Aktiva Tetap dan Aktiva Tidak berwujud
(
Tangible and Intangible Assets)
A. Karakteristik Aktiva Tetap
Perusahaan
menggunakan berbagai macam aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan,
alat-alat, mesin-mesin, bangunan dan tanah. Aktiva tetap (fixed Assets)
merupakan aktiva jangka panjang yang dimiliki perusahaan dan digunakan serta
tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari operasi normal perusahaan
dan mempunyai nilai yang cukup material. Tidak ada aturan standar menyangkut
usia minimum yang diperlukan bagi suatu aktiva, agar bisa diperlakukan sebagai
aktiva tetap. Nama-nama deskriptif lain bagi aktiva-aktiva ini adalah aktiva
pabrik (plant assets), atau properti, pabrik dan peralatan (property, plant,
and equiptment).
Aktiva jangka panjang yang dibeli untuk dijual kembali
sebagai bagian dari bisnis normal tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tetap
terlepas dari sifatnya yang permanen atau lamanya aktiva tersebut berada dalam
persediaan.
Dalam beberapa perusahaan, aktiva tetap bisa menempati
bagian yang sangat signifikan pada total aktiva secara keseluruhan
B. Mengklasifikasikan Cost
Tabel dibawah menunjukan bagaiman cara mengelompokan
cost. Jika barang dibeli memiliki masa pakai yang panjang, maka harus
dikapitalisasi yang berarti harus ada pada neraca sebagai aktiva. Disisi lain,
biaya yang ditimbulkan harus dilaporkan pada laporan Laba Rugi. Biaya yang
dikapitalisasi biasanya diharapkan untuk memberikan manfaat lebih dari satu
tahun. Jika suatu aktiva digunakan untuk tujuan produktif yang melibatkan
penggunaan atau manfaat berulang maka aktiva tersebut dimasukan dalam
klasifikasi aktiva tetap, seperti tanah, bangunan atau peralatan. Untuk
dikategorikan sebagai aktiva tetap, suatu aktiva tidak harus digunakan secara
terus menerus atau bahkan sering. Termasuk dalam aktiva tetap adalah aktiva
yang dalam keadaan siap pakai bila dibutuhkan ketika peralatan yang biasa
dipakai rusak atau hanya dipakai selama periode sibuk. Aktiva tetap yang tidak
digunakan lagi tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva tetap.
Aktiva tetap dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan
tidak untuk dijual. Aktiva berumur panjang yang ditahan untuk dijual kembali
tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tetap, namun seharusnya disajikan dalam
neraca pada bagian investasi. Contohnya, tanah yang belum dikembangkan yang
dibeli sebagai investasi untuk dijual kembali, akan diklasifikasikan sebagai
investasi, bukan sebagai tanah.
Tabel 1 : Klasifikasi
Biaya
|
Ya Tidak
Beban
|
Ya Tidak
Aktiva Tetap Investasi
c. Harga Perolehan Aktiva Tetap
Biaya akuisisi atau harga perolehan aktiva tetap meliputi
semua jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap dan membuatnya
siap digunakan, sebagai contoh, biaya pengangkutan dan pemasangan peralatan
termasuk sebagai bagian dari total harga perolehan aktiva tetap. Biaya langsung
yang berkaitan dengan kontruksi baru, seperti buruh dan bahan baku, didebit
sebagai akun ”aktiva pekerjaan dalam penyelesaian” (construction in progress). Ketika
konstruksi selesai, biaya harus direklasifikasikan dengan mengkredit akun
pekerjaan dalam penyelesaian dan mendebit akun aktiva tetap yang sesuai.
Biaya akuisisi
dicatat dengan mendebit akun aktiva tetap yang terkait, seperti tanah,
pengembangan tanah, bangunan atau mesin dan peralatan.
Hanya biaya yang bermanfaat untuk menyiapkan aktiva
berumur panjang hingga dapat digunakan, yang termasuk kedalam biaya aktiva
tetap. Biaya-biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak membuat aktiva tetap siap
pakai, tidak menambah manfaat dari aktiva tetap yang bersangkutan. Biaya-biaya
semacam ini jangan dimasukkan sebagai bagian
dari total biaya aktiva tetap. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut harus
didebit langsung ke dalam akun beban:
·
Kerusakan
akibatnya kekerasan.
·
Kesalahan
pemasangan.
·
Pencurian
yang tidak diasuransikan.
·
Kerusakan
selama bongkar pasang.
·
Denda
akibat tidak lengkapnya izin dari badan-badan pemerintah.
Cara perolehan aktiva tetap
:
1. Pembelian,
dapat secara tunai atau kredit, pembelian terpisah atau gabungan.
2. Dibangun
sendiri
3. Donasi
4. Pertukaran
Tabel 2 : Biaya
akuisisi aktiva tetap
Aktiva tetap
|
Contoh biaya
akuisisi aktiva tetap
|
Tanah
|
Harga beli, PPN, BPHTB, Biaya perijinan
dari badan-badan pemerintah, komisi, biaya survei, tunggakan pajak real
estate, pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan, pengrataan, pengaspalan
jalan umum yang membatasi tanah.
|
Pengembangan
Tanah
|
Pepohonan dan rerumputan, pagar, penerangan
halaman, pengaspalan area parkir.
|
Bangunan
|
Fee arsitek, fee insinyur, biaya asuransi
selama konsruksi, bunga atas uang yang dipinjam untuk membiayai konsruksi,
jalan setapak ke dan sekitar bangunan, PPN, BPHTB, biaya renovasi dan
modifikasi sebelum digunakan, IMB.
|
Mesin dan
Peralatan
|
PPN, Pengangkutan, pemasangan, reparasi,
asuransi pengangkutan, perakitan, modifikasi, pengujian sebelum digunakan.
|
Organisasi masyarakat atau
pemerintah daerah kadangkala memberikan tanah atau bangunan kepada perusahaan
sebagai insentif untuk menetap di atau pindah ke suatu lingkungan. Dalam
kejadian ini perusahaan mendebit aktiva pada nllai wajarnya dan mengkredit akun
pendapatan dari tanah sumbangan. Sebagai ilustrasi, diasumsikan tanggal 20
April walikota Moraine menyumbangkan tanah kepada Merrick Corp. sebagai insentif
untuk memindahkan kantor pusatnya ke Moraine. Tanah dinilai $500.000. Merrick
Corp. akan mengakui tanah ini sebagai berikut :
20
April Tanah 500.000
Pendapatan
dr tanah sumbangan 500.000
d. Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva
tetap selain tanah akan kehilangan kemampuan mereka, seiring dengan berlalunya
waktu untuk menyediakan manfaat kepada perusahaan. Karenanya harga perolehan
harus ditransfer ke akun beban dengan cara yang sistematis sepanjang umur
manfaat (useful life). Transfer periodik
dari harga perolehan (cost) ke beban dinamakan dengan penyusutan
(depreciation). Penyusutan biasanya dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun.
Jurnal ini mendebit beban penyusutan
(deppreciation Expense) dan mengkredit akun kontra atau akun lawan aktiva yang
dinamakan akumulasi penyusutan (accumulated depreciation) atau penyisihan untuk
penyusutan ( allowance for depreciation). Penggunaan akun kontra aktiva
memungkinkan biaya awal akusisi aktiva tidak berubah, seperti tercatat dalam
akun aktiva tetap.
Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan aktiva
tetap untuk menyediakan manfaat dapat diidentifikasikan sebagai physical
depreciation dan functional depreciation.
Penyusutan fisik terjadi
karena kerusakan dan keausan ketika digunakan dan pengaruh cuaca. Penyusutan
fungsional terjadi jika aktiva tetap dimaksud tidak lagi mampu menyediakan
manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan. Sebagai contoh, PC yang dibuat
tahun1980-an tidak akan mampu menyediakan jasa Internet. Kemajuan teknologi
selama abad ini telah menyebabkan penyusutan fungsional menjadi sumber utama
penyusutan.
Istilah penyusutan yang
digunakan dalam akuntansi sering kali menyesatkan karena istilah yang sama juga
digunakan dalam bisnis untuk menjelaskan penurunan nilai pasar dari suatu
aktiva. Namun, biaya aktiva tetap yang belum menjadi beban seperti yang
dilaporkan di neraca biasanya tidak sama dengan jumlah yang bisa dihasilkan
dari penjualan aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap ditujukan untuk digunakan
dalam bisnis, bukan untuk dijual. Perusahaan diasumsikan terus melangsungkan
usahanya (going-concern). Jadi, keputusan untuk melepas aktiva tetap sangat
didasarkan pada pemanfaatan aktiva tersebut bagi perusahaan, bukan karena nilai
pasarnya.
Kesalahpahaman umum
lainnya adalah bahwa akuntansi untuk penyusutan akan menyediakan kas yang
dibutuhkan untuk mengganti aktiva tetap yang telah habis umur manfaatnya.
Kesalahpahaman ini barangkali terjadi karena penyusutan, tidak seperti
beban-beban lainnya, tidak memerlukan pengeluaran kas pada saat dicatat. Akun
kas tidak akan menurun ataupun meningkat setelah ayat jurnal periodik yang
mentransfer biaya aktiva tetap ke akun beban penyusutan dicatat.
e. Akuntansi untuk Penyusutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi beban penyusutan :
1. Harga perolehan ( Initial Cost)
2. Umur ekonomis ( useful life)
3. Nilai residu ( Residual Value)
Nilai Residu merupakan taksiran nilai pasar aktiva tetap
pada akhir umur ekonomis. Apabila nilai residunya tidak signifikan, maka harga
perolehan harus dialokasikan seluruhnya sepanjang umur manfaat yang
diperkirakan sebagai penyusutan. Namun jika nilai residunya signifikan, maka harga perolehan harus dikurangkan dengan
nilai residu, selisihnya disebarkan sepanjang umur ekonomis aktiva tetap
sebagai beban penyusutan.
Umur manfaat yang diperkirakan (expected useful life)
atas aktiva tetap harus diestimasi pada saat akriva tersebut mulai digunakan.
Estimasi umur manfaat yang diharapkan tersedia
dari berbagai asosiasi perdagangan dan publikasi lainnya. Untuk tujuan
pajak, Dirjen pajak telah mengatur pedoman mengenai umur manfaat dan metode
penyusutan untuk aktiva tetap.
Dalam praktik, banyak perusahaan menggunakan pedoman
bahwa semua aktiva yang ditempatkan atau dikeluarkan dari pemakaian selama
pertengahan pertama dari suatu bulan diperlakukan seolah-olah kejadian tersebut
terjadi pada hari pertama bulan yang bersangkutan. Yaitu, perusahaan menghitung
penyusutan atas aktiva ini untuk sebulan penuh. Begitu juga, semua perolehan
atau penjualan aktiva tetap selama pertengahan kedua dari suatu bulan
diperlakukan seolah-olah kejadian tersebut terjadi pada hari pertama bulan
berikutnya. Praktik tersebut akan dipakai dalam bab ini.
Metode
Penyusutan Aktiva tetap
1. Straight
line method
2. Unit
of production method
3. Declining-balance
method
4. Sum-of
the years digits method
1.
Metode garis lurus (straight line method)
Metode ini menghasilkan
jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur ekonomis.
Contoh : Harga perolehan
sebuah mesin sebesar Rp 17.000.000, Nilai residu Rp1.000.000, umur ekonomis 4
tahun, maka penyusutan mesin pertahun dihitung sebagai berikut :
Penyusutan per tahun = Harga perolehan – nilai residu
Masa
manfaat
= Rp
17.000.000 – Rp 1.000.000
4
tahun
= Rp
4.000.000
atau ;
Tarif penyusutan x
(Harga perolehan – Nilai residu)
=100% x (17.000.000 – 1.000.000)
4
= Rp 4.000.000
Jurnal
pada akhir tahun :
Beban penyusutan mesin Rp
4.000.000
Akumulasi
penyusutan mesin Rp
4.000.000
2.Metode unit produksi ( Unit of produktion method)
Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun,
sebaiknya perusahaan menggunakan metode ini, sebab mampu menandingkan lebih
baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait. Beban penyusutan per unit yang
diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan menghasilkan jumlah beban
yang sama. Umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas
produktif seperti jam, unit dan lain-lain.
Total beban penyusutan adalah tarif penyusutan per unit dikalikan dengan
unit yang dihasilkan.
Contoh :
Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp 17.000.000, nilai residu Rp
1.000.000, diperkirakan dapat menghasilkan 50.000 unit. Jika tahun berjalan
dihasilkan 10.000 unit, maka penyusutan untuk tahun berjalan dihitung sebagai
berikut :
Tarif penyusutan per unit
= Harga perolehan – Nilai residu
Estimasi produk dihasilkan
= Rp 16.000.000
50.000 unit
= Rp 320
maka beban penyusutan mesin untuk tahun berjalan Rp
3.200.000 (Rp 320 x 10.000 unit)
3. Metode saldo menurun (declining-balance
method)
Metode
ini menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur
ekonomis aktiva.
Beban
penyusutan per tahun : 2 x tarif garis lurus x Nilai buku
Nilai buku : Harga
perolehan – akumulasi penyusutan
Contoh :
Pada tanggal 1 Januari 1999 perusahaan membeli sebuah
mesin dengan total harga perolehan Rp 52.000.000, nilai residu Rp 2.000.000,
umur 5 tahun.
Tarif
penyusutan = 2 x 100% = 40%
5
Thn
|
Cost
|
Ak.
Peny. Awal thn
|
Nilai
buku awal tahun
|
Tarif
|
Penyusutan
tahunan
|
Nilai
buku akhir thn
|
1
|
52.000.000
|
-
|
52.000.000
|
40
%
|
20.800.000
|
31.200.000
|
2
|
52.000.000
|
20.800.000
|
31.200.000
|
40
%
|
12.480.000
|
18.720.000
|
3
|
52.000.000
|
33.280.000
|
18.720.000
|
40
%
|
7.488.000
|
11.232.000
|
4
|
52.000.000
|
40.768.000
|
11.232.000
|
40
%
|
4.492.800
|
6.739.000
|
5
|
52.000.000
|
45.260.800
|
6.739.000
|
-
|
4.739.000
|
2.000.000
|
4.
Metode jumlah angka tahun (Sum-of the years digit method)
Beban
penyusutan ditentukan dengan mengalikan harga perolehan dikurangi estimasi
nilai residu dengan angka pecahan tertentu yang terus-menerus turun dari tahun
ke tahun.
Penyebut
pecahan yang digunakan untuk menentukan beban penyusutan adalah jumlah
angka-angka yang menunjukkan umur aktiva. Sebagai contoh, aktiva yang mempunyai
umur 5 tahun, akan mempunyai penyebut 15 (5+4+3+2+1).
Pembilang
dari pecahan itu adalah jumlah sisa umur aktiva pada awal setiap tahun
perhitungan penyusutan
Contoh : sama dengan metode saldo menurun
Thn
|
Cost
- NR
|
Tarif
|
B.
Penyusutan
|
Ak.Penyusutan
|
Nilai
Buku
|
1
|
50.000.000
|
5/15
|
16.666.667
|
16.666.667
|
35.333.333
|
2
|
50.000.000
|
4/15
|
13.333.333
|
30.000.000
|
22.000.000
|
3
|
50.000.000
|
3/15
|
10.000.000
|
40.000.000
|
12.000.000
|
4
|
50.000.000
|
2/15
|
6.666.667
|
46.666.667
|
5.333.333
|
5
|
50.000.000
|
1/15
|
3.333.333
|
50.000.000
|
2.000.000
|
f. Merevisi Estimasi Penyusutan
Perevisian
estimasi nilai residu dan umur manfaat aktiva dapat dilakukan dan tidak
mempengaruhi jumlah beban penyusutan yang telah dicatat dalam tahun sebelumnya.
Contoh, Sebuah bangunan yang dibeli seharga Rp 130.000.000,
umur ekonomis 30 tahun, Nilai residu Rp 10.000.000, metode penyusutan garis
lurus. Pada tahun ke 11, diestimasi kembali bahwa umur ekonomis yang tersisa
adalah 25 tahun dan nilai residu Rp 5.000.000, maka penyusutan tahun ke 11 dan
seterusnya dihitung sebagai berikut :
Beban penyusutan per tahun sebelum revisi :
Rp
130.000.000 – Rp 10.000.000 = Rp 4.000.000
30
thn
Nilai buku akhir tahun ke 10 :
Rp
130.000.000 – ( Rp 4.000.000 x 10 th) = Rp 90.000.000
Beban penyusutan per tahun untuk tahun ke 11 dan
seterusnya (setelah revisi):
Rp
90.000.000 – Rp 5.000.000
= Rp 3.400.000
25 th
Metode Tarif Gabungan
Aktiva tetap biasa dikelompokkan sesuai dengan
karakteristiknya, seperti umur manfaat yang sama. Sebagai contoh, sebuah
kelompok aktiva mungkin meliputi semua truk pengiriman yang memiliki umur
manfaat kurang dari 8 tahun, atau sebuah kelompok aktiva mingkin terdiri atas
semua peralatan kantor. Penyusutan kemudian ditentukan atas setiap kelompok
aktiva, bukan masing-masing aktiva individual, dengan menggunakan satu tarif
gabungan. Cara perhitungannya tetap sama dengan yang telah dijelaskan
sebelumnya.
g. Capital and Revenue
Expenditure
(Pengeluaran Modal dan Pengeluaran
Pendapatan)
Biaya-biaya
penambahan pada aktiva tetap dan biaya lainnya yang berhubungan dengan
peningkatan efisiensi atau kapasitas diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal
(Capital Expenditure )
Jenis-jenis
pengeluaran modal :
- Penambahan aktiva tetap, biaya untuk
penambahan aktiva tetap yang ada harus didebit ke akun aktiva tetap yang
terkait. Biaya ini kemudian
disusutkan selama estimasi umur ekonomis yang tersisa dari aktiva yang
terkait.
- Perbaikan
(betterments) yaitu pengeluaran yang meningkatkan efisiensi atau kapasitas
operasi aktiva selama sisa umur ekonomisnya. Pengeluaran tersebut di debit
ke akun aktiva yang terkait, sedangkan harga perolehan dan akumulasi
penyusutan aktiva terkait yang lama dihapuskan. Harga perolehan yang baru
akan disusutkan selama sisa estimasi umur ekonomis.
- Reparasi
besar-besaran (extraordinary repair) yaitu pengeluaran yang menambah umur
ekonomis dari estimasi semula.
Pengeluaran yang dilakukan
dikurangkan dengan akumulasi penyusutan aktiva terkait. Penyusutan
untuk periode yang akan datang kembali atas dasar nilai buku aktiva yang
direvisi dan estimasi umur ekonomis tersisa yang direvisi.
Contoh : Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp
50.000.000, umur ekonomis 10 tahun, metode garis lurus. Pada awal tahun ke 7 ,
dilakukan reparasi besar-besaran dengan biaya sebesar Rp 11.500.000,
meningkatkan umur ekonomis menjadi 7 tahun, maka penyusutan tahun ke 7 dan
seterusnya dihitung sebagai berikut :
Harga perolehan mesin Rp
50.000.000
Ak penyu s/d tahun ke 7 :
Rp 30.000.000
Biaya reperasi (
11.500.000)
(
18.500.000)
31.500.000
Penyusutan tahunan :
Rp
31.500.000 = Rp 4.500.000
7
th
Pengeluaran yang hanya memberi manfaat pada periode
berjalan atau dikeluarkan dengan tujuan mempertahankan efisiensi operasi normal
diklasifikasikan sebagai pengeluaran pendapatan dan debit ke akun beban.
Komponen
aktiva tetap
Tahap
pemakaian aktva tetap mungkin mencakup satu komponen atau lebih. Komponen
adalah bagian berwujud dari aktiva tetap yang dapat dipisahkan dan
diidentifikasikan sebagai aktiva yang disusutkan tersendiri sesuai dengan umur
manfaatnya. Sebagai contoh, sebuah atap atau lift dari sebuah bangunan dapat
diidentifikasikan sebagai sebuah komponen yang disusutkan terpisah dari
bangunannya. Ketika perusahaan memperoleh atau membangun komponen baru, biaya
harus dikapitalisasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Ketika sudah
terpasang, komponen akan disusutkan selama umur manfaatnya. Sebagai contoh,
pada tanggal 1 April, boxter Company membeli dan memasang alat pengangkat baru
di gudangnya seharga Rp 150.000.000. Biaya ini akan dikapitalisasi sebagai
komponen terpisah sebagai berikut :
Jurnal :
Alat
Pengangkut 150.000.000
Kas 150.000.000
Perusahaan
juga dapat mengganti suatu komponen. Penggantian diperhitungkan menjadi 2
tahap. Pertama, nilai buku komponen yang diganti di debit ke akun beban
penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan. Perlakuan ini konsisten dengan
perubahan estimasi. Yaitu, komponen aktiva tetap diakui sebagai aktiva yang
telah disusutkan penuh saat penggantian. Sebagai tambahan, biaya yang terjadi
untuk memindahkan komponen lama harus dicatat sebagai beban. Kedua, biaya langsung yang berkaitan dengan komponen baru
harus dikapitalisasi. Sebagai contoh, diasumsikan Boxter mengangkat atap gudangnya
pada tanggal 1 Agustus dengan biaya Rp 1.000.000. Pada 1 Agustus, nilai buku atap
lama (Rp 40.000.000 harga perolehan dikurangi Rp 31.000.00 akumulasi penyusutan)
sebesar Rp9.000.000. Pada tanggal 5 Agustus atap baru telah selesai dibuat
dengan menghabiskan biaya sebesar Rp 60 juta dan diestimasikan mempunyai umur
manfaat 20 tahun yang merupakan sisa umur dari bangunan. Pertama, biaya
mengangkat/memindahkan atap lama harus dibebankan, dan nilai buku atap yang
diganti harus disusutkan penuh sebagai berikut :
Jurnal
1 Agustus Beban
Pemindahan 1.000.000
Kas 1.000.000
1 Agustus Beban
Penyusutan 9.000.000
Akumulasi
peny- gudang 9.000.000
Setelah ayat jurnal diatas nilai buku atap lama menjadi
nol. Karena atap lama sudah diganti, maka harga perolehan awal dan
penyusutannya juga harus dihilangkan dari catatan akuntansi, seperti
diperlihatkan dalam ayat jurnal berikut ini ;
Akumulasi
penyu-gudang 40.000.000
Gudang 40.000.000
Kemudian biaya atap baru harus dikapitalisasi sebagai
komponen terpisah, sebagai berikut :
Jurnal :
5 Agustus Gudang 60.000.000
Kas 60.000.000
Dengan menggunakan metode garis lurus, atap baru akan
disusutkan selama 20 tahun sebesar Rp 3.000.000 (Rp 60.000.000 : 20 tahun)
h. Pelepasan
Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang tidak lagi berguna bisa dibuang, dijual
atu ditukar tambah dengan aktiva tetap lainnya. Rincian ayat jurnal untuk mencatat pelepasan aktiva
tetap dapat bervariasi. Namun, dalam semua kasus, nilai buku aktiva harus
dihapus dari akun, yang dilakukan dengan mendebit akun akumulasi penyusutan
aktiva yang terkait sebesar saldonya pada tanggal pelepasan dan mengkredit akun
aktiva sebesar biaya atau harga perolehannya.
Aktiva tetap tidak boleh dihapus dari akun hanya karena aktiva tersebut telah disusutkan secara penuh.
Jika aktiva masih digunakan oleh perusahaan, maka biaya dan akumulasi
penyusutan harus tetap tercatat dalam buku besar. Hal ini ditujukan untuk
mempertahankan akuntabilitas aktiva tersebut dalam buku besar. Jika nila buku
dari aktiva dihapuskan dari buku besar, tidak akan ada lagi buku mengenai
keberadaan dari aktiva. Selain itu, data-data biaya dan akumulasi penyusutan
aktiva biasanya dibutuhkan untuk pelaporan pajak properti dan pajak penghasilan
Pembuangan aktiva tetap
Jika aktiva tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak memiliki
nilai residu atau nilai pasar, maka aktiva tersebut akan dibuang. Apabila
aktiva belum semua disusutkan, maka penyusutan harus terlebih dahulu dicatat
sebelum dibuang.
Contoh : Peralatan
dengan harga perolehan Rp10.000.000, umur ekonomis 5 tahun, garis lurus, dibeli
tanggal 1 Januari 98. Pada tanggal 1
April 2001 ditarik dari pemakaian karena rusak dan tidak dapat diperbaiki.
Jurnal :
Beban peny Peralatan 500.000
Akumulasi peny peralatan
500.000
Akumulasi Peny Peralatan 6.500.000
Kerugian pelepasan peralatan 3.500.000
Peralatan 10.000.000
Penjualan aktiva tetap
1.
If the sale price is equal to book value,
there will be no gain or loss.
2.
If the sale price is less than book value,
there will be a loss equal to the difference.
3.
If the sale price is more than book value,
there will be a gain equal to the difference.
Gain or loss will be reported in the income
statement as Other Income or Other Loss.
Pada saat aktiva tetap
dijual, nilai buku aktiva dihapuskan dan kas atau aktiva lainnya yang diterima
juga dicatat. Jika harga jual lebih tinggi dari nilai buku aktiva, transaksi
tersebut menghasilkan keuntungan. Jika harga jual lebih rendah dari nilai buku,
terjadi kerugian.
Contoh : Apabila
peralatan diatas laku dijual seharga Rp 2.000.000, maka kerugian sebesar Rp
1.500.000
Jurnal :
Kas 2.000.000
Ak. Peny Peralatan 6.500.000
Kerugian penj Peralatan 1.500.000
Peralatan 10.000.000
Pertukaran Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang
dimiliki perusahaan dapat ditukar dengan aktiva yang baru. Pertukaran yang
terjadi dapat antara aktiva yang sejenis (memiliki kegunaan yang sama) dan
dapat pula antara aktiva yang tidak sejenis.
Exchanges of Similar Fixed Assets
ü Trade-in
Allowance (TIA) – amount allowed for old equipment toward the
purchase price of similar new assets.
ü Boot –
balance owed on new equipment after trade-in allowance has been deducted.
ü TIA
> Book Value = Gain on Trade
ü TIA
< Book Value = Loss on Trade
ü Gains
are never recognized (not recorded).
ü Losses
must be recognized (recorded).
Keuntungan dalam pertukaran apabila nilai buku aktiva lama lebih rendah
dari nilai tukar tambah (nilai pasar dari aktiva lama)
Kerugian dalam
pertukaran apabila nilai buku aktiva lama lebih tinggi dari nilai tukar tambah.
Selisih harga perolehan
aktiva baru dengan nilai tukar tambah dapat dibayarkan secara tunai atau suatu
kewajiban dicatat.
Keuntungan tidak diakui
apabila pertukaran yang terjadi antara aktiva tetap yang sejenis. Harga
perolehan aktiva yang baru dapat ditentukan dengan salah satu cara dibawah ini
:
1. Cost aktiva baru = cost aktiva baru – keuntungan dalam
pertukaran, atau
2.
Cost
aktiva baru = Kas yang dibayarkan (kewajiban) – Nilai Buku aktiva lama
Pada pertukaran aktiva
tidak sejenis keuntungan dan kerugian dalam pertukaran diakui pada periode yang
berjalan.
Contoh
Mesin yang dibeli tanggal 30 Juni 1999 dengan harga perolehan Rp
40.000.000, umur ekonomis 5 tahun, metode penyusutan garis lurus, pada
tanggal 1 April 2002 ditukar dengan
mesin baru seharga Rp 60.000.000. Nilai pasar (nilai tukar tambah) mesin lama
disepakati sebesar Rp 19.000.000. Selisih harga mesin baru dengan nilai pasar
mesin lama dibayar dengan kas
Nilai buku mesin lama :
Harga perolehan
mesin lama 40.000.000
Ak peny
30-6-99 s/d 1-1-2002 20.000.000
Peny 1/1 s/d
1/4 -2002
2.000.000
Akumulasi penyusutan mesi lama (22.000.000)
Nilai
buku mesin lama 18.000.000
Nilai
tukar tambah 19.000.000)
Keuntungan
yang tidak boleh diakui 1.000.000
Kas yang harus dibayar :
Rp
60.000.000 – Rp 19.000.000 = Rp 41.000.000
Harga perolehan mesin baru :
Rp
60.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 59.000.000
atau
Rp
41.000.000 – Rp 18.000.000 = Rp 59.000.000
Jurnal :
* Beban
Penyusutan mesin 2.000.000
Akumulasi peny mesin 2.000.000
* Mesin (baru) 59.000.000
Ak. Peny mesin (lama) 22.000.000
Mesin
(lama) 40.000.000
Kas 41.000.000
Jika harga pasar mesin lama Rp 15.000.000, jumlah kas
yang harus dibayar Rp 45.000.000, sedangkan kerugian karena pertukaran mesin Rp
3.000.000
Jurnal :
Mesin (baru) 60.000.000
Ak. Peny mesin (lama) 22.000.000
Rugi pelepasan aktiva tetap
3.000.000
Mesin
(lama) 40.000.000
Kas 45.000.000
i. Leasing Aktiva Tetap
Leasing (sewa guna usaha) adalah kontrak untuk
menggunakan suatu aktiva dalam jangka waktu tertentu.
Dua pihak yang terlibat dalam leasing :
-
Lessor, adalah pihak yang memiliki aktiva
-
Lessee, adalah pihak yang mendapatkan hak
untuk menggunakan aktiva yang dialihkan oleh lessor.
Jenis Leasing :
1. Financial
leasing ( sewa guna usaha dengan hak opsi)
Lessor
: mencatat sebagai piutang sebesar jumlah piutang SGU ditambah nilai sisa
(harga opsi) yang akan diterima lessor dikurangi dengan pendapatan SGU yang
belum diakui dan simpanan jaminan. Selisih antara piutang SGU ditambah harga
opsi dengan harga perolehan aktiva tetap diperlakukan sebagai pendapatan SGU
yang belum diakui (unearned lease income)
Lessee
: dalam neracanya harus mencatat aktiva tetap dan kewajiban dalam jumlah yang
sama. Aktiva tetap tersebut disusutkan oleh lessee
2. Operating
leasing
Lessor
: mencatat aktiva lease sebagai aktiva tetapnya dan melakukan penyusutan atas
aktiva, pembayaran sewa oleh lesse
dicatat sebagai pendapat sewa
Lessee
: pembayaran yang dilakukan dicatat sebagai biaya sewa
j. Pengendalian Internal atas
aktiva Tetap
Karena
aktiva tetap bernilai tinggi dan berumur ekonomis panjang, adalah penting untuk
merancang dan menerapka pengendalian internal yang efektif atas aktiva tetap.
Pengendalian seperti itu harus dimulai dengan otorisasi dan prosedur yang
disetujui untuk membeli aktiva tetap. Pengendalian itu juga harus dibentuk
untuk menjamin bahwa aktiva tetap dibeli dengan harga yang serendah mungkin.
Salah satu prosedur untuk mencapai tujuan ini adalah dengan meminta para
pemasok mengajukan tawaran kompetitif.
Segara
setelah aktiva tetap diterima, aktiva tersebut harus diperiksa dan diberi label
untuk tujuan pengendalian dan dicatat dalam buku besar pembantu. Prosedur ini
dimasudkan untuk membentuk pertanggunggugatan awal bagi aktiva dimaksud. Buku
besar pembantu juga berguna dalam menentukan beban penyusutan dan pencatatan
pelepasan aktiva. Data-data operasi yang dicatat dalam buku besar pembantu,
seperti jumlah kerusakan, lamanya aktiva tidak terpakai, dan biaya perbaikan,
berguna dalam menentukan perlu tidaknya suatu aktiva diganti. Sebuah perusahaan
yang memilikibuku besar pembantu terkomputerisasi mungkin menggunakan label
kode batang (bar code), yang serupa dengan bar code yang ada di belakang buku
teks ini, agar data-data aktiva tetap dapat langsung dipindai ke dalam catatan
komputer.
Aktiva
tetap juga harus diasuransikan terhadap pencurian, kebakaran, banjir, atau
bencana lainnya. Selain diasuransikan, perusahaan juga perlu membentuk
perangkat-perangkat perlindungan terhadap pencurian, penyalahgunaan, atau
kerusakan lain. Sebagai contoh aktiva tetap yang sangat gampang dicuri, seperti
komputer harus dikunci atau dijaga ketika sedang tidak digunakan. Perlindungan
terhadap komputer juga meliputi pengendalian terhadap cuaca dan penyediaan
peralatan pemadam kebakaran khusus. Perusahaan juga perlu membentuk prosedur
pelatihan pegawai untuk mengoperasikan aktiva tetap seperti peralatan dan
mesin-mesin dengan benar.
Perhitungan
fisik persedian aktiva tetap harus dilakukan secara periodik dalam rangka
memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan semacam itu ditunjukkan
untuk mendeteksi aktiva tetap yang telah hilang, rusak, atau menganggur. Selain itu, aktiva tetap harus
diperiksa secara periodik untuk menentukan kondisinya.
Pengendalian yang hati-hati
juga harus dilaksanakan dalam pelepasan aktiva tetap. Semua pelepasan harus
diotorisasi dan disetujui secara benar. Aktiva yang telah disusutkan secara
penuh harus tetap dipertahankan dalam catatan akuntansi sampai pelepasan
diotorisasi dan aktiva tersebut dikeluarkan dari pemakai.
k. Sumber Daya Alam
Aktiva tetap dari perusahaan mungkin terdiri dari kayu hutan, biji besi,
mineral atau sumber daya alam lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh hak penguasaan dialokasikan selama masa eksploitasi dengan metode
unit produksi. Proses pemindahan biaya sumber daya alam ke perkiraan beban dinamakan
deplesi (depletion). Tarif deplesi dihitung dengan cara membagi biaya yang dikeluarkan dengan estimasi
cadangannya.
Contoh : Sebuah perusahaan
membayar Rp 2.500.000.000 untuk
mendapatkan hak penambangan barang tambang yang diestimasi memiliki
cadangan 500.000 ton. Jika tahun pertama
ditambang sebanyak 75.000 ton.
Tentukan tarif dan beban
deplesi untuk tahun pertama !
Tarif deplesi per unit = Rp 2.500.000.000
500.000
=
Rp 5.000
Beban deplesi untuk tahun pertama Rp 5.000 x 75.000 ton = Rp 1.875.000.000
Jurnal : Beban deplesi 1.875.000.000
Akumulasi
deplesi 1.875.000.000
l. Aktiva Tak Berwujud
Aktiva jangka panjang yang tidak memiliki atribut-atribut
fisik tetapi digunakan dalam bisnis diklasifikasikan sebagai aktiva tak
berwujud. Contoh-contoh aktiva tak berwujud adalah paten, hak cipta, merek
dagang, dan goodwill. Harga perolehan
dari suatu aktiva tak berwujud harus didebit ke akun aktiva. Harga perolehan
ini kemudian harus diamortisasi atau dihapus selama estimasi umur manfaat
aktiva yang diharapkan dengan mendebit
perkiraan beban dan mengkredit perkiraan aktiva tak berwujud.
Paten
Merupakan hak khusus untuk memproduksi dan menjual barang
yang memiliki spesifikasi tertentu. Sebuah perusahaan dapat juga membeli hak paten
dari dari perusahaan lain atau memmperolehnya melalui upaya penelitian dan
pengembangan sendiri.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh paten didebit ke perkiraan
paten.Biaya perolehan tersebut diamortasasi menggunakan metode garis lurus selama
tahun-tahun kegunaan yang diharapkan dengan cara mengkredit langsung perkiraan
paten.
Jurnal :
* Saat memperoleh paten : Paten xx
Kas xx
* Saat mencatat amortasasi : Beban
amortisasi –paten xx
Paten xx
Apabila perusahaan mengembangkan paten sendiri melalui penelitian dan
pengembangan (R&D), maka biaya yang dikeluarkan dapat dicatat sebagai beban
operasi berjalan dalam periode terjadinya dengan syarat :
-
Manfaat
masa depan dari R&D sangatlah tidak pasti
-
Sulit
untuk mengestimasi secara objektif biayanya
Hak Cipta dan Merek Dagang
Hak cipta (copy right) merupakan hak eksklusif untuk mempublikasikan dan
menjual buku, karya, seni atau komposisi musik.
Merek Dagang (trademark) adalah
nama, istilah atau simbol yang digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan
produknya
Goodwill
Goodwill mengacu kepada aktiva tak berwujud milik sebuah perusahaan yang
tercipta dari faktor-faktor yang menguntungkan seperti lokasi, kualitas produk,
reputasi dan keahlian manajerial.
Goodwill dapat dicatat, jika goodwill tersebut ditentukan secara objektif
oleh transaksi, misalnya pembelian atau penjualan perusahaan
m. Pelaporan Keuangan untuk
aktiva tetap dan aktiva tak berwujud
Jumlah beban penyusutan dan metode-metode yang digunakan
dalam menghitung penyusutan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Selain
itu setiap kelas utama aktiva juga harus diungkapkan bersama-sama dengan
akumulasi penyusutan yang berhubungan. Aktiva tak berwujud biasanya disajikan
di neraca dalam seksi terpisah dari seksi aktiva tetap. Setiap kelas utama
aktiva tak berwujud harus dilaporkan setelah amortisasi dicatat pada tanggal
terjadinya.
Discovery
Mining Co.
Partial Balance Sheet
December 31, 2006
Partial Balance Sheet
December 31, 2006
Accum. Book
Property,
plant, and equipment: Cost Depr. Value
Land $ 30,000 $
30,000
Buildings 110,000 $ 26,000 84,000
Factory equipment 650,000 192,000
458,000
Office equipment 120,000 13,000 107,000
$910,000 $231,000
$ 679,000
Mineral
Deposits
$1,950,000 $1,000,000 950,000
Total property, plant, equipment & deposit
$1,629,000
Intangible
assets:
Patents $
75,000
Goodwill 50,000
Total intangible assets $
125,000
Soal-soal
Soal 1
Cero
Company membeli peralatan waterproof pada tanggal 2 Januari 2005 seharga $214.000.
Peralatan tersebut diperkirakan memiliki umur manfaat 4
tahun atau 31.250 jam operasi, dan nilai sisa $ 14.000. Peralatan tersebut
telah digunakan selama 10.750 jam pada tahun 2005, 9.500 jam pada tahun 2006,
6.000 jam pada tahun 2007 dan 5.000 jam pada tahun 2008.
Tentukanlah
jumlah beban penyusutan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005, 2006, 2007
dan 2008 dengan metode straight line, double declining balance, unit of
production and sum of the years digit !
Soal 2
Peralatan yang dibeli pada tanggal 3 Januari 2003 seharga
$96.000, memiliki estimasi umur manfaat 6 tahun dan estimasi nilai sisa $6.000
- Berapa jumlah
penyusutan tahunan untuk tahun 2003, 2004 dan 2005 dengan menggunakan garis
lurus ?
- Berapa nilai
buku peralatan pada tanggal 1 Januari 2006 ?
- Jika peralatan
tersebut dijual pada tanggal 2 Januari 2006 seharga $38.000, buatlah ayat
jurnal untuk mencatat penjualan ini !
- Dengan
mengasumsikan bahwa peralatan tersebut dijual pada tanggal 2 Januari 2006
seharga $53.000, buatlah ayat jurnal untuk penjualan ini !
Soal 3
Pada
tanggal 1 Juli, Jaguar Co. , perusahaan air
minum membeli peralatan pembotolan baru seharga $385.000. Jaguar menerima nilai
tukar tambah sebesar $100.000 atas peralatan
lama dari jenis yang serupa, membayar tunai $35.000 dan sisanya dilunasi dengan
serangkaian lima wesel bayar. Informasi-informasi berikut
mengenai peralatan lama diperoleh dari buku besar peralatan : harga perolehan :
$280.000, akumulasi penyusutan per 31 Desember akhir tahun sebelumnya $
144.000, penyusutan tahunan $16.000.
Buatlah
ayat jurnal untuk mencatat a) penyusutan tahun berjalan atas peralatan lama
pada tanggal pertukaran dan b) transaksi tanggal 1 Juli untuk tujuan pelaporan
keuangan !
Soal 4
Discovery
Co. memperoleh hak penambangan mineral seharga $80.000.000. Cadangan mineral tersebut diestimasi sebanyak 100.000.000
ton. Selama tahun berjalan, perusahaan telah menambang 15.500.000 ton mineral
dan menjualnya seharga $16.500.000
- Tentukan jumlah beban deplesi untuk tahun
berjalan
- Buatlah jurnal
penyesuaian untuk mengakui beban deplesi tersebut
Soal 5
Colmey
Company membeli hak paten pada tanggal 3 Januari 2003 seharga $472.500. Paten
tersebut memiliki estimasi umur manfaat yang sama dengan umur resminya yaitu 15
tahun. Pada tanggal 5 Januari 2006, Colmey berhasil mempertahankan paten tersebut dalam suatu perkara pengadilan
dan menghabiskan biaya 475.000
- Tentukanlah beban amortisasi paten untuk
tahun berjalan yang berakhir 31 Desember 2006
- Buatlah ayat jurnal penyesuaian untuk
mengakui amortisasi tersebut !
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete