penjualan ( 25%
kredit, dicicil 2 kali pada bulan berikutnya
)
Januari
|
Rp 10,0 jt
|
Maret
|
Rp 16,0 jt
|
Mei
|
Rp 18,0 jt
|
Pebruari
|
Rp 12,0 jt
|
April
|
Rp 16,0 jt
|
Juni
|
Rp 18,0 jt
|
Penerimaan Lain-lain
Januari Rp 5,0 jt
|
Mei Rp 6,0
jt
|
Pebruari Rp 5,0 jt
|
Juni Rp 6,0
jt
|
*Estimasi Pengeluaran :
Pembelian bahan baku : ( 25% kredit dibayar 1 bulan
berikutnya)
Januari
|
Rp 8,0 jt
|
Maret
|
Rp 12,0 jt
|
Mei
|
Rp 15,0 jt
|
Pebruari
|
Rp10,0 jt
|
April
|
Rp 12,0 jt
|
Juni
|
Rp 15,0 jt
|
Pengeluaran lain-lain : Gaji
karyawan Rp 5 jt/ bln
Adm & Penjualan 10% dari sales
Pajak dibayar bulan Juni Rp
750.000
Estimasi Saldo Kas Desember Rp 2,5 jt
Persediaan Kas minimal Rp 1,0 jt
·
Susun Anggaran
Dana Tunai I “PT ZAPUJAGAT” !!
3.3.
MANAJEMEN PIHUTANG
Selain mengelola
kebutuhan kas, perusahaan juga perlu memperhatikan pengelolaan
pihutangnya. Hal ini berkaitan dengan
penentuan kebutuhan dana sebagai modal untuk kelancaran usahanya. Kebijakan pihutang dilakukan oleh manajemen
dalam perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan volume penjualan.
Akibat adanya kebijakan pihutang, maka
perusahaan memerlukan jumlah modal
yang lebih besar. Semakin besar kredit yang disalurkan dan semakin lama
jangka waktu kredit, maka kebutuhan
dana untuk memenuhi aktivitas tersebut akan lebih besar. Mengingat keputusan pemberian kredit ini melibatkan
waktu dan dana yang besar, maka perusahaan perlu membuat kebijakan yang tepat berkaitan dengan
pemberian pihutang ini .
Berikut ini
factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam kebijakan pihutang :
a.
Standar Kredit
(kualitas debitur, yang berkaitan dengan karakteristik debitur meliputi 5 C )
b.
Jangka waktu
kredit
c.
Diskon/
potongan yang diberikan kepada pelanggan
|
a/b.Standar Kredit & Jangka waktu kredit
Penjualan Kredit Rp 72 jt. Harga jual
produk Rp 2000/unit, Biaya Variabel Rp 1500/unit
Dengan adanya pelonggaran kredit
diharapkan penjualan memngalami kenaikan 20%.
Keuntungan yang disyaratkan 25% ebelum
pajak. Rata-rata pengumpulan pihutang ebelum
pelonggaran kredit adalah 1 bulan,
edangkan setelah pelonggaran kredit menjadi 2 bulan.
Apakah pelonggaran kredit tersebut
layak dilakukan ?
.c.Diskon/Potongan
Dengan
kasus yg sama, perusahaan memberikan kebijakan potongan 2/10 net 30
sehingga
penjualan mengalami kenaikan 25% dan 50%
pelanggan diperkirakan memanfaatkan
potongan tersebut. Yang mengakibatkan
pihutang terkumpul rata-rata 20 hari. Apakah
kebijakan Diskon ini menguntungkan ?
4.4..MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Jumlah kebutuhan Bahan baku 100.000
unit/ th dengan harga Rp 1000/unit. Biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di gudang
adalah 50% dari rata-rata persediaan.
1)
Bila biaya
pemesanan Rp 100.000 setiap kali pesan, berapa jumlah pembelian bahan
baku yang optimal ?
2)
Bila masa tunggu
setiap kali pesan adalah 2 hari, dan persediaan pengaman adalah 1000 unit kapan peruahaan harus memesan kembali supaya
kontinuitasnya tidak terganggu ?
0 komentar:
Post a Comment