BAB
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Globalisasi menyeruak
mendobrak peradaban yang awalnya sangat stagnan. Menjadi penting untuk mengkaji
ilmu tentang keorganisasian agar tidak disapu oleh gelombang pembaruan yang
terus-menerus mereduksi sistem-sistem klasik. Era pasar bebas kembali menantang
kita untuk dapat menjawab dengan aksi berbagai masalah yang ada. Dibutuhkan
segenap pikiran, jiwa, raga, serta energi terbaik kita untuk menjadi para
pelaku peradaban. Perlu pemahaman lebih mendalam mengenai pusat tanggung jawab
diantaranya pusat pendapatan dan pusat beban.
Karakteristik
organisasi yang mempengaruhi proses pengendalian, dengan berfokus pada berbagai
jenis pusat tanggung jawab, teknik yang penting untuk pengendaliannya, dan
ukuran yang diperlukan untuk evaluasi kinerja para manajer yang
bertanggungjawab atas pusat-pusat tersebut. Inilah yang dapat menjelaskan
secara rinci terkait pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab merupakan
struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab kepada subunit
organisasi harus mencerminkan strategi organisasi.
Ketika kinerja
finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba (yaitu,
selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba
(profit center). Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci
tentang “Pusat Pendapatan Dan Beban”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan pusat pendapatan ?
2. Apa yang
dimaksud dengan pusat beban ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui
pusat pendapatan.
2. Mengetahui
pusat beban.
1.4. Metode
Penyusunan makalah ini
menggunakan metode observasi dan kepustakaan, observasi yang dilakukan seperti
studi pustaka dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan judul makalah. Dan
sumber lainnya melalui informasi media komunikasi (internet) yang berhubungan
dengan tema makalah.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1.
Pusat Pendapatan
2.1.1. Konsep Pusat Pendapatan.
Pusat pendapatan adalah
pusat pertanggungjawaban yang keluarannya diukur dalam satuan moneter, sedang
masukannya tidak dihubungkan dengan keluarannya. Masukan pusat pendapatan tidak
dihubungkan dengan pendapatannya karena kedua hal tersebut pada umumnya memang
sulit untuk dihubungkan. Sehingga tidak dapat dihitung labanya. Penilaian
prestasi pusat pendapatan dilakukan dengan cara membandingkan anggaran
pendapatan dengan realisasinya. Pusat pendapatan dinilai efektif, jika jumlah
realisasi pendapatan lebih besar dari
pada jumlah pendapatan yang dianggarkan. (jika beban dikaitkan dengan
pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba). Pusat
Pendapatan mempunyai karakteristik :
a. Unit pemasaran/ penjualan yang tidak mempunyai
tanggung jawab atas harga pokok penjualan barang-barang yang dipasarkan.
b. Penjualan atau pesanan aktual diukur dengan
anggaran atau kuota.
c. Manajer dianggap bertanggung jawab terhadap biaya
langsung di dalam unit organisasinya, tetapi tidak diukur.
Pada pusat pendapatan dikenal dua macam aktivitas
pemasaran:
a. Order-Getting adalah upaya untuk memikat pasar.
Aktivitas ini mencakup iklan, promosi, dan mencari order. Pengendaliannya
biasanya malalui budget.
b. Order-Filling (Logistic Activities), adalah
kegiatan kasat mata yang sifatnya berulang, contohnya packaging, pengiriman,
dan administrasi yang berhubungan dengan pemasaran atau penjualan.
Dalam menganalisa
kinerja pimpinan pusat pendapatan jangan hanya melihat dari sisi kemampuannya
dalam menghasilkan laba, tetapi juga harus diperhatikan tingkat penguasaan
pasar yang dapat dicakup. Dalam hal ini, analisis industry menjadi sangat
relevan. Adapun tahapan dalam pemakaian analsis industry adalah sebagai
berikut:
a.
Membuat proyeksi permintaan pasar
b.
Menilai posisi perusahaan dalam persaingan.
2.1.2. Contoh Pusat Pendapatan
Contoh
pusat pendapatan adalah bagian pemasaran. Contoh biaya yang sulit untuk
dihubungkan dengan pendapatan adalah biaya penelitian pemasaran, pengumpulan
informasi tentang pesaing, iklan dan hubungan masyarakat.
a. Biaya Dibagian Pemasaran Dan
Pengendaliannya.
Dibawah ini disajikan
biaya-biaya yang terjadi dibagian pemasaran. Biaya tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu biaya untuk memperoleh pesanan dan biaya untuk memenuhi
pesanan. Contoh dari biaya untuk memenuhi pesanan adalah biaya pengambilan
barang yang dipesan, gudang, pengepakan, penggudangan, pengiriman, pembuatan
faktur dan penagihan.
Biaya
untuk memperoleh pesanan pada umumnya merupakan biaya kebijakan, sedang biaya
untuk memenuhi pesanan adalah biaya teknis.
b. Biaya Penelitian Pemasaran.
Informasi yang
diperlukan manajer bagian pemasaran dapat diperoleh melalui catatan intern
perusahaan, pengamatan terhadap pesaing, dan penelitian pasar. Sumber catatan
intern perusahaan adalah informasi tentang pembeli, informasi tersebut dapat
diperoleh saat penjualan. Akan tetapi, manajer kadang-kadang tidak dapat
menunggu sampai informasi tersebut masuk, sehingga perlu mengadakan penelitian
pasar. Informasi yang diperoleh dari penelitian pasar digunakan untuk
mengidentifikasi kesempatan pasar.
Dalam penelitian pemasaran, bagian
pemasaran harus bekerja sama dengan bagian penelitian dalam menentukan masalah
dan tujuan penelitian. Biaya penelitian pemasaran merupakan biaya kebijakan.
c. Biaya Pengamatan Terhadap
Pesaing.
Pengetahuan tentang apa yang dilakukan
pesaing diperlukan manajemen agar manajemen dapat mengantisipasi apa yang akan
terjadi, dan karenanya terhindar dari kejutan-kejutan yang tidak menyenangkan.
Ada cara-cara yang tidak etis yang dapat dilakukan untuk mengetahui pesaing,
tentang hal ini kembali pada kebijakan perusahaan akan menerapkan sportifitas
atau menghalalkan segala cara. Oleh karena itu, biaya untuk memantau pesaing
merupakan biaya kebijakan.
d. Biaya Iklan.
Empat variabel kunci pembuatan program
iklan, yaitu:
1. Tujuan Iklan.
Tujuan iklan tergantung
pada sasaran pasar, gambaran posisi produk yang ditanamkan dalam pikiran
konsumen, dan marketing mix (sekelompok variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan manajemen dan kombinasinya dapat menghasilkan permintaan di pasar
sasaran sesuai dengan keinginan manajemen. Variabel terkendali tersebut adalah
produk, harga, promosi dan tempat.
Iklan bertujuan untuk mengkomunikasikan
sesuatu pada audiensi sasaran dalam jangka waktu tertentu. Tujuan iklan dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: memberitahu, membujuk, dan mengingatkan.
2. Anggaran Iklan.
Ada empat metode yang
digunakan untuk menentukan besarnya anggaran iklan: (1) kemampuan, (2)
prosentase dari penjualan, (3) menyamai pesaing, dan (4) tujuan dan tugas.
3. Pesan.
Anggaran iklan yang
besar tidak menjamin sukses. Hal lain yang harus diperhatikan adalah pesan
iklan. Pesan ikln harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: menunjukkan manfaat
produk, menunjukkan keunggulan produk pemasang iklan, menumbuhkan kepercayaan
terhadap pesan iklan. Sebelum digunakan, pesan dapat diuji pada satu kelompok
sampel orang.
4. Media Penyampaian Pesan.
Pemilihan media
penyampaian pesan dilakukan dengan mempertimbangkan: biaya untuk mencapai per seribu
orang, biaya untuk membuat iklan, dan sebagainya.
f. Evaluasi Program Iklan.
Inti dari evaluasi
terhadap program iklan adalah menguji apakah iklan berhasil mengkomunikasikan
pesan yang dibawanya.
Pengujian dapat dilakukan pada saat:
1. Sebelum iklan dilaksanakan
(Pretesting).
Dengan
menggunakan metode langsung, metode portofolio, dan metode laboratorium.
2. Sesudah iklan dilaksanakan
(Posttesting).
Menggunakan
test ingatan dan test pengenalan.
g. Biaya Promosi Penjualan.
Promosi penjualan
adalah intensif jangka pendek untuk menaikkan penjualan. Dari segi pengendalian
manajemen, promosi tersebut dapat dibedakan menjadi promosi yang berupa
pengurangan harga produk, dan promosi yang berupa pemberian hadiah.
h. Biaya Hubungan Masyarakat.
Tujuan hubungan masyarakat
adalah menumbuhkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat
melalui penumbuhan gambaran yang baik terhadap perusahaan, publikasi yang baik
tentang perusahaan, menangani gosip atau peristiwa yang tidak menguntungkan
bagi perusahaan.
Manfaat atas biaya untuk hubungan
masyarakat tidak dapat segera terlihat dalam penjualan. Manfatnya dapat
dirasakan dalam jangka panjang. Oleh karena itu biaya hubungan masyarakat tidak
dapat dikaitkan dengan pendapatan. Biaya hubungan masyarakat merupakan biaya
kebijakan.
i. Biaya Memenuhi Pesanan.
Biaya memenuhi pesanan
adalah biaya untuk memenuhi pesanan kepada pembeli. Yang termasuk dalam biaya
memenuhi pesanan adalah pengambilan brang pesanan dari gudang, pengepakan,
penggudngan, pengiriman, pembuatn faktur dan penagihan. Biaya memenuhi pesanan
merupakan biaya teknis.
2.2.
Pusat Beban
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur
secara moneter, namun outputnya tidak diukur. Pusat beban merupakan pusat
pertanggungjawaban yang memiliki ciri (karakteristik):
a. Melaksanakan tugas/pekerjaan yang tidak terkait
dengan perolehan pendapatan atau laba.
b. Diberi wewenang untuk mengatur biaya dalam rangka
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
c. Prestasinya diukur berdasarkan perbandingan biaya
yang dianggarkan dengan realisasinya. Input atau biaya pada pusat biaya diukur
dalam unit moneter (nilai uang) tetapi output-nya tidak selalu dapat diukur
dalam unit moneter.
2.2.1 Pusat Beban Teknik
Pusat
beban teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Input-inputnya dapat diukur secara
moneter
2. Input-inputnya dapat diukur secara
fisik
3. Jumlah dolar optimum dan input yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan
Di suatu pusat beban teknik, output dikalikan dengan biaya
standar dari setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih
antara biaya teoretis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban
yang sedang diukur.
2.2.2 Pusat Beban Kebijakan
Pusat beban kebijakan meliputi unit-unit administratif dan
pendukung (seperti, manusia), operasi litbang, dan hampir semua aktivitas
pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak dapat diukur secara moneter.
Disuatu pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan
biaya yang sesungguhnya bukanlah ukuran efisisensi. Pada hakikatnya, hal
tersebut hanya merupakan selisih antara input yang dianggarkan dan input yang
sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output. Jika biaya yang sesungguhnya
tidak melebihi jumlah anggaran, maka pihak manajer sudah “hidup sesuai dengan
anggaran”, akan tetapi, karena anggaran tidak dimaksudkan untuk meramalkan
jumlah pengeluaran yang optimum, maka menjalankan usaha dalam batas-batas
anggaran yang ada tidak selalu berarti menunjukkan kinerja yang efisien.
Terdapat
empat jenis pusat beban kebijakan, yaitu sebagai berikut:
1. Pusat Administratif (Administrative
Center), meliputi manajemen senior korporat (kantor pusat), dan manajemen unit
bisnis serta para manajer unit pendukung.
1.1 Permasalahan dalam Pengendalian
Pengedalian
atas beban administratif cukup sulit dikarenakan : (1) masalah-masalah yang ada
dalam pengukuran output, dan (2) banyaknya ketidaksesuaian antara cita-cita
staf departemen dan cita-cita perusahaan secara keseluruhan.
a. Kesulitan
dalam pengukuran output
Beberapa
aktivitas para staf, seperti perhitungan gaji, adalah begitu rutin sehingga
unit-unit tersebut, pada kenyataannya, merupakan pusat beban teknik. Tetapi,
dalam aktivitas lainnya, output utamanya adalah saran dan layanan, yang
merupakan fungsi yang tidak mungkin dikuantifikasi maupun dievaluasi. Karena
output tidak dapat diukur, tidak
mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai tolak ukur untuk pengukuran
kinerja keuangan. Dengan demikian, varians anggaran tidak dapat
diinterpretasikan sebagai gambaran dari kinerja yang efisien atau tidak
efisien.
b. Tidak
adanya keselarasan cita-cita
Umumnya,
para manajer administratif berusaha keras untuk mencapai keunggulan fungsional.
Sekilas, keinginan tersebut akan tampak selaras dengan cita-cita perusahaan.
Tetapi pada kenyataannya, hal tersebut sebagian besar bergantung pada bagaimana
seseorang mendefinisikan keunggulan. Meskipun para staf mungkin ingin
mengembangkan sistem, program atau fungsi yang “ideal”. Namun sesuatu yang
ideal tersebut mungkin terlalu mahal relatif terhadap tambahan laba yang
mungkin akan dihasilkan dari kesempurnaan tersebut.
Dalam
bisnis kecil dan menengah, manajemen tingkat atas memiliki hubungan yang erat
dengan unit stafnya dan dapat menentukan melalui observasi apa yang mereka
kerjakan, dan apakah unit tersebut berimbang dengan biayanya. Dan dalam bisinis
dengan laba kecil, tanpa memandang ukurannya, beban kebijakan selalu
dikendalikan secara ketat. Tetapi dalam bisinis yang besar, manajemen senior
tidak dapat mengetahui, maupun mengevaluasi, aktivitas dari semua stafnya; dan
jika perusahaan tersebut cukup menguntungkan, ada godaan untuk menyetujui
permintaan staf untuk selalu menambah anggaran.
2. Pusat
Pendukung (Support Centre) adalah unit-unit pendukung yang menyediakan layanan
kepada pusat pertanggungjawaban yang lain.
Karakteristik pengendaliannya adalah
sebagai berikut:
a.
Kesulitan mengukur outputnya.
b. Kadang
kala tidak terdapat kesesuaian antara cita-cita staf departemen dengan cita-cita
perusahaan secara keseluruhan (lack of goal congruence). Hal ini disebabkan
karena manajer administratif ingin mencapai keunggulan fungsional.
c.
Pengendaliannya dilakukan melalui anggarannya serta evaluasi apakah program
kerja yang diajukan telah secara rinci yang mencakup biaya administratif dan
pendukung termasuk untuk “tetap dalam bisnis-nya (being in business)”,
kebijakan pusat tersebut termasuk diskripsi tujuan biaya serta estimasinya,
alasan semua tambahan biaya di luar inflasi.
3. Pusat
Penelitian dan Pengembangan (Rersearch and Development Centre), adalah suatu
unit perusahaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melakukan penelitian
dan pengembangan produk-produk baru, proses baru dan patent.
Karakteristik pengendaliannya adalah
sebagai berikut:
a.
Kesulitan menghubungkan input dan outputnya, karena termasuk penelitian pada
tahun-tahun sebelumnya.
b. Tidak
terdapat kesesuaian cita-cita, karena manajer litbang ingin mencapai penelitian
yang terbaik dan unggul, walaupun biayanya mahal (lack of goal congruence).
c. Litbang
merupakan suatu rangkaian awal penelitian dan akhir pengujian produk, sifatnya
tidak terencana dan tenggang waktu yang lama serta berjangka panjang.
d. Dalam
program litbang tidak ada cara ilmiah untuk menentukan skala optimum anggaran
litbang.
e.
Pengendaliannya melalui anggarannya, dengan sistem proyek dan cara
kalenderisasi atas pengeluaran dalam periode anggaran.
f.
Pengukuran kinerja secara periodik membandingkan biaya aktual dengan
anggarannya, untuk kendali pengeluran berikutnya.
4. Pusat
Pemasaran (Marketing Centre), meliputi aktivitas pemenuhan pesanan (order
filling) dan aktivitas penciptaan pendapatan dan aktivitas pencarian pesanan
(order getting).
Karakteristik
pengendaliannya adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas
pemenuhan (order filling) pesanan seperti halnya pusat biaya di pabrik,
sehingga biayanya disusun secara standar sesuai dengan berbagai tingkatan
volume, tetapi dengan adanya internet aktivitas ini bisa diselesaikan dengan
cepat dan biayanya rendah.
b.
Aktivitas penciptaan pendapatan, sehingga yang dievaluasi adalah membandingkan
antara pendapatan (unit moneter) dan kuantitas fisik aktual yang dijual dengan
pendapatan dan kuantitas fisik yang dianggarkan, seperti pada Pusat Pendapatan.
c.
Aktivitas pencarian pesanan (order getting), yang dievaluasi adalah biaya
pencarian pesanan merupakan biaya kebijakan, sehingga tidak seorangpun tahu
akurasi berapa jumlah optimal yang harus dikeluarkan. Dengan demikian Pusat
Pemasaran bisa bersifat campuran (hybrid).
2.2.3 Ciri Pengendalian Umum
Penyusunan anggaran
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat beban
kebijakan yang terpisah dari pusat beban teknik. Selanjutnya, manajemen
membentuk apakah anggaran operasi yang diajukan bisa mencerminkan biaya per unit
dari pelaksanaan tugas secara efisien. Yang menjadi perhatian utama bukanlah
volumenya karena hal tersebut sebagian besar ditentukan oleh tindakan-tindakan
yang diambil oleh pusat tanggung jawab lainnya-misalnya, kemampuan departemen
pemasaran untuk meningkatkan penjualan. Pada hakikatnya, pihak manajemen
merumuskan anggaran pusat beban kebijakan dengan menentukan besarnya pekerjaan
yang harus diselesaikan.
Pekerjaan yang harus dilakukan oleh pusat beban kebijakan
terbagi ke dalam dua kategori umum: berkesinambungan dan bersifat khusus.
Pekerjaan yang berkesinambungan (continuing work) dilakukan secara konsisten
dari tahun ke tahun seperti pembuatan laporan keuangan oleh kontroler
perusahaan khusus adalah proyek satu langkah –sebagai contoh, pengembangan dan
penyusunan sistem pembuatan anggaran laba dalam sebuah divisi baru.
Suatu teknik yang sering digunakan dalam membuat anggaran
untuk pusat beban kebijakan disebut sebagai manajemen berdasarkan tujuan
(management objective), yaitu suatu proses formal di mana pembuat anggaran
mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dan menyarankan ukuran yang
akan dipakai dalam eveluasi kinerja.
Fungsi perencanaan bagi pusat pengeluaran yang tak
direncanakan biasanya dijalankan dalam satu di antara dua cara ini, yaitu:
penganggran tambahan atau penilaian berbasis nol.
Anggaran inkremental dalam model ini, tingkat biaya sekarang dari pusat beban
kebijakan dipakai sebagai titik awalnya. Jumlah ini disesuaikan dengan tingkat
inflasi, perubahan-perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan
khusus, dan jika datanya sudah tersedia, biaya dari berbagai pekerjaan yang
dapat dibandingkan dalam unit-unit yang sama.
Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero Base Review) suatu pendekatan pembuatan anggaran
yang merupakan alternatif adalah membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat
beban kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau
setidaknya sekali lima tahun. Analisis tersebut sering disebut sebagai tinjauan
berdasarkan nol.
2.2.4 Variasi Biaya
Tidak seperti dalam pusat beban teknik yang sangat
dipengaruhi oleh perubahan volume jangka pendek, biaya dalam pusat beban
kebijakan cukup terlindungi dari fluktuasi jangka pendek. Perbedaan ini berawal
dari fakta bahwa dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan, para
manajer cenderung untuk menyetujui perubahan ynag terkait dengan perubahan
volume penjualan yang diantisipasi-misalnya, mengizinkan untuk menambah tenaga
kerja jika volume penjualan bergerak naik, dan untuk mengurangi tenaga kerja
jika volume penjualan sedang menurun. Selama masalah tenaga kerja dan segala biaya
yang berhubungan dengan tenaga kerja merupakan pos terbesar dan pusat beban
kebijakan, maka anggaran tahunan untuk pusat beban tersebut akan cenderung
untuk memiliki persentase yang tetap dari anggaran volume penjualan.
2.2.5
Jenis
Pengendalian Keuangan
Pengendalian keuangan dalam pusat beban kebijakan sangat
berbeda dengan pusat beban teknik. Di pusat beban teknik, sasarannya adalah
menjadi kompetitif dalam biaya dengan cara menentukan standar dan mengukur
biaya akrual terhadap standar tersebut. Sebaliknya, tujuan utama dari pusat
beban kebijakan adalah untuk mengendalikan biaya dengan mengikutsertakan para
manajer guna berperan serta dalam perencanaan, bersama-sama mendiskusikan
langkah apa yang akan diambil, dan tingkat usaha yang bagaimana yang tepat untuk
masing-masing. Dengan demikian, dalam pusat beban kebijakan, pengendalian
keuangan menjadi hal pokok yang dibahas pada tahap perencanaan sebelum biaya
tersebut terjadi.
2.2.6
Pengukuran Kinerja
Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan
adalah untuk mencapai output yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang
“sesuai dengan anggaran” untuk mengerjakan hal ini dianggap memuaskan jumlah
yang melebihi anggaran merupakan alasan untuk prihatin, sementara jumlah yang
kurang dari anggaran akan mengindikasikan bahwa pekerjaan yang direncanakan
belum selesai dilaksanakan. Dalam pusat beban kebijakan, sebagai lawan dari
pusat beban teknik, laporan keuangan bukan merupakan suatu alat untuk
mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Jika kedua jenis pusat tanggung jawab tersebut tidak
dibedakan, maka manajemen mungkin akan salah memperlakukan laporan kinerja
pusat beban kebijakan sebagai indikator atas efisiensi unit tersebut, sehingga
memotivasi pusat beban tersebut untuk membuat keputusan untuk menbelanjakan
kurang dari jumlah yang dianggarkan, dimana hal ini akhirnya akan menurunkan
output. Untuk alasan ini, akan tidak bijaksana untuk memberikan penghargaan
kepada para eksekutif yang membelanjakan lebih sedikit dari jumlah anggaran.
Pengendalian atas pengeluaran dapat dilaksanakan dengan
mengharuskan adanya persetujuan dari para atasan sebelum anggaran dilampaui.
Terkadang, persentase tertentu dari kelebihan (katakanlah 5%) dapat diizinkan
tanpa perlu persetujuan tambahan.
BAB
3
SIMPULAN
3.1.
Simpulan
Pusat tanggung jawab
merupakan unit organisasi yang dikepalai oleh seorang menejer yang bertanggung
jawab atas aktivitas-aktivitasnya. Dalam makalah ini diuraikan dua jenis pusat
tanggung jawab ; pusat pendapatan dan pusat beban. Kinerja pada masing-masing
pusat tanggung jawab tersebut dinilai berdasarkan kriteria efisiensi dan
efektivitas. Pada pusat pendapatan, pendapatan diukur dan dikendalikan secara
terpisah dari biaya.
Ada dua jenis pusat
beban yaitu pusat beban teknik (engineered expense centre ) dan pusat beban
kebijakan ( discretionary expense center ). Pada pusat beban teknik, jumlah
biaya yang tepat, yang harus disediakan untuk menghasilkan tingkat output
terterntu dapat diperkirakan. Sementara itu, dalam pusat beban kebijakan, anggaran
menguraikan jumlah yang dapat dipakai, namun adalah tidak mungkin untuk
menentukan tingkat pengeluaran yang optimal dengan pasti. Oleh karene itu,
pengendalian keuangan tidak dimasukan untuk mengukur efisiensi atau
efektivitas.
0 komentar:
Post a Comment